Beyonce tersenyum geli terkadang juga terdengar kekehan dari bibir plump-nya, menanti saat-saat Aldrich benar membuka celananya. Ternyata pria itu membuktikan kesungguhannya, dengan mata yang enggan berkedip menatap Beyonce. Aldrich melepas celana, tapi kemudian ia cepat sadar sehingga ia pun kembali menaikkan celananya. “Bey, ini salah! Sadarlah, kau sedang mabuk. Aku memaklumi kegilaanmu itu, tapi asal kau tahu kalau aku memang normal. Bukan seperti yang kau tuduhkan! Aku tak mau jika kau menyesal nantinya setelah aku benar melakukannya!” elak Aldrich bersikukuh, melenggang pergi meninggalkan Beyonce di ruang tamu. “Salah? Kenapa dipakai kembali? Ah! Jangan-jangan kau memang benar Al, haha ….” Tawa wanita itu sangat keras, tapi Aldrich sengaja menulikan telinganya, meski hatinya bergejolak dituduh sembarangan. “Al, tunggu aku!” Beyonce terus mengejar Aldrich sampai ke ruang khusus yang biasa digunakan berolahraga. Kakinya tiba-tiba tercekat, matanya terbeliak penuh dengan tubuh membeku. Bagaimana tidak? Saat ini di hadapannya, Aldrich melatih tubuhnya dengan mesin cable crossover. Ya ampun! Sungguh gadis manapun akan berdenyut-denyut jika melihat betapa seksinya pria itu sekarang.Lengan berotot Aldrich terbentuk sempurna, apalagi dengan bertelanjang dada seperti itu. Auw! Rasanya Beyonce ingin menjerit, ia menyukai penampilan Aldrich sekarang. “Al?” Dengan suara sensual Beyonce memanggil Aldrich, mengamatinya sangat dekat.Sontak saja, Aldrich terkejut melihat kedatangannya yang tiba-tiba karena ia terlalu fokus melatih ototnya tersebut. Dan hampir saja barbel-nya jatuh ke bawah mengenai kaki, jika Aldrich tak sigap menahan barbel berukuran berat itu. “Bey, kenapa kau ada di sini?” “Ajarkan aku memakai alat itu? Aku ingin bentuk tubuhku seindah gadis-gadis di majalah dewasa,” pinta Beyonce dengan mengarahkan dagunya pada alat olahraga di pojok ruangan. “Curved treadmill, sekarang?” Aldrich menaikkan sebelah alisnya.“Ya, milk,” jawabnya sambil terkekeh. Aldrich memutar bola matanya malas, Beyonce selalu salah sebut dari tadi. “Curved treadmill, Bey …,” katanya dengan sabar membenarkan ucapan Beyonce yang keliru, maklum karena wanita itu masih mabuk. “Pokoknya milk, ajari aku sekarang!”“Tidak, Bey. Kau masih dalam pengaruh alkohol, besok saja. Sekarang biar kau aku antarkan pulang,” bujuknya sambil menyeka keringat dengan handuk.Tetapi Beyonce malah merengkuh pinggangnya dari belakang, tentu saja Aldrich merasa risih karena peluhnya itu. “Please, sekali ini saja, Al?” “Bukan malam ini, besok saja!” bentak Aldrich cukup keras, kesal dengan tingkahnya yang tak mau patuh itu. Tak disangka tindakan Aldrich membuat Beyonce mengendurkan lingkaran tangannya di pinggang Aldrich. Wanita itu tiba–tiba menangis dan memprotesnya kalau Aldrich jahat. Bahkan menyamakannya dengan Zack.Aldrich menarik napas panjang, kemudian menatap wanita itu dengan tatapan hangat. “Maafkan aku, baiklah aku akan mengajarimu menggunakan curved treadmill. Asalkan kau jangan bersedih lagi?”“Sungguh?” Beyonce mengusap air matanya, bibirnya yang melengkung ke bawah kini tertarik ke atas membentuk senyuman lebar.