Semua Bab DANGEROUS CEO: Bab 31 - Bab 40
40 Bab
DC 31
 Joe menatap kaca jendela yang berada dalam kamarnya. Susana malam terlihat jelas dari balik kaca tersebut. Gelap dan sunyi adalah gambaran yang pas untuk menggambarkan suasana malam ini. Sejujurnya ia terbangun dari tidurnya, setelah mendapat pesan dari seorang pelayan bar yang mengatakan jika kekasihnya tengah mabuk berat di sebuah klub malam.Ia terpaksa bangun dan menjemput wanita itu, jika saja dirinya tidak mencintai wanita tersebut, mana sudi dirinya bangun di tengah malam seperti itu. Lebih baik ia tidur , karena besoknya dia akan kembali bekerja dan menghadapi kerasnya kehidupan. Ada sesuatu yang mengganggu pikirannya, karena ia seperti melihat sosok Albert ketika ia pulang dari menjemput kekasihnya.Hingga muncul lah beberapa pertanyaan dalam otaknya. Apakah itu benar Albert? Jika iya, apa yang dilakukan pria itu sampai larut malam? Jikalau pun ia pergi ke klub malam dan menghabiskan waktu, mengapa dirinya terlihat b
Baca selengkapnya
DC 32
 Ramainya klub malam membuat suasana malam yang penuh kemaksiatan tersebut tampak sangat panas. Penari striptis tidak hentinya meliukkan badannya untuk menarik perhatian para kaum Adam. Bahkan setiap pojok ruangan tersebut terdapat dua orang yang tengah mengadu kenikmatan dengan ditemani musik keras dari klub malam tersebut.  Orang-orang menari, menikmati alunan musik DJ dan juga penari striptis yang tengah memanjakan mata mereka. Tidak lupa juga dengan satu buah botol minuman beralkohol yang membuat mereka kehilangan akal sehingga tidak sadar dengan sekitarnya.  Begitu pula dengan ruang VIP yang telah di isi orang-orang penting serta melakukan transaksi haram. Di sana, terdapat Albert dan beberapa anak buahnya tengah melakukan penawaran terhadap barang yang akan mereka jual. Kepulan asap rokok memenuhi ruangan tertutup tersebut.  Obrolan-obrolan mengenai barang haram tersebut pun semakin mema
Baca selengkapnya
DC 33
 Albert keluar dari dalam mobil setelah ia sampai pada tempat yang dia tuju. Bersama dengan Joe, pria itu datang ke tempat yang ia bangun bersama dengan perusahaan Deon. Tempat proyek sudah selesai dibangun, rencana bisnis gabungan pun akan dilakukan setelah tempat selesai seluruhnya.Sejujurnya ia tidak terlalu yakin tentang bisnis ini, melihat adanya perbedaan pendapat pyang sangat bertentangan dari dua belah pihak membuat Albert sedikit tidak yakin bisnis ini akan berjalan dengan lancar. Karena, Deon dan dia memiliki karakteristik yang hampir sama. Dan mereka terlihat sama-sama misterius.Ia melihat Deon yang sudah berdiri di depan gedung, ditemani asisten pribadinya pria itu tampak tidak menunjukkan senyum sama sekali. Bahkan saat melihat Albert yang baru saja datang pun, pria itu hanya tetap berdiri tegak memperhatikan Albert tanpa menampilkan senyuman untuk menyambut rekan bisnisnya tersebut."Kau sudah
