All Chapters of My Boyfriend: Chapter 11 - Chapter 20
38 Chapters
Tidak akan membiarkan air mata ini menetes
Gibran melajukan motornya ke sebuah tempat yang sangat indah. Tempat yang pas untuknya menyejukkan hati yang sedang terbakar."Loh, kok, kesini?" tanya Alleta sambil turun dari motor.Gibran hanya diam. Mood-nya sedang tidak bagus.Gibran langsung berjalan tanpa mengajak Alleta terlebih dahulu."Bunnyyyy!" seru Alleta.Gibran tidak menghiraukannya. Ia terus berjalan mendekati sebuah genangan air yang sangat luas.Tepat di pinggir danau, Gibran menghentikan langkahnya.Alleta yang sedari tadi hanya mematung sambil melihatnya berjalan acuh padanya. Kini melangkahkan kakinya saat melihat Gibran sudah berhenti melangkah.
Read more
Janji
Akhirnya, Alleta dan Gibran hanya jalan-jalan di pinggir Danau saja tanpa adanya air mancur."Cape?" tanya Gibran.Alleta mengangguk pelan.Gibran menghentikan langkahnya dan mengajak Alleta untuk dulu.Alleta tersenyum. Ia duduk disamping Gibran seraya menyandarkan kepalanya ke bahu Gibran."Bunny. Kalo kamu sukses menggapai cita-citamu. Apa kamu akan melupakanku?" tanya Alleta dengan suara pelan.Gibran langsung menoleh pada Alleta, "Apa maksudmu, Hunny?""Aku takut, Bunny. Aku takut kalo kamu akan melupakan aku," jawabnya lirih."Hunny." ucap Gibran sambil mendorong kecil kepala Alleta d
Read more
Gaji pertama
Hari ini, genap sebulan Gibran bekerja di Cafe tersebut."Apa aku besok malam boleh minta cuti?" ucap Gibran sungkan.Pak Pendra tersenyum hangat. Ia menepuk bahu Gibran secara berulang-ulang."Itu terserah kamu. Kan di dalam perjanjian, aku tidak berhak memaksamu untuk terus bekerja," jawabnya mengingatkan lagi."Hehe." Gibran menampilkan giginya sedikit. "Kalo gitu, aku permisi, Pak!" ucap Gibran sopan."Silahkan. Nanti kamu hubungi Asistenku kalo mau masuk kerja lagi.""Baik, Pak! Makasih banyak, Pak!" Gibran sangat berterimakasih senang sekali mendapatkan atasan seperti Pak Pendra. Selain pengertian, Pak Pendra juga sangat baik sekali pada Gibran. Apapun yang Gibran katakan, d
Read more
Pesanan
Gibran memarkirkan motornya di depan halaman rumah Alleta."Eh, Nak Gibran." sapa bapaknya Alleta dari ambang pintu."Alleta-nya ada, Pak?" tanya Gibran sambil menyalami tangan bapaknya Alleta."Ada di dalam. Katanya lagi ngurus makalah buat besok." jawabnya sambil mengelus punggung Gibran lembut.Gibran mengangguk paham."Silahkan masuk. Bapak mau ke warung depan.""Makasih, Pak!"Bapaknya Alleta mengangguk, lalu pergi.Gibran masuk tanpa permisi lagi karena ia sudah dapat izin dari bapaknya Alleta.Tok…
Read more
Naik wahana
Gibran membawa Alleta ke tempat yang sangat Alleta sukai. "Pasar malam?" tanya Alleta menatap senang pada tempat yang sudah sangat ramai.Mulai dari jam 3 sore, pasar malam dibuka sampai jam 12 malam. Gibran menggandeng tangan Alleta untuk masuk ke dalam keramaian orang yang hilir mudik berlalu lalang kesana kemari sambil menggandeng anak-anaknya, ada juga yang menggandeng pacarnya seperti Alleta dan Gibran.Tapi, tak hanya itu. Ada juga yang hanya plonga-plongo kesana kemari. Mungkin lagi mencari teman untuk di gandeng. Alias nyari pasangan. "Mau naik itu?" Alleta menunjuk sebuah wahana permainan perahu yang sering disebut dengan kora-kora.