“Ya, tentu dan ini gratis. Hanya untukmu, setelah itu tapi kau harus makan malam denganku karena aku sudah menyiapkannya khusus untukmu.”“Setuju.” Wanita itu mengejutkan Aldrich karena mencium pipinya dengan gerakan cepat, katanya, “Itu tanda terima kasihku.” *** “Lakukan seperti yang ku contohkan tadi, apa kau mengerti Bey?” tanya Aldrich mengawasi Beyonce secara penuh ketika menggunakan curved treadmill. Beyonce mengangguk paham, tapi tak lama wanita itu kehilangan keseimbangan. Dia oleng ke samping, sehingga dengan sigap Aldrich yang tak jauh darinya menangkapnya. Namun, Beyonce terjatuh dengan posisi tubuhnya menimpa tubuh Aldrich yang masih bertelanjang dada. Tangannya bertumpu di atas dada Aldrich, napas keduanya saling berhembus kencang saat maniknya berpandangan intens. “Bey …,” panggil Aldrich bernada serak saat ia mengendus parfum citrus yang terkuar dari tubuh Beyonce membuat naluri kelakiannya bangkit. “Zack, mengapa kau terlihat tampan kalau begini.” Beyonce salah melihat, ketika matanya kabur terkena pengaruh alkohol, kepalanya lalu dibenamkan ke dada Aldrich. “Aku bukan Zack, aku Aldrich!” tegasnya, “minggirlah Bey, aku tak mau hal itu terjadi malam ini. B-Besok kau akan menikah dengan Zack, pasti kau butuh istirahat cukup. Ya, kan?” kilahnya sambil berpaling wajah, menghindari tatapan mata Beyonce yang membius. “Kau Aldrich?” Terpaksa menatap Beyonce, Aldrich pun mengangguk cepat. “Aku mau menginap di sini, Al.”“Jangan! Pulang saja? Turunlah dari atas tubuhku.” Aldrich merasa tak nyaman.“Memangnya kenapa?” Suara Beyonce makin terdengar manja dan seksi. “Aku bisa gila Bey, tolong mengertilah!” tekan Aldrich memohon agar Beyonce mengerti posisinya sekarang yang kembali dirundung gairah ketika bagian kewanitaan Beyonce menyentuh miliknya.Tidak semudah itu karena Beyonce melakukan kegilaan lain dengan menunjuk bagian celana Aldrich yang menggembung ketat. Sementara itu, keringat telah menghujani kening hingga ke wajah Aldrich yang mulai merasakan panas berlebih di seluruh tubuh. Selain ketakutan lain bertindak di luar batas, Aldrich masih berusaha melawan sisi beringas dalam dirinya yang kini lebih dominan.“Jangan sentuh itu, Bey. Berhenti atau kau akan menyesal!” larangnya sambil menyingkirkan tubuh Beyonce sebelum terlambat.Mereka berdua terguling di atas karpet dengan posisi terbalik, kini Aldrich yang berada di atas tubuh Beyonce dan tak hanya itu. Karena bibir keduanya pun saling bersentuhan. “Bey, aku sudah tak tahan.” Napas Aldrich terengah–engah dengan tatapan bergejolak ke arah bibir plump Beyonce yang menggairahkan. “Mau berciuman? Tapi kau ‘kan sukanya pria, bukan wanita?” Beyonce menatap remeh pada Aldrich. Jelas Aldrich tertantang dan kesabarannya pun telah habis setelah mendengar ejekan dari wanita itu. Apalagi pertahanan yang ia bangun kuat pun akhirnya runtuh. Ia akan membuktikan kalau dirinya bukanlah seorang gay.