Share

Lamaran Lagi

"Ma-maaf, Zahwa. Saya tidak paham apa yang kamu maksud."

"Hehehe, pada tegang banget. Minum, dulu Nay," perintahku gak tega dengan raut wajah Nayla yang tertekan.

Walaupun aku terkenal sebagai ratu julid bin nyinyir di keluarga ini, aku tetap punya hati. Kasihan juga melihat wajah polos Nayla. Dihadapkan dengan empat orang yang menatapnya tajam. Bagaikan kawanan singa yang siap menerkam.

"E-enggak usah, Mbak. Saya pamit pulang saja."

"Eh, eh, main pergi aja."

Zahwa menarik tangan Nayla. Genggamannya cukup erat. Sampai Nayla sedikit terhempas ke sofa. Dengan susah payah dia melepaskan cengkraman Zahwa.

"Wa, jangan kasar," cegah Mbak Ela.

"Hehehe, maaf, Mah. Kelepasan."

"Kenapa kalian jahat sama saya? apa

salah saya. Saya ke sini hanya ingin mengambil uang jasa membuat kue, hiks, hiks."

Nayla meneteskan bulir bening di pipi. Wajah memerah. Suara tangisnya begitu menyayat hati. Aku benar-benar tak tega. Menurutku, perbuatan kami salah. Bisa jadi, dugaan kami hanya prasangka buruk t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status