'Deluciana' adalah nama seorang gadis yang berkali-kali di sebutkan dalam buku kuno Rahasia dan Rasa.Ada sebuah legenda yang menceritakan tentang seorang Dewi yang jatuh cinta dengan makhluk dunia fana. Kisah cinta mereka bahkan telah di buat berbagai versi mulai dengan ending yang manis, hingga ending yang menyedihkan. Namun tak ada yang tau bagaimana akhir dari kedua pasangan tersebut. Legenda hanya menceritakan setengah dari kisah keduanya tanpa ada akhir.Ada banyak nama yang sering orang-orang gunakan untuk menggambarkan sang Dewi. Mulai dari sebutan pemilik cahaya, kecantikan yang tidak pernah padam, hingga Dewi yang terkutuk. Setelah membaca satu halaman Yuna akhirnya sadar jika buku ini adalah diary seorang bernama Damian."Tunggu, apa aku boleh membaca buku diary orang lain? Bukannya ini tidak sopan?" Yuna menutup buku karena merasa bersalah telah membaca satu halaman dari diary orang lain.Yuna meletakkan buku di atas nakas kemudian memilih untuk segera tidur agar rasa pena
"Maafkan aku nona. Aku tidak bisa menceritakan hal itu. Alam akan menghukumku jika membocorkan masa lalu," Ujar Azura hingga Yuna terlihat kecewa. "Ah, begitu ya." Yuna terlihat cukup kecewa, ia merebahkan. Sambil menatap langit-langit, ia jadi teringat oleh buku kuno Rahasia dan rasa. Yuna kembali terduduk, "Deluciana. Apa kau tau tentang dia Azura?" Tanya Yuna penuh rasa penasaran. "Dari mana nona tau nama itu?" Azura cukup terkejut saat mendengar sebuah nama yang ia kenali keluar dari bibi Yuna. "Ah, aku sebenarnya mendapatkan sebuah buku." Yuna kemudian berdiri dan mengambil sebuah buku di atas meja. Melihat buku itu Azura langsung mengenalinya, ia berusaha menyentuh buku itu namun setruman listrik malah ia rasakan di jari-jarinya. Buku itu sudah lama hilang bersama sang Dewi Lucian, ia benar-benar curiga dengan munculnya buku yang telah lama hilang ini. Buku itu menyimpan sebuah rahasia tentang keberadaan sang Dewi yang hilang karena sebuah kejadian. "Bagaimana bisa buku it
"Bella kau bisa pergi sekarang. Aku akan mengompres sendiri mataku," Ujar Yuna melepas handuk hangat dari matanya yang bengkak. "Kau juga tampak lelah Bella. Istirahatlah, aku baik-baik saja. Lagi pula aku akan sangat senang karena aku akhirnya bisa lepas dari kurungan ini," Ujar Yuna hingga Bella hanya mampu terdiam. "Aku akan sangat merindukanmu nona," Ujar Bella. Yuna cukup terkejut saat mendengar penuturan Bella. Ia menoleh melihat kearah Bella yang telah menutup pintu, Yuna pernah mendengar dari Sarfaras jika makhluk di dunia ini tidak bisa hidup tanpa adanya aliran mana. Mereka bisa mati dalam beberapa jam hanya jika mereka meninggalkan dunia ini, maka dari itulah gerbang dunia fana di segel rapat-rapat. "Nona?" Panggil Azura yang sedang dalam wujud rubah putihnya. "Ah, Azura. Sepertinya aku harus memberikan ucapan perpisahan denganmu," Ujar Yuna sambil bulu halus milik Azura. "Eh? Kenapa tiba-tiba." Azura tampak terkejut. "Aku akan kembali ke dunia fana besok. Kau tentu
POV YunataPerkenalkan namaku Yunata Algibran. Aku siswa SMA yang tinggal sendiri di rumah yang bisa di bilang cukup sederhana. Kedua orang tuaku telah meninggal dunia sejak umurku 6 tahun dan sekarang umurku sudah 17 tahun. Aku bekerja sebagai pelayan di cafe yang cukup jauh dari rumahku, setiap hari Sabtu dan Minggu aku akan bekerja di sana. Awalnya cukup sulit bekerja seperti itu, namun berkat tekat yang kuat aku berhasil menjadi pegawai tetap di sana.Selain bekerja di cafe aku juga melakukan pekerjaan setelah aku pulang sekolah. Semua itu aku lakukan untuk tabunganku untuk masa depan, walau aku memiliki uang peninggalan kedua orang tuaku aku tetap harus bekerja keras agar bisa masuk ke universitas yang aku idamkan.Hidup sendiran tanpa kedua orang tua itu cukup sulit awalnya namun seiring berjalannya waktu kini aku sudah terbiasa dengan kesendirian. Aku terbiasa bukan kebal terhadap rasa kesepian ini,