“Kau yang membuat aku begini Bey, sedari tadi aku sudah memperingatkanmu. Tapi kau terus saja memancingku bertindak di luar batas! Jadi, jangan salahkan aku!” Kali ini, Aldrich akan membuktikan kalau dirinya bukanlah seorang gay dan pengakuannya itu membuat Beyonce menjadi panik. “Apa yang mau kau lakukan, Al?” gugup Beyonce menarik kasar ludahnya, perlahan mencoba bangkit tapi pria itu menahan kedua tangannya dengan kuat.“Seperti yang kau tanyakan? Dan yang kau remehkan dariku,” balas Aldrich dengan berisyarat ambigu, seringai tajam bibir dan tatapan matanya menguras nyali Beyonce.“Tidak, jangan ….!”Kedua netra Beyonce membulat dengan sempurna ketika Aldrich mencium bibirnya dengan paksa. Sampai beberapa kali wanita itu berusaha mendorong dada Aldrich yang pada akhirnya tak menuai hasil. Di atas ranjang Beyonce terkapar, setelah Aldrich membanting tubuhnya di sana.“Lepaskan aku, Al!” Buliran bening terjun dari sudut mata indah Beyonce, rintihannya menyayat hati begitu disadarinya sang sahabat telah melecehkannya.Aldrich menerkamnya, pakaian yang dikenakan Beyonce dirobek paksa hingga hal yang paling dibenci Beyonce terjadi. “Oh, kau begitu nikmat, Bey!” geramnya sulit mengendalikan diri, menerjang Beyonce.Teriakan penuh amarah, rasa benci dan muak. Sekarang goyah, ketika Beyonce sudah tak mampu lagi melawan keperkasaan Aldrich yang menjadikannya penyalur nafsu. Tak ada lagi yang dapat ia pertahankan, ketika sahabatnya itu telah merenggutnya secara paksa.‘Aku sangat membencimu, Aldrich. Sampai mati aku tak akan pernah memaafkanmu!’ raung Beyonce dalam hatinya murka.
Zack mendadak mencemaskan Beyonce malam itu, bukan dalam artian sesungguhnya. Rindu atau khawatir, melainkan mempunyai tujuan lain. Pria itu mencarinya karena Beyonce susah dihubungi, sementara itu dirinya terus ditagih oleh pihak catering untuk melunasi sisa pembayarannya yang sudah jatuh tempo. Demi menuruti gengsinya, Beyonce harus merogoh koceknya terlalu dalam. Hampir 75% biaya pernikahan mereka berdua, Beyonce lah yang menanggung. Meskipun sebenarnya Zack memiliki tabungan tapi ia tak mau mengeluarkannya. Entah apa yang ada dalam pemikiran pria itu?“Sial! Nomor Aldrich juga tak aktif!” kesal Zack begitu pusing, ia menduga kedua sahabat itu tengah sibuk bepergian sampai lupa waktu. Ya, Beyonce lebih sering menghabiskan waktunya berdua bersama Aldrich sahabatnya. Dibandingkan bersama Zack, kekasihnya sendiri. Tidak bisa disalahkan juga karena Zack hampir tak ada waktu berduaan dengannya dan hanya Aldrich lah yang bisa mengerti perasaan wanita itu. ***Kornea matanya memerah
“Jawab jalang!” bentak Zack menggetarkan seluruh tubuh Beyonce.“A–aku ….”PLAKK!PLAKK!“Aaarghh!” jeritnya sambil menangis tersedu–sedu. Zack menampar pipinya begitu keras, sampai bunyi tamparannya menggema.Ruangan itu vvip. Jadi, Zack leluasa menyiksanya karena hanya ada mereka berdua di sana. Sementara itu, Beyonce tak bisa melawannya.Karena pria brengsek itu tak membiarkan Beyonce bergeser barang sedetik, ataupun meraih tombol otomatis untuk memanggil tenaga medis ke sana. Langkah–langkah Beyonce terawasi, bagaikan seorang narapidana saja. Tidak sedikitpun rasa iba terbesit di hati Zack, melihat Beyonce kesakitan karena cekikannya. Setelah cintanya berubah menjadi sebuah kebencian membara semenjak tahu Beyonce sudah diperkosa oleh Aldrich. “Kau masih belum mau menjawab, jalang!” bentak Zack begitu marah dengan kedua mata melotot. “Mati saja kau!”Beyonce menggeleng karena tak sanggup bicara, dengan kondisinya yang tercekik. ‘Ampun, ampun! Ya, aku setuju. Lepaskan aku dulu
