Share

Bab 6

Di sepertiga malam, Aisyah mengelap air matanya dan bangun untuk melaksanakan salat tahajud.

Bukan karena hanya dia seorang ustadzah, Aisyah memang sudah terbiasa untuk melaksanakan salat tahajud di sepertiga malam setiap harinya.

Lingkungan tempat tinggal Aisyah yang berada di sekitar pesantren menjadi alasan paling besar terbentuknya pribadi yang sholehah dalam diri Aisyah. Apalagi, kyai Sulaiman selaku Abahnya merupakan seorang yang paham agama.

Saat Aisyah bangun ia sempat menoleh dan memperhatikan suami barunya itu.

"Haruskah kubangunkan?" lirih Aisyah. Namun, dia menggeleng dengan cepat.

Gegas, Aisyah kemudian segera bergegas menyiapkan sajadah untuk melaksanakan salat tahajud.

Ternyata, kejadian itu disaksikan oleh oleh Ronald, suaminya sendiri.

Sebelum memulai melaksanakan salat tahajud, Aisyah sempat melirik dan memperhatikan suaminya.

Timbul keinginan lagi di dalam diri Aisyah untuk mengajak suaminya salat tahajud bersama. Namun, mengingat kondisi suaminya yang sedang lumpuh Aisyah mengurungkan niatnya.

"AllahuAkbar!"

Aisyah kemudian memulai salatnya yang diperhatikan oleh Ronald.

Ronald kemudian tidak peduli dan memalingkan pandangannya lalu menutup matanya.

Tidak tahu sudah berapa lama Ronald menutup matanya, dan sudah berapa lama ia tidur.

Kini, Aisyah membangunkannya ketika waktu menunjukkan pukul 04.00 lewat, waktunya melaksanakan salat subuh! Kalau ini, Aisyah tidak mungkin tidak membangunkan suaminya.

Ini adalah kewajinan.

"Ronald, bangunlah sekarang sudah waktunya salat subuh!" Aisyah berusaha membangunkan Ronald dengan menggoyang-goyangkan tubuhnya.

Ketika mata Ronald terbuka, Iya menyaksikan istrinya yang masih mengenakan cadar bahkan di depan dirinya yang adalah suami sahnya. Ronald pun kemudian berkata, "Kau salat saja sendiri!"

Tampaknya ,Ronald tidak mau diajak untuk melaksanakan salat subuh bersama dengan istrinya.

"Kenapa? Melaksanakan sholat fardhu adalah sebuah kewajiban bagi setiap muslim," ucap Aisyah.

"Aku tegaskan sekali lagi aku bukanlah orang Sholeh, aku bukanlah orang baik. Sebelumnya, aku sudah pernah mengatakannya, kan? Aku sudah terbiasa melaksanakan hal-hal haram dan berbuat dosa. Dan aku seorang mantan narapidana. Jika mau, kau sholat saja sendiri!" ucap Ronald.

Aisyah sudah menduga bahwa suaminya tidak akan bersedia ikut melaksanakan salat subuh. Aisyah hanya bisa melapangkan dada dan ber istighfar seraya bersabar melihat kelakuan suaminya.

Dengan sangat terpaksa, Aisyah kemudian segera melaksanakan salat subuh tanpa ditemani sang suami.

Malam pertama Aisyah pun tidak berlalu dengan sangat baik. Tidak ada yang terjadi di antara keduanya. Bahkan, Ronald masih belum melihat wajah Aisyah sama sekali.

Parahnya, Ronald mengaku bahwa sebenarnya tidak ingin menikah dengan Aisyah, tetapi keadaanlah yang memaksanya.

"Baiklah," lirih Aisyah pelan. Dia tidak akan memaksa suaminya itu.

*****

Di pagi hari, Aisyah akhirnya membantu Ronald untuk memindahkannya ke kursi roda.

Aisyah pun kemudian mengurusnya dengan sangat baik, menjalankan semua tugasnya--termasuk mengurus dan memasak untuk Ronald. 

Aisyah benar-benar merawat Ronaldo dengan sangat sukarela. 

