Semua Bab JIN CHEN SANG PENGUASA: Bab 41 - Bab 50
152 Bab
41. Rumah Lelang di ibu kota
"Ini memang layak disebut sebagai ibu kota Kekaisaran Jin Dao, karena begitu mendominasi dan besar," decak Jin Chen."Kapan kamu menuju Sekte Kabut?" tanya Bo Hai.Jin Chen merenung sejenak, lalu menjawab, "Setengah bulan dari sekarang.""Sebelum itu, kita pergi ke mana?" tanya Bo Hai lagi."Baik! Mari kita ke pelelangan di ibu kota untuk melihat-lihat. Setelah itu, kita ke markas Alkemis. Mungkin saja kita menemukan bahan obat Pil Biru di sana," ucap Jin Chen.10 menit kemudian, Jin Chen dan Bo Hai akhirnya sampai di rumah lelang.Jin Chen berhenti melangkah. Dia menatap bangunan besar dan sebuah simbol khusus yang ada di ujung jalan. Dia berkata kepada Bo Hai, "Ayo masuk dan semoga kita menemukan sesuatu yang kita butuhkan."Selesai dia mengatakan itu, Jin Chen segera memimpin jalan. Di belakangnya, Bo Hai bergegas mengikuti.Begitu mereka berdua memasuki rumah lelang, kebisingan luar segera menjadi terisolasi—seolah-olah ruangan ini adalah dunia yang terpisah.Jin Chen perlahan men
Baca selengkapnya
42. Mencari bahan obat
Jin Chen dalam sekejap muncul di depan tubuh pemuda tersebut, dia langsung mengencangkan tinjunya untuk memberi pukulan pada area wajah.Pemuda itu dengan sigap menyilangkan tangannya ke depan dan Qi segera melonjak dari tubuhnya. Itu membentuk jubah Qi.Tinju bertekanan tinggi akhirnya menyentuh lengan pemuda itu. Seteguk darah segar dimuntahkan olehnya. Tubuhnya juga terdorong ke belakang hingga mentok ke dinding. Kakinya berlutut di lantai sambil meringkuk kesakitan.Melihat tuannya terluka, beberapa penjaga bergegas mengelilingi Jin Chen dengan marah."Saya perintahkan kalian semua untuk mundur!" pekik Fei Ya kepada bawahan pemuda tersebut. "Jika ada di antara kalian berani menyerang, bersiaplah untuk diusir dari rumah lelang ini," ancam Fei Ya. Dengan statusnya sebagai Penatua Pengawas, untuk menyingkirkan beberapa dari mereka tidaklah sulit dilakukan.Para penjaga itu saling lirik satu sama lain. Ketakutan melintas di wajah mereka dan dengan enggan mundur."Bawa tuanmu pergi," p
Baca selengkapnya
43. Tanaman Hijau Jiwa
"Penatua Tangshan. Sampah itu masih hidup, kan?"Suara tenang Bo Hai membuat telinga orang-orang di ruangan itu terguncang."Ya Tuhan! Dia ... dia berani bicara seperti itu tentang Tetua Pertama—salah satu dari sepuluh orang terkuat di Kekaisaran Jin Dao. Siapa sebenarnya Pak Tua ini?" gumam Fei Ya sambil menatap Bo Hai yang duduk di kursi.Setelah hening beberapa saat, Leo tanpa sadar menelan ludahnya. Ia terkejut sekaligus bingung. "Kamu—""Kamu tidak punya hak memanggilku seperti itu." Bo Hai meniup pelan cangkir teh yang telah membeku.Perkataan kasar ini membuat wajah Leo memerah. Sejak dia menjadi penatua, belum pernah ada yang berbicara seperti itu kepadanya."10 menit, ramuan obat harus ada di depanku. Kalau tidak, kamu akan mati." Suara Bo Hai masih datar dan acuh tak acuh seperti sebelumnya."Kamu ... terlalu arogan! Apakah kamu tahu siapa kakek saya?" ucap Lei dengan dingin.Cangkir teh yang bergoyang di tangan Bo Hai perlahan berhenti. Ia menatap tajam ke arah Lei di sampi
Baca selengkapnya
44. Fu Yun