Baca selengkapnya
DC 34
 Marsha terbangun dari tidurnya setelah mendengar suara gaduh dari kamar kos sebelah. Ia melirik dinding yang tertera jam disana. Masih pukul 5 pagi, tetapi orang yang berada di dalam kos sebelah sangatlah berisik. Ia menghela napas lelah, tidurnya terasa tidak cukup karena suara bising dari penghuni kamar kos lainnya.Efek dari kos bebas, para penghuni berani membawa orang asing masuk ke dalam kamar mereka. Bahkan tak jarang juga mereka melakukan party kecil yang hanya dilakukan oleh para karyawan pabrik yang tinggal di kos tersebut. Marsha cukup heran akan hal itu, bukankah gaji mereka tidak terlalu besar? Mengapa mereka dengan bebasnya menggunakan uang gaji mereka untuk mengadakan party kecil dan memanggil wanita penghibur?Ia baru tahu sejak hampir satu bulan dirinya tinggal dalam kos tersebut. Para penghuni disana tidaklah semua baik seperti apa yang ia bayangkan. Bahkan wanita yang pernah menyapanya dulu juga menjadi per
Baca selengkapnya
DC 35
 Hari Sabtu adalah hari yang paling Marsha nantikan setiap harinya. Karena dirinya libur setelah 5 hari bekerja , membuatnya memiliki waktu untuk sekedar bermalas-malasan. Walaupun masih terganggu oleh penghuni kos sebelah , ia tidak menegur sama sekali. Biar saja mereka melakukan apapun yang dia lakukan. Toh dirinya juga tidak kenal dengan mereka.Sebenarnya , hari Kamis lalu ada sebuah insiden di kos tersebut. Dimana kejadian adanya labrakan antara istri sah kepada pelakor yang merusak rumah tangga istri sah tersebut. Dan lagi, pelakor tersebut termasuk pekerja pabrik yang Marsha sendiri tidak kenal dia siapa. Karena mereka bekerja pada pabrik yang berbeda.Hanya satu dibenak Marsha kala itu, mengapa para suami berselingkuh ? Apa kurangnya sang istri, hingga dengan gampangnya mereka berselingkuh dan tidak memikirkan apa kedepannya yang terjadi. Dan mengapa yang menjadi selingkuhan adalah gadis yang baru kemarin lulus dari SM
Baca selengkapnya
DC 36
 Happy reading...Seorang pria menatap lurus pada jalanan kota yang tampak macet. Ia berdiri sembari melihat pemandangan tersebut dibalik jendela tempat ia menginap. Deon, pria itu tengah berada di Indonesia sekarang. Tepatnya, dia sedang berada di Jakarta untuk urusan bisnis. Sebenarnya, ia tidak harus terjun langsung untuk datang ke Indonesia. Tetapi, ia rasa dia membutuhkan refreshing untuk melegakan tubuh serta otaknya."Robert!" Panggilnya pada asisten pribadinya tersebut."Iya tuan, ada yang bisa saya bantu?" Tanya pria itu sembari berdiri dari duduknya."Kau tahu bukan tentang Marsha , gadis yang aku temui kala itu saat di perusahaan milik Albert?"Robert tampak berpikir, kemudian ia mengangguk. "Ya, saya tahu tuan. Memangnya kenapa?""Cari tahu, dia tinggal dimana. Aku rasa, aku menginginkan gadis itu."