Semuanya berjalan lancar sampai pada saat menjelang waktu ashar sekitar pukul 02.00 siang.

Saat itu, Ronald merasa ingin buang air besar.

Awalnya, dia merasa malu untuk mengatakannya.

Ronald berusaha sendiri dan pergi ke kamar mandi dengan kursi rodanya. Namun, yang terjadi selanjutnya malah hanyalah sebuah kecelakaan.

Usaha Ronald seakan sia-sia.

Kakinya yang tidak bisa bergerak dan keadaannya yang sedang lumpuh, membuat Ronald tidak berdaya. Bahkan di saat Ronald terjatuh, dia semakin tidak bisa menahan keinginannya untuk buang air, hingga akhirnya keluar dengan sendirinya.

Yah, Ronald baru saja berak di celananya.

Karena hal memalukan itulah, Ronald maksa enggan untuk memanggil Aisyah dan membantunya.

Namun mau sebaik apapun Ronald menyembunyikannya, pada akhirnya Aisyah tetap melihat Ronald yang sudah terjatuh di dalam WC.

Aisyah kemudian segera menolong Ronald. Saat Aisyah datang, Ronald hanya terdiam seribu bahasa. Dia tidak bisa berkata apa-apa dan hanya bisa menunduk malu.

Wajah Aisyah memang sempat berubah seketika ketika merasakan dan menyadari fakta bahwa Ronald baru saja berak di celananya. Bukannya tertawa menertawakan Ronald, Aisyah malah membantu dan melepas pakaian Ronald.

Tentu saja, Aisyah membantu Ronald untuk segera buang air besar dan mengganti pakaiannya di WC. Celana Ronald yang terkena feses tentu saja menjadi alasan utama Aisyah memilih mengganti pakaian Ronald.

"Lain kali, kalau mau ke WC, bilang sama aku. Jangan sampai kejadian ini terulang lagi," ucap Aisyah yang kemudian segera meninggalkan Ronald ke dapur.

Rumah yang Aisyah dan Ronald tempati sangatlah kecil, sehingga toilet, dapur, dan kamar, hanya berjarak beberapa langkah saja.

Tepat setelah Aisyah meninggalkannya, Ronald menghela napas.

Ia merasa sangat bersalah.

Ronald kemudian menjalankan kursi rodanya dengan menggunakan bantuan kedua tangannya. Dengan menggerakkan roda besar di sampingnya, Ronald bisa berjalan meski agak kesusahan menjalankan kursi rodanya.

Ronald kemudian menghampiri Aisyah yang saat itu sedang memotong wortel. "Maaf!" katanya.

Aisyah tentu saja terkejut mendengarnya. "Maaf untuk apa?" tanya Aisyah.

"Maaf karena telah banyak merepotkanmu. Maaf karena aku tidak bisa memberikanmu nafkah sebagai suamimu. Maaf karena mungkin, kau sebenarnya tidak menginginkan pernikahan ini," ucap Ronald pada akhirnya.

Aisyah kemudian segera menghentikan pekerjaannya. Wortel itu kemudian diletakkan bersama dengan pisau di atas nampan dan kemudian Aisyah membalikkan wajahnya dan menatap Ronald.

"Hanya itu?" tanya Aisyah.

Ronald kemudian menunduk malu saat mengingat kejadian dimana Aisyah menolongnya di kamar mandi. Ia benar-benar merasa malu.

"Maaf! Karena kecerobohanku, kau harus melihatku dalam keadaan seperti itu dan masih harus membersihkan...." Ronald tidak mampu melanjutkan perkataannya itu.

"Sebagai istrimu, sudah menjadi kewajibanku untuk merawat mu dalam keadaan ini. Dan sebagai istrimu, engkau halal melihat seluruh tubuhku bahkan begitu sebaliknya. Jadi, kau tidak perlu merasa bersalah." ucap Aisyah.

"Jika apa yang kamu katakan benar, lantas mengapa kamu masih menggunakan cadar itu bahkan ketika hanya ada aku dan kau?" tanya Ronald penasaran. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status