Share

Bab 14

Pasca acara selesai. Meja makan seperti kapal pecah. Piring kotor dengan berbagai sisa-sisa tulang, cangkang, berserakan. Bahkan bekas kuah yang menempel di meja sudah seperti lukisan abstrak.

Kuperhatikan Aira sedang video call dengan seseorang di dekat daun jendela. Terlihat serius sekali.

"Teleponan sama siapa?" tanyaku ketika dia berjalan ke arahku.

"Ibu."

"Ada apa lagi? Ibu kesasar atau kecelakaan?"

"Kamu ya, Mas! Kalau ngomong nggak dipikir dulu. Kamu mendoakan ibuku kecelakaan?"

"Aku cuma bertanya. Ini siapa yang mau membersihkan?"

"Ini acara siapa?" Aira bertanya balik. Lalu berjalan menjauhiku.

"Kamu mau kemana?"

"Mencari hidayah!" sahutnya tanpa menoleh.

Aku bisa saja membentak atau menyuruh Aira membereskan semua ini. Tapi, aku terlanjur menandatangi surat perjanjian itu.

Aku mencoba menghubungi ibu mertua. Siapa tahu di kampung halamannya ada yang membutuhkan pekerjaan sebagai asisten rumah tangga.

"Hallo, Kevin. Ini Bu Tuti. Masih ingat kan, emak gemoy yang mengambilkanm
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status