Beyonce membuang muka. Cih! Muak sekali dia mendengar sebutan itu, meskipun dia tak yakin sanggup hidup bersama Zack nantinya dengan menyandang status istri kurang satu hari lagi. Dengan napas tersengal–sengal, Beyonce menenggelamkan wajahnya di antara kedua lutut. Membiarkan segerombolan air mata yang tadi menyesakkan dadanya, turun bak air bah. “Tuhan … tolong cabut saja nyawaku sekarang. Bawa aku bertemu dengan mama dan papa, karena aku tidak sanggup lagi hidup di dunia ini,” ucap Beyonce yang tampak rapuh, sendiri di ruang rawat itu berteman sepi. Wanita malang itu memang hanya sendiri di dunia ini, tidak memiliki keluarga lagi sebab kedua orang tuanya telah meninggal semenjak Beyonce lulus kuliah. ***Keesokan harinya, Aldrich yang tertidur dengan lelap di atas ranjang itu mencoba meraba–raba area Beyonce berbaring. Senyuman bahagia tak lekang menyambut paginya, ingin memeluk Beyonce saat ini.Setelah semalam dia berhasil merenggut kesucian wanita yang dicintainya sejak lama
“Apa yang terjadi dengan Tuan Al?” William sungguh tak tenang, dia mencoba menelepon kembali tapi sayangnya tak diangkat. William memutuskan untuk mencari tahu lewat anak buahnya, karena perasaannya mendadak buruk. Mereka biasanya akan memberi kabar padanya tak lama. “Cari Tuan Aldrich sampai dapat atau nyawa kalian yang menjadi taruhannya. Mengerti!” ancam William di balik telepon. “Baik, Tuan William. Kami akan berusaha sebaik mungkin untuk melacak keberadaan Bos,” balas anak buahnya sebelum telepon berakhir. Tidak ingin hanya berpangku tangan, William yang penasaran kembali menelepon ke nomor ponsel Aldrich. Dia cuma merasa aneh, panggilannya tersambung tapi tidak ada yang mengangkat. “Ah! Sial!” raungnya karena mendapati hasil yang sama. Hanya berselang lima menit, panggilan telepon William yang terputus itu pun kini tersambung kembali. William tersenyum mengira itu Aldrich yang menghubunginya. Dia pun segera menjawab, “Tuan Al, apakah Anda baik–baik saja?”“Maaf, Tuan. Say
Seminggu kemudian, Aldrich diperbolehkan pihak rumah sakit untuk pulang. Biasanya pasien akan senang mendengar kabar ini, lain halnya pria itu tampak muram terduduk di atas ranjang. Menatap keluar jendela tanpa semangat karena teringat diagnosa dokter tentang kondisinya waktu lalu. “Tuan, mari kita pulang.” Suara William menyadarkan Aldrich dari lamunan. Dengan gerakan lemas menoleh, Aldrich menatap William. “Kenapa kesialan ini terjadi padaku, William? Aku bukan lagi pria yang sempurna, lalu buat apa aku hidup? Harusnya dokter itu menyuntikku mati sekalian!” Mata William membulat sempurna, ia mencoba menenangkan Aldrich yang tampak kacau. “Jangan berkata seperti itu, Tuan—” “Jangan berkata seperti itu bagaimana, huh?” Aldrich melotot dengan suara keras memarahi William. “Jelas–jelas dokter memberitahu kalau gara–gara kecelakaan sialan itu, aku mengalami disfungsi ereksi!” teriaknya sambil memijat kepala. “Dasar bodoh!” umpatnya kepada William lagi. William mengatupkan bibir,
