“Kalian ini, bercandanya tidak lucu.” jawab Edoardo sambil terkekeh.Felix melirik Nick yang sama sedang meliriknya.“Tapi aku serius ayah mertua.” ucap Felix.“Benar tuan. Apa yang dikatakan tuan Albert, aku ingin melamar Embun untuk jadi istriku.” Nick ikut menimpali setelah mengumpulkan keberanian untuk mengatakannya langsung pada Edoardo.“Tunggu-tunggu. Aku masih tidak percaya dengan apa yang aku dengar. Memang sejak kapan anda pacaran dengan putri saya tuan Nick?” tanya Edoardo dengan wajah bingung. Di tidak pernah tahu atau mendengar rumor tentang Nick dan Embun, sekarang tiba-tiba pria itu datang melamar.“Tadi sore.” celetuk Nick yang membuat Edoardo dan Felix menatapnya dengan melongo.Sedangkan Embun yang bersembunyi di belakang tembok sana, menepuk jidatnya mendengar celetukan Nick.‘Astaga! Kulkas nih ya benar-benar dah ah!’ batin Felix mengerutuki Nick.“Sebentar. Apa aku tidak salah dengar? Kau baru sore tadi pacaran dan sekarang….” Edoardo melihat arloji di pergelangan
“Katakan padanya siapa wanita yang si bodoh itu penjarakan!” bentak Alex pada wanita yang baru saja dia hempaskan dengan telah membuka kain yang disumpalkan pada mulut si wanita. Hiks!“Tolong lepaskan aku Alex.” Wanita itu menangis memohon. Namun bukannya terketuk hati Alex, yang ada Alex malah semakin menatap wanita itu dengan tajam.“Cepat katakan! Rahasia besar yang akan menghancurkan keluarga ini! Haha…” teriaknya.Sonya menatap Felix dan Glendale secara bersamaan.“Tuan Glendale, presdir Albert saya… ingin mengatakan sebuah rahasia yang selama ini saya simpan.” ucap Sonya.Ya. Wanita yang di sekap oleh Alex yaitu Sonya istrinya sendiri.“Katakan padaku. Apa yang anda ketahui nyonya?” tanya Felix mewakili Glendale yang duduk tidak berdaya.“Vanya adalah anak Adrian hasil dari hubungan gelap kami.” Duar!Glendale menggeleng kuat. Dunianya seakan hancur saat itu juga. Putra kebanggaannya tidak akan pernah melakukan hal semengijikan itu.“Anda jangan bohong! Apa maksud anda meng
Felix adalah menantu Keluarga Edoardo. Dia menikahi Naya, Putri semata wayang Tuan Edoardo, Pemilik Perusahaan tempat Felix bekerja.Kehadirannya dalam rumah ini tidak diinginkan, terlebih oleh ayah Naya. Karena Felix hanyalah seorang karyawan biasanya.Edoardo begitu membenci Felix yang tanpa restu telah membuat sertifikat Pernikahan dengan Naya.Jika di pikir, itu semua itu bukan keinginan Felix, karena ada siang itu, Naya yang memaksa Felix untuk menikah di biro urusan Sipil dan pulang ke rumah dengan sudah membawa sertifikat pernikahan mereka yang Naya tunjukan pada kedua orang tuanya.Satu bulan berlalu begitu terasa dingin bagi Felix, saat dia harus tinggal satu atap dengan orang-orang yang terus menghinanya. Tetapi dia bertahan demi Naya, istri tercintanya.Setiap hari dia harus bangun pagi-pagi buta untuk menyapu dan mengepel lantai, lalu setelah semua pekerjaan yang dijadwalkan oleh Nyonya Edoardo untuknya selesai, dia akan bergegas kembali ke kamar dan bersiap pergi ke tempa
"Maaf tuan. Tadi saya buru buru." Ucap seorang pemuda yang baru saja turun dari motor. Terlihat dari wajahnya dia merasa bersalah. Lalu mengulurkan tangannya untuk membantu Felix berdiri.Sebenarnya bukan sepenuhnya salah pemuda tersebut, karena Felix berjalan sambil melamun, jadi tidak memperhatikan jalan."Tidak apa. Lagipula saya baik-baik saja."Felix menerima uluran tangan pemuda itu."Terima kasih." Felix mencoba berdiri namun kakinya sedikit terasa nyeri. Sehingga membuatnya sedikit menekuk kakinya."Sepertinya anda terluka tuan. Kalau boleh tahu anda mau kemana? Biar saya antar. Sekalian saya obati dulu lukanya." Felix diam dia bingung mau kemana sekarang. Tidak mungkin dia pulang kerumah orang tua Naya. Felix sudah bertekad tidak akan kembali lagi ke rumah itu sebelum mendapat pekerjaan baru.Felix mempertimbangkan tawaran pemuda itu. Kemudian Felix mengatakan tujuannya."Sebenarnya saya sedang mencari kontrakan. Tapi belum dapat."Pemuda tersebut mengangguk tanda meng
