Share

Pengalaman Pertama Sang Perawan

Karena tubuhnya terasa gerah, Brian pun mengajak Suzy mandi bersamanya di bawah guyuran air shower yang dingin. Wanita itu bergidik kedinginan, tetapi Brian membiarkannya dan menyabuni tubuh polos berlekuk-lekuk erotis di hadapannya setiap inchi dengan telaten. Aroma tubuh Suzy pun menjadi semerbak bunga-bunga seperti cairan body wash yang dipakai Brian.

"Sudah harum sekarang," gumam Brian lalu melumat buah dada yang menyembul menggoda matanya sedari tadi. Suzy memekik tertahan dengan napas terengah saat tubuhnya dijamah intim oleh suaminya. 

"Mass—" Suzy merasa limbung dan berpegangan erat ke badan kekar Brian.

Kemudian Brian mengambilkan dua handuk bersih untuk dirinya dan Suzy untuk mengeringkan tubuh mereka. Setelah itu handuk itu diambilnya lagi dan ditaruh di meja wastafel.

Hasrat Brian tak tertahankan lagi untuk melebur bersama wanita cantik nan sexy yang telah dibayarnya lunas senilai 1 milyar rupiah sore tadi. Dia menarik tangan Suzy yang melangkah keluar dari kamar mandi. Mereka berdua pun menuju ke pembaringan dengan empat tiang di masing sudut ranjang yang ada di tengah kamar luas itu.

Sedikit nampak kuno, pikir Suzy saat mengamati model ranjang milik suami barunya. Namun, dia lebih tergelitik dengan apa yang akan dilakukan pria tersebut kepadanya. 

"AAARRGHH!" pekik Suzy terkejut ketika tubuhnya dibanting Brian di atas kasur lalu ditindih oleh badan besar pria itu.

Tak ada selembar kain pun yang tersisa menutup tubuhnya hingga Suzy merasa sangat malu saat ini. Dia menggigit bibir bawahnya karena cemas. Namun, Brian menatap wajahnya dari jarak dekat dan ibu jari besar itu mengusap-usap puncak buah dada Suzy yang segera bereaksi mengeras oleh hasrat spontannya yang bergulung-gulung laksana ombak.

"Aahh ... Mass," desahnya tak tahan sekaligus tak tahu harus bagaimana.

"Apa, Cantikku? Enak ya?" sahut Brian lalu melarikan tangannya turun ke pusar lalu ke bawahnya lagi dan mulai menyentuh dengan ringan berulang kali bagian sensitif yang cepat menjadi basah ... basah sekali.

Brian pun berbisik, "Kamu sudah siap buatku, Suzy Sayang. Lebarkan pahamu dan rileks saja. Malam belum juga tiba ... aku akan membawamu ke puncak surga dunia!"

Dengan patuh wanita muda itu melakukan perintah Brian lalu menunggu apa yang akan terjadi. Namun, bukan seperti yang dia duga bahwa miliknya akan diterobos oleh benda panjang tumpul milik suaminya. Tidak secepat itu.

Memang Brian berlutut di hadapannya, tetapi ia lalu membenamkan wajahnya ke ceruk di antara pangkal paha Suzy. Suara seruputan berisik dari mulut Brian yang mengisap cairan cinta dari istrinya membuat wajah Suzy merona oleh gairah sekaligus rasa malu. 

'Ohh ... enak bangethh, astaga! Baru kali ini aku diginiin sama cowok,' batin Suzy yang sebelumnya belum pernah terjamah oleh seorang pria pun. Ini adalah pengalaman pertamanya.

Setelah puas, Brian pun mengangkat wajahnya lalu melirik ke arah Suzy yang tersipu malu. "Kamu kalem banget ya, Sayang. Apa boleh aku request?" ujar Brian.

"Emm ... request? Mau minta apa, Mas Brian?" sahut Suzy penasaran.

"Kamu belajar buat muasin aku dan jangan malu-malu lagi setelah ini. Aku lebih suka istri yang aktif di ranjang. Maksudku yang inisiatif gitu, nggak semua harus aku yang mulai ngajakin buat berhubungan. Bayangin aja dengan uang 1 milyar kamu bisa dapat apa saja di real life, jadi kasih aku servis yang oke dong!" terang Brian dengan jelas seperti ketika dia memberikan presentasi ke klien-klien pentingnya.

Mendengar penjelasan Brian maka Suzy pun mengangguk-angguk seolah mengerti dengan keinginan suaminya. "Siap, Mas. Nanti Suzy belajar dari internet cara memuaskan laki-laki seperti apa," jawabnya lugu.

Brian tak sanggup menahan tawanya yang membahana. Dia pun berbaring di samping Suzy lalu membelai-belai jagoannya dengan telapak tangan kanannya, sementara tangan kirinya berada di bawah kepalanya. "Coba kamu ciumin dan belai pake lidah kamu nih, Suz!" perintahnya.