“Zack … kau baik–baik saja, kan? Ma–maaf, aku tidak sengaja melakukan itu padamu,” ucap Beyonce dengan suara gemetar karena panik. Seraya menangis, Beyonce memeriksa pergelangan tangan pria kejam itu. Dia berharap Zack selamat, meski ada desir ketakutan di hatinya. “Syukurlah, dia masih hidup.” Namun kemudian mata Beyonce membulat penuh. Dia segera memangkas jaraknya dari Zack yang masih tergeletak di lantai dengan kepala bersimbah darah. Astaga! Bagaimana nanti kalau Zack bangun? Membayangkan kemurkaan Zack menyiksanya lagi sebagai balas dendam seperti ancamannya sebelum tak sadarkan diri. Itu sungguh mengerikan, karena Zack bisa lebih kejam dari sebelumnya. Sekarang, Beyonce tidak punya banyak waktu untuk berpikir. Wanita itu hanya mengikuti kata hatinya. “Ya, aku harus kabur dan pergi sejauh mungkin dari sini sebelum Zack menyadarinya,” katanya dengan gusar sambil menyeret kakinya yang lemas seperti jelly ke dalam kamar. Beberapa pakaian, berkas penting, buku tabungan da
Gema menghapus sudut matanya yang basah, saat pintu ruang tindakan itu ditutup oleh perawat. Untung saja dia bergerak cepat menghubungi rumah sakit, sehingga ambulans segera datang membawa Beyonce ke rumah sakit. Di bangku kosong depan ruang itu, Gema duduk sendiri menunggu Beyonce selesai ditangani petugas medis. Satu harapan besar Gema, agar Beyonce dan janinnya selamat. “Kasihan Nyonya Bey. Dia pasti stres dengan kehamilannya yang tidak diinginkan,” ucap Gema lirih. Dia ikut bersedih dan tak tenang menunggu tindakan itu yang berlangsung cukup lama. Gema sudah tahu Beyonce hamil karena diperkosa, lantaran wanita malang itu sendiri yang sudah menceritakan kondisinya sejak Gema pertama kali bekerja di rumahnya. Bukan tanpa alasan, Beyonce asal mengumbar aib kepada orang lain. Tapi sosok Gema yang baik dan perhatian kepada Beyonce, mengingatkan wanita itu yang rindu kepada mendiang ibunya. Sama halnya Gema yang menyayangi Beyonce seperti anaknya sendiri. Terdengar derit pintu ter
Gema menggelengkan kepala, menepis ucapan Beyonce. Apalagi saat dia melihat kekosongan di mata wanita itu. “Tidak, Nyonya. Saya yakin perbuatan jahat sekecil apapun akan mendapat balasan. Hanya saja, setiap anak tidak tahu harus lahir dan berasal dari keluarga mana. Mereka dititipkan Tuhan pada kita yang dianggap pantas. Anda pasti tahu, di luar sana banyak pasangan suami istri yang mendambakan anak?” tanya Gema. “Ya, aku tahu Bibi Gema. Sayangnya sebagian dari mereka tidak beruntung memiliki anak,” jawab Beyonce mulai paham ke mana arah pembicaraan Gema. “Kalau saya boleh memberi saran. Pertahankan janin itu dan lahirkan saja, Nyonya. Setelah lahir nanti, kalau Anda masih tidak menginginkannya. Anda bisa memberikannya kepada pasangan lain yang mau mengadopsi,” ucap Gema dengan lembut, tetap menjaga perasaan Beyonce yang mood nya tidak begitu baik. Wanita malang itu butuh dukungan. Setidaknya Gema sudah mencoba memberi jalan tengah. Sementara itu, Beyonce yang masih memegangi peru