"Apa kamu memiliki alat untuk mengubah penampilanku? Jika mereka mengenali identitasku, aku khawatir mereka tidak akan memberi izin untuk mengobati Kakek Lan ... ah, betapa merepotkan," ucap Jin Chen kepada Fei Ya.Fei Ya berpikir sejenak. Lalu ia berkata, "Rumah lelang kami memiliki satu ...." Dia lantas melambai ke arah pelayan wanita dan membisikkan sesuatu di telinganya.Setelah itu, pelayan wanita mengangguk dan bergegas keluar. Tiga menit kemudian, dia datang membawa kotak kayu dan meletakkannya di atas meja.Jin Chen meraih kotak kayu itu dan membukanya. Isinya adalah sebuah topeng. Dengan penasaran, Jin Chen meraih dan meletakkan topeng itu di telapak tangannya.Topeng itu terbuat dari sutra dan diukir oleh pengrajin kelas atas. Selama Jin Chen memakainya, itu akan bisa menyembunyikan fitur wajahnya."Topeng sutra bermutu tinggi ini aku berikan secara gratis untukmu. Jika kamu berhasil menyembuhkan Kakek Lan, manfaat yang diperoleh rumah lelang kami akan melebihi harganya. Ang
Baca selengkapnya
45. Biarkan aku mencoba
Di tengah jalan menuju klan Lan, Jin Chen dan Bo Hai berpisah. Setelahnya, Jin Chen lanjut berjalan menuju kompleks besar.Tiba di markas klan Lan, Jin Chen menatap pintu masuk beberapa saat. Baru kemudian dia berjalan menuju pintu utama yang dijaga ketat.Seorang lelaki tua bergegas menghampiri Jin Chen. Namun, ketika dia melihat penampilan Jin Chen hanya alkemis tingkat dua, kekecewaan melintas di matanya, karena klan Lan membutuhkan alkemis tingkat tiga ke atas.Meskipun kecewa, pria tua itu tetap menunjukan senyuman di wajahnya. "Adik Kecil, Anda ke sini karena ingin menyembuhkan Pak Tua Lan Jie, kan?"Jin Chen mengangguk."Maaf, Dik. Persyaratan kami adalah alkemis tingkat tiga atau lebih. Anda tidak memenuhi syarat kami," ucap pria tua itu tanpa daya.Jin Chen segera mengeluarkan surat rekomendasi dari cincin penyimpanannya. Lalu ia berkata, "Kamu harus memberiku kesempatan. Tingkatan alkemis tidak bisa menentukan keberhasilan."Setelah pria tua itu menerima surat rekomendasi dan
Baca selengkapnya
46. Jari racun
Satu jam kemudian.Di dalam tubuh Lan Jie, bagian tulang yang berwarna hitam secara bertahap kembali ke warna normal. Sedangkan di luar tubuh Lan Jie, dibasahi oleh keringat."Adik ... apakah sudah selesai? Hah?" Suara Lan Jie serak."Saya akan berhenti di sini dalam sesi menghilangkan racun. Aku ingin mengeluarkannya sekaligus, tapi sepertinya tidak mungkin ...," jawab Jin Chen. Menggunakan Api Neraka untuk waktu yang lama menyebabkan dahinya bercucuran keringat dan banyak menguras tenaga spiritualnya."Apakah ada kemungkinan racun ini dikeluarkan sekaligus?" tanya Lan Jie."Menyembuhkannya secara total sepertinya bisa," ucap Jin Chen.Lan Jie mengangguk dan berkata, "Kalau begitu kita lakukan seperti yang kamu inginkan.""Ngomong-ngomong siapa namamu?""Chen Ji ... berhenti bicara, aku akan menarik Api Neraka!"Jemari Jin Chen membengkok sedikit dan api biru mulai menghilang. Akhirnya, kembali ke tubuh Jin Chen satu demi satu.Ketika semua api biru telah kembali ke tubuhnya, Jin Che
Baca selengkapnya
47. Mendapat Tanaman Hijau Jiwa
Setelah rutin setiap hari mengobati Lan Jie, Jin Chen sudah sering keluar masuk di rumah klan Lan. Oleh sebab itu, para penjaga tidak bertindak untuk menghentikannya. Sebaliknya, mereka dengan rendah hati mengangkat tangan dan dengan hormat membawanya masuk.Saat ini, Jin Chen sedang berjalan di bebatuan kecil di rumah klan Lan. Sesaat kemudian, ia akhirnya tiba di aula.Lan Jie yang sudah menunggu sedari tadi langsung berdiri dan menangkupkan kedua tangannya, ia berkata, "Selamat. Saat ini Anda sudah popuper di ibu kota ini."Jin Chen hanya tersenyum dan melirik ke sekeliling. Ia terkejut saat mengetahui Lan Yan yang selalu ada tidak ditemukannya.Lan Jie mengerti sikap Jin Chen saat ia memberitahu, "Lan Yan telah kembali ke Sekte Kabut. Ada seseorang yang mendesaknya kembali.""Oh." Jin Chen tersenyum. "Kakek Lan, mari kita hari ini melanjutkan sesi penyembuhan. Setelah ini, racun akan benar-benar hilang.""Baiklah," ucap Lan Jie.Jin Chen pun mengikuti di belakang Lan Jie saat mere