Author POVSudah satu minggu Yuna memungut dan menampung pria di gang itu. Selama satu minggu pula pria itu masih belum sadarkan diri. Yuna sudah menelpon polisi dan dokter tapi mereka semua mengatakan hal yang sama bahwa pria itu baik-baik saja dan dia harus tetap di sini. Terdengar sedikit aneh bukan? Apa lagi polisi itu memaksa Yuna untuk tetap membiarkan pria itu tinggal di sini."Apa dia tidak bosan tidur terus," Ujar Yuna sambil menusuk pelan pipi mulus pria itu."Ah, terserah lebih baik aku pergi memasak saja," Ujar Yuna lalu pergi ke dapur.Sejak kedatangan pria itu selalu ada orang yang diam-diam mengirim uang ke rekening milik Yuna tapi tak pernah sekalipun gadis itu menyentuh uang tersebut. Pria itu masih terlelap hingga sebuah ukiran berwarna biru muncul di dahinya membuat pria itu bagun tanpa sepengetahuan Yuna yang sedang berada di dapur.Disisi lain Yuna mas
Yuna dan Adelion menunggangi harimau putih itu. Gadis itu terkesima melihat pemandangan dari atas ini, sangat indah. Mereka lalu mendarat di sebuah danau. Ada beberapa makhluk kecil yang tiba-tiba menghampiri Yuna. Makhluk kecil itu menarik tangan dan baju Yuna seolah-olah menyuruhnya ikut terbang bersamanya di atas danau yang indah itu."Apa sayap ini bisa terbang?" Tanya Yuna sambil menatap Adelion."Tentu, coba bayangkan kamu bisa terbang," Ujar Adelion.Yuna menutup matanya membayangkan dia bisa terbang. Yuna membuka matanya dan melihat tubuhnya sudah melayang di atas tanah. Gadis itu tersemyum bahagia, tubuhnya terasa sangat bertenaga. Sungguh persaan ini sangat luar biasa menyenangkan, gadis itu kemudian terbang bersama makhluk kecil itu di atas danau. Tubuh Yuna seolah-olah bergerak sendiri, ia menari. Tarian ini sangat asing bagi otaknya tapi tubuhnya terasa familiar dengan tarian ini. Kaki Yuna menyentuh air sambi
Adelion masuk dalam ruangan yang sangat megah dengan sombongnya lalu duduk di singgasana yang terlihat indah itu. Semua yang ada dalam ruangan membungkuk hormat pada Adelion. Pria itu kini sedang fokus mendengarkan ucapan seorang utusan dari kerjaan peri.Disisi lain Yuna sedang sibuk jalan-jalan di taman istana. Bella yang merupakan pelanyan pribadi Yuna terus saja memberikan nasehat untuk kembali ke kamar. Gadis itu tak peduli, taman ini indah dan sangat ajabi mana mungkin Yuna akan melewatkan hal ini. Tiba-tiba sesuatu yang kecil melompat ke arah Yuna."Wah, apa ini?" Ujar Yuna sambil melihat Seekor katak yang memiliki sayap.Gadis itu langsung mengikuti katak itu. Yuna baru pertama kali melihat katak terbang, Sungguh katak yang bisa terbang sangat menarik untuknya. Yuna terus mengejarnya hingga tak sadar ada seseorang yang berjalan mendekat padanya.BrakkkYuna jatuh terduduk, sekarang
"Kau akan di kurung di sini!" Ujar Adelion sambil merapalkan sebuah mantra.Adelion mendorongnya dengan kasar membuat gadis itu jatuh terduduk. Pergelangan tangan Yuna terlihat lebam kerena Adelion yang menariknya dengan kasar."Kau harus patuh padaku!" Ujar Adelion dengan tatapan dinginnya.Yuna masih melihat pria itu dengan mata yang sudah berkaca-kaca. Mata Adelion berubah berwarna merah ketika melihat Yuna yang menatapnya dengan wajah kesal. Pria itu masih menatap gadis di hadapannya dengan dingin, tak ada raut kasihan melihat gadis di hadapannya yang sedang menagis."Kenapa aku harus patuh padamu? Aku bukan budakmu!!" Bentak Yuna memandang Adelion dengan air mata yang berhasil lolos.Adelion lalu mencekik leher Yuna sambil menabrakkan tubuh gadis itu ke dinding. Pria itu kesal dengan Yuna yang memberontak padanya. Gadis itu sudah hampir kehabisan nafas tapi Adelion masih enggan melepa