Share

129. PILIHAN vs TAKDIR

"... Biarkan hatimu menuntun maunya, tapi ijinkan takdir yang memutuskan jawabnya ... "

~ Ara ~

.

.

"Ara, aku bertemu dia. Kami bicara. Tentu aku melihat apa yang tak bisa kau lihat darinya, Ra"

"ARU TAK BAIK, RA."

"TIDAK. Dia harus baik-baik saja. Harus!"

"Yah, tampaknya memang begitu"

"Tampaknya?"

"Mau menggeser sedikit saja persepsimu akan kebencian Aru padamu itu?"

"Tak yakin!"

"Bagaimana jika kepergiannya itu bukanlah atas dasar kebenciannnya? Mungkin saja itu sesuatu yang lain"

"TIDAK. Itu harus benci. HARUS!"

"Dan bagaimana jika yang kau lihat benci itu, mungkin, sebenarnya hanya bentuk lain dari luka? Mungkin itupun bentuk dari defensif Aru dalam melindungi hatinya. Bukan benci"

"Kenapa begitu?"

"Aru bisa saja menjadi brengsek waktu itu. Dia bisa merusak pernikahanmu sebelum takdir melakukannya. Tapi alih-alih begitu, dia malah memilih mundur. Menarik semua kedekatannya darimu tanpa menciptakan kegaduhan, Ra. Jadi Apa tindakan itu mencerminkan kebencian?"

Aku m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status