Baca selengkapnya
DC 37
Albert mengepalkan tangannya erat. Ia masih duduk pada kursi kerjanya, dengan tampilan yang tampak kacau pria itu sepertinya tengah menahan amarah. Entah apa yang membuatnya tampak sangat marah.Pintu diketuk dari luar, hanya berselang satu detik Joe masuk ke dalam ruangannya. Pria itu datang dengan beberapa berkas pekerjaan, padahal hari sudah mulai gelap."Ini berkas yang harus kau baca ulang tuan," ujarnya pada Albert yang menatapnya dengan tatapan dingin."Mengapa banyak sekali," katanya sembari melihat tumpukan berkas yang baru saja tiba di depan matanya itu.Joe menatap kesal atasnya tersebut, "jika kau tidak ingin mendapatkan pekerjaan yang banyak, harusnya kau tidak perlu memperluas bisnis mu tuan." Sindirnya pada Albert.Pria yang masih duduk pada kursi kerjanya itu berdecih, memang benar apa yang dikatakan Joe. Namun, jika dirinya tidak memperluas bisnis dan membangun kerjasama, ia tidak akan menghasilkan uang. Namun, sepertinya bisnis bersih yang ia jalankan ini pun tidak a
Baca selengkapnya
DC 38
Mata gadis itu terbuka, ia terbangun dari tidurnya setelah suara ayam berkokok. Ia melihat jam yang berada di ponselnya, pukul 04.00. ia mencoba untuk berdiri, namun kepalanya terasa pusing hingga ia memutuskan untuk duduk sebentar. Entah berapa lama dirinya menangis kemarin, bahkan ia lupa untuk sekedar mandi. Kini, mata cantik miliknya berubah menjadi mata yang sembab dan sedikit merah. Untuk pesan kemarin, apakah Albert akan benar menemuinya? Dia berharap penuh agar pria itu tidak datang dan mengusik hidupnya. Sudah cukup hancur dirinya kala itu. Ketika kesucian direnggut paksa lalu dengan seenaknya pria itu mengklaim jika dirinya adalah milik pria itu. Ia menggelengkan kepalanya, segera mungkin dirinya harus mencari perlindungan jika nanti pria itu berhasil menemukannya. Namun ia harus tertampar oleh fakta, bahwa dirinya tidak lagi mempunyai tempat pulang untuk berlindung. Ia hanya seorang diri setelah keluar dari keluarganya. Bahkan teman masa sekolahnya dulu pun belum tentu
Baca selengkapnya
DC 39
happy reading...Seorang pria menatap layar komputer yang tengah menampilkan data perusahaan yang ia kelola. Sesekali ia bersenandung untuk meramaikan ruangannya tersebut. Sepertinya perusahaan cabang miliknya di Jakarta sudah terselesaikan segala permasalahannya. Harusnya ia tidak berada di Indonesia sekarang. Namun, apalah daya. Ia harus mendapatkan gadisnya sebelum ia kembali ke Amerika. Tampaknya California sekarang merindukan kehadiran gadisnya itu. Sebenarnya ia marah semalaman, karena gadisnya tidak membalas sama sekali pesan yang ia kirimkan. Bahkan teleponnya pun tidak ia jawab juga. Andaikan gadisnya tersebut ada dihadapannya, mungkin Albert dengan keras akan memberikan gadis itu hukuman. Namun sayang sekali, gadis itu jauh dari hadapannya. Jadi, ia hanya melampiaskannya pada gelas kaca yang ia banting hingga pecah menjadi kepingan. Ia harus secepatnya menaklukkan gadisnya. Dia sudah tidak tahan untuk meremukkan badan gadis itu karena telah berani lari darinya. Ia akan m
Baca selengkapnya
DC.40
happy reading....Marsha menutup pintu kamar kosnya dengan cepat, lalu ia kunci dan berakhir ia duduk di depan pintunya dengan badan yang sedikit bergetar karena ketakutan. Ia sedikit was-was dengan orang yang mengikutinya. itu bukan perasaannya saja, tetapi memang ia diikuti sedari ia pulang dari pabrik. ia menelungkupkan kepalanya di sela kakinya, meredakan kepanikan yang ada dalam dirinya juga dan memejamkan matanya untuk sekedar memberikan rasa aman pada dirinya. Ia sudah berusaha keras untuk menghindar dari sesuatu yang membahayakannya, tetapi mengapa sekarang rasanya ia kembali pada masa dimana ia merasa hancur. "Aku takut," ujarnya, lalu mulai meneteskan air matanya. hatinya terasa sakit, otaknya bergemuruh menyusun banyaknya kejadian yang ia alami. giginya bergemelatuk merasakan ketakutan yang amat menyesakkan dirinya. Ia mohon pada Tuhannya, agar hidupnya bisa lebih tenang tanpa adanya cobaan yang dapat membunuhnya. Tetapi sekarang apakah masih bisa? Setelah pesan-pesan y
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status