Perlahan Suzy beranjak ke hadapan Brian yang melebarkan kedua paha berbulu lebatnya. Dengan bertekad, ia pun merundukkan kepalanya dan mulai memanjakan bagian pribadi pria itu dengan tangan dan mulutnya. 

Brian menggeram maskulin menahan gelora gairahnya yang dinyalakan dengan ahli oleh pemula seperti Suzy Malika. Dia tak menyangka sepintar itu istri kontraknya menyenangkan dirinya. "Good job, Suzy. Itu enak banget ... cukup!" ujar Brian lalu membanting tubuh ramping nan molek tersebut ke atas ranjang. 

Dia mengangkat kedua betis mulus Suzy ke bahunya kanan kiri dan menghujaninya dengan kecupan sembari tak melepaskan tatapannya dari wajah Suzy yang sepertinya horny berat. Kemudian Brian mendorong panggulnya kuat dan cepat tanpa keraguan hingga selaput tipis yang menjadi segel keperawanan istrinya terkoyak.

"Aauww!" Suzy menangis terisak karena rasa sakit yang seakan mencabik tubuhnya secepat kilat. Ada rasa kehilangan di dalam dadanya. 

Dengan lembut Brian menghadiahkan ciuman ke bibir Suzy. Begitu dalam dan seolah mengobati rasa sakit yang diderita wanita perawan itu barusan. "Kamu milikku untuk yang pertama kalinya, Suzy Malika. Ini momen yang istimewa bagi kita. Aku nggak pernah menyangka bahwa di kota metropolitan sekotor Jakarta ini, masih ada perawan cantik yang tersisa. Itu pun kutemukan di tempat hiburan malam. Sungguh beruntung sekali, pria brengsek ini!" tutur Brian jujur menilai istri bayarannya.

Dia menghapus bulir air mata yang luruh dari sudut mata Suzy sembari tersenyum tulus. "Sekarang saatnya membuatmu jadi ketagihan dengan betapa nikmatnya bercinta itu, Sayang!" bujuk Brian.

Dimulai dengan hentakan pinggul yang perlahan lalu disusul dengan yang lebih cepat lagi. Brian membuat Suzy melayang-layang dalam kenikmatan. Desahan dari bibir ranum itu terdengar jelas.

Namun, Brian berhenti bergerak. "Katakan padaku apa kau ingin lanjut atau cukup, Sayang!"

"Lanjuttt Mass ... lagiii aaahh ... mmmhh," sahut Suzy yang sudah keenakan dan tak ingin berhenti. 

Senyum kemenangan terukir di wajah Brian. Dia sengaja melakukannya untuk mengetahui apa yang ia rasakan sama dengan yang Suzy rasakan. Sebenarnya milik wanita itu masih sangat sempit menggigit, tentu saja karena dia bercinta dengan perawan. 

"Enak ya, Suz?" goda Brian yang mendapat anggukan malu-malu dari Suzy.

"Bilang yang kenceng, 'aku suka dikawinin sama kamu, Mas Brian Ganteng!'. Ayo—aku baru lanjut," perintah Brian dengan sengaja.

Dengan wajah yang merona Suzy mengikuti kehendak suaminya. Dia berkata, "Aku suka dikawinin sama kamu, Mas Brian Ganteng. Terusin dong, Sayang!"

Perkataan Suzy itu seolah menyiram bensin ke api yang tengah menyala. Brian pun memacu tubuhnya dengan kencang hingga istrinya menggapai puncak kenikmatannya terlebih dahulu. Cairan kewanitaannya meluap-luap membasahi seprai putih yang ternoda darah perawan di bawahnya.

Brian pun terus melaju kencang dalam gairah liarnya, staminanya seolah tak kunjung habis dan dia merubah posisi mereka dengan Suzy menungging membelakanginya. Jagoan miliknya merangsek masuk dari belakang dan bergerak cepat keluar masuk liang sempit istrinya. 

Rasanya Suzy nyaris pingsan karena keperkasaan pria itu. Tubuhnya yang lunglai didekap dari belakang oleh lengan kekar Brian sambil terus dihajar dalam kenikmatan ragawi yang memabukkan. 

"Mass kamu kuat bangetthh!" desah Suzy merem melek meresapi inti tubuh feminin miliknya dikuasai dengan gagah perkasa oleh suaminya.

Telapak tangan Brian meremas bulatan padat yang terguncang-guncang oleh desakan tubuh kekarnya. Bibirnya membuat bekas-bekas kepemilikan merah di sepanjang garis leher dan bahu Suzy, sangat banyak hingga tak terhitung jumlahnya. Dia sangat bernapsu kali ini berbeda dengan pengalaman sebelum-sebelumnya.

"Perawanku memang beda, sangat nikmat dan memesona!" bisik Brian di tepi telinga Suzy.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Erni Erniati
woooyyy masih siang woooyyy. udah panas panasan aja. hehehe
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status