Benar apa yang Naya katakan. Felix mengangguk patuh dan kembali duduk mengabaikan tatapan sinis dari mertuanya.Suasana meja makan terasa panas. Kemudian Naya memutuskan untuk bicara sekarang pada Ayahnya.Tangannya terus menggenggam kuat tangan Felik, seolah sedang mentrasper kekuatan satu sama lain."Yah. Naya ingin bicara sebentar."Naya berbicara pelan dan hati hati, tidak ingin membuat Ayahnya marah.Anderson menatap Naya sebentar kemudian fokus kembali pada makanan di hadapanya.Begitu juga dengan Ibunya yang acuh, seperti tidak menganggap Naya dan Felix ada disana.Genggaman tangannya menguat, Naya menoleh pada Felix.Seolah mengerti Felix mengangguk pelan."Ayah. Ibu. Hari ini Naya akan ikut tinggal bersama Felix. Felix baru saja mendapat pekerjaan dan juga tempat tinggal untuk kami. Naya harap Ayah memberikan izin."Naya bicara dengan sangat hati hati.Anderson menghentikan makanya begitu juga dengan istrinya. Anderson menatap tajam Felix dam Naya bergantian."Baiklah. Silahk
Dengan langkah gontai Naya mengikuti penjaga, yang ternyata membawa Naya ke pos penjagaan.Penjaga yang baru Naya ketahui bernama Angga itu, masuk kedalam pos tidak lama sudah keluar lagi membawa kantong plastik."Silahkan. Nona bisa lihat ini untuk memastikan apakah orang yang Nona cari adalah orang yang sama dengan orang ini atau bukan."Angga mengulurkan tangan yang memegang plastik, dengan tangan gemetar Naya menerima plastik itu. Kemudian Naya membukanya, mengeluarkan satu persatu barang yang ada di dalam."Tidak! Ini tidak mungkin!"Tangis Naya pecah begitu melihat barang barang yang dikeluarkannya tadi.Baju itu! Naya masih sangat mengingat dengan jelas warna baju yang dikenakan Felix malam tadi.Baju kemeja berwarna navy, diperkuat dengan ponsel dan sepatu milik Felix yang Naya sangat kenali.Naya meraung sambil memeluk barang barang milik Felik."Felix! Kamu dimana?" "Pak. Apa yang terjadi dengan suami saya? Lalu dimana suami saya sekarang?"Naya bertanya pada Angga di sela
Nick masih ingat dengan jelas bahwa bayi mungil itu diberi tato elang sebagai tanda bahwa dia putra mahkota keluarga Glendale."A_apa pemuda ini tuan muda? Kenapa tato ini sangat mirip dengan tato milik tuan muda?"Nick masih melihat dengan teliti tato itu."Tu_tuan muda!"Nick membuka mulutnya lebar setengah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang.Dengan sekuat tenaga Nick menggendong tubuh tak berdaya itu di punggungnya.Nick menuruni bukit dengan hati hati, setelah susah payah akhirnya Nick sampai di mobil. Dengan napas yang masih ngos ngosan Nick membuka pintu belakang mobil nya, memasukan pemuda itu dan membaringkannya dengan pelan disana.Tanpa memikirkan kondisinya Nick, langsung masuk kedalam mobil kemudian melanjutkan perjalanannya.Beberapa bagian tubuhnya terluka.Entahlah mungkin tergores ranting atau apa Nick tidak begitu peduli. Rasa sakit di tubuhnya tidak sepadan dengan gemuruh hatinya setelah melihat tato elang di tubuh pemuda yang sekarang terkapar tidak
Perlahan Felix membuka mata." Dimana ini? "Felix memperhatikan sekelilingnya, ruangan yang didominasi warna putih serta banyak alat medis yang menempel pada tubuhnya membuat Felix yakin jika saat ini sedang berada di rumah sakit. 'Siapakah yang membawanya kemari? Apakah Edoardo yang menemukannya?Felix sempat khawatir saat berpikir demikian.Entah berapa lama Felix tidak sadarkan diri sehingga membuatnya sangat merasa haus, tenggorokan nya sampai terasa sangat kering. Felix melirik meja kecil di samping tempat tidur. Ada air mineral disana. "Ahk!" Felix meringis memegangi perutnya yang terasa sakit saat bergerak. Felix mengurungkan niatnya untuk minum. Felix berharap semoga ada perawat agar Felix bisa meminta tolong. Hari berganti pagi saat seorang dokter datang bersama seorang perawat untuk memeriksanya. "Haus." Felix bersuara sangat pelan, namun perawat yang berada di sebelah Felix masih bisa mendengarnya. "Dok, pasien sudah siuman."Perawat itu memberitahu dokter, kemudian