Read more
Couple
Jam yang menempel di pergelangan tangan Gibran sudah menunjukkan pukul 8 lebih."Hunny. Ini sudah malam. Apa sebaiknya kita pulang sekarang?" Gibran bertanya sambil terus melangkah tanpa tujuan."Sebentar, Bunny. Aku ingin membeli bando dulu, ya?" Alleta menjawab sambil menarik tangan Gibran memasuki jongko. "Mau beli apa?" "Em. Aku mau beli bando," jawab Alleta sambil mengedarkan tatapannya.Alleta terus melihat-lihat semua bando yang tergantung juga yang berjejer di meja."Kamu nyari yang seperti apa, Hunny. Ini banyak. Apa gak ada yang cocok?" ucap Gibran sambil membolak-balik satu bando yang ia ambil."Sini, Bun
Read more
Martabak spesial
Sebelum pulang, Gibran memesan terlebih dahulu pesanan calon mertuanya."Mau yang rasa apa, Dek?" tanya tukang martabak."Em, kacang satu, ketan satu, dan yang spesial satu," jawab Gibran.Alleta yang mendengar pesanan Gibran melongo."Banyak banget. Buat siapa?" tanyanya."Satu buat ibumu, dan satu buat ibuku," jawabnya sambil menunjuk dirinya sendiri."Satu lagi?" tanya Alleta bingung."Satu lagi buat kita. He …"Alleta ikut tersenyum mendengarnya."Aku mau spesial.""He'em."
Read more
Gaun
Seperti yang sudah disepakati semalam. Gibran akan melanjutkan audisinya malam hari ini di sebuah panggung cukup luas dengan sorotan kamera di sekelilingnya. Dari beratus peserta yang ikut audisi tahap pertama, kini hanya tinggal 50 peserta lagi yang bakalan ikut ajang audisi tahap pertama di atas panggung dengan banyak penonton juga harus siap dengan nilai para juri-juri yang mungkin bakala ada yang berkomentar sangat pedas. ******* Di rumah Gibran. "Bu. Aku mau berangkat sekarang, ya?" ucap Gibran meminta izin pada ibunya yang masih bergelut di halaman belakang bercocok tanam. Gibran yang tidak mendengar suara jawaban dari ibunya, ia langsung melangkah ke
Read more
Cemburuan
Dari sekian para peserta, hanya Gibran lah yang diantar oleh pacarnya. Yang lain, pada diantar oleh kerabat-kerabat mereka, apalagi orangtuanya."Bunny. Gimana sama aku. Masa aku duduk sendirian?" ucapnya sambil menengok kanan kiri terdapat banyak peserta yang lagi bersiap-siap."Hunny. Kamu, kan ada aku disini," jawab Gibran seraya meraih pinggangnya."Halo. Permisi, Nona. Nona harus tunggu di kursi yang sudah tersedia di depan panggung." kata salah satu staf yang bekerja sebagai penata."Bunny." Alleta menolak untuk ikut bersama orang itu."Sebentar, ya? Aku mau bicara dulu sama pacar saya." pinta Gibran."Oh. Pacar," gumamnya lumayan terdengar.
Read more
Dengan cara mereka sendiri
By : MOTIF BAND Judul : TUHAN JAGAKAN DIA Song : Hanya dirumu yang kucintaTakkan membuat aku jatuh cinta lagiAku merasaKau yang terbaik untuk dirikuWalau ku tau kau tak sempurnaTakkan membuat aku jauh darimuApa adanyaKu kan tetap setia kepadamu Reff: TuhanJagakan dia
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status