Baca selengkapnya
48. Naik ke level Grandmaster
Jin Chen mengamati cincin hitam di depannya. Namun, ia masih tidak menemukan sosok Yin Lao."Apa yang terjadi?" Jin Chen bertanya-tanya. Namun, cincin hitam itu tetap tenang tidak ada respon sedikit pun. "Jangan bilang kalau gagal? Tapi riak energi sebelumnya memang ...." Jin Chen tidak mampu menyelesaikan perkataannya. Situasi saat ini memberitahu bahwa roh Yin Lao masih terhalang sesuatu.Tiba-tiba, udara dingin berhembus melalui jendela. Saat Jendela terbuka, Bo Hai muncul di dalam ruangan. Ia langsung bertanya kepada Jin Chen, "Kamu sudah pulih?"Jin Chen bingung sejenak. Pertanyaan ini mungkin berkaitan dengan riak energi mengerikan sebelumnya. Orang kuat seperti Bo Hai tentu saja bisa merasakan gerakan spiritual yang begitu besar."Aku telah mendapat Tanaman Hijau Jiwa dan baru saja menelannya. Kekuatan Spiritualku pulih. Sayangnya, itu menjadi tenang setelah beberapa saat ...." Jin Chen berbohong.Bo Hai kaget. Sesaat kemudian, ia berkata, "Berarti kamu belum pulih. Jangan bil
Baca selengkapnya
49. Menuju Sekte Kabut
keesokkan harinya, Jin Chen berjalan menuju Sekte Kabut. Ia mengenakan jubah hitam dan membawa pedang di punggungnya.Sekte Kabut merupakan faksi terkuat di Kekaisaran Jin Dao. Jika bukan karena peraturan sekte yang melarang mencampuri urusan kekaisaran, Sekte Kabut mungkin akan memegang kendali kekuasaan di seluruh Kekaisaran Jin Dao.Ketika matahari berada di tengah-tengah cakrawala, Jin Chen akhirnya berhenti berjalan. Ia menatap gunung di ujung pandangannya dan samar-samar melihat beberapa tenda tentara warna putih."Ini memang seperti informasi yang aku terima. Keluarga Kekaisaran Jin Dao telah menempatkan pasukan elit di bawah markas Sekte Kabut." Jin Chen menggelengkan kepalanya dan mulai berjalan menuruni lereng. Ia mengikuti jalan utama untuk mendekati kaki gunung.Meskipun ada kamp militer yang berjaga ketat. Mereka tidak menghalangi orang yang ingin mendaki gunung. Oleh sebab itu, Jin Chen dapat dengan mudah melewati mereka.Jin Chen mengangkat kepalanya melihat tangga batu
Baca selengkapnya
50. Kalahnya Lan Yan
Saat Lan Yan memegang pedang hijau di tangannya, Qi angin warna hijau segera menyelimuti permukaan tubuhnya. Di bawah pantulan sinar matahari, ujung pedangnya memancarkan cahaya yang padat dan tajam.Lingkungan sekali lagi menjadi tenang. Tatapan semua orang difokuskan pada dua orang di lapangan terbuka. Banyak dari mereka yang penasaran dengan kekuatan Jin Chen, orang yang tidak berguna, setelah dia benar-benar berlatih beberapa tahun ini?Jin Chen perlahan menutup matanya. Menghembuskan napas panjang. Kemudian matanya tiba-tiba terbuka kembali, dan nyala api biru pun menyala di mata hitamnya. Saat ini, Qi di tubuhnya menjadi jauh lebih intens."Setelah ini, semua dendam akan terselesaikan. Aku harap—" Leng Yun tiba-tiba terhenti bicara. Ekspresinya wajahnya berubah suram. Itu karena Jin Chen tiba-tiba saja melesat menjadi bayangan hitam, menyerang ke arah Lan Yan.Bayangan hitam itu laksana monster yang marah. Ujung pedang besar di seret di tanah. Sepanjang jalan, itu meninggalkan j
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
16
DMCA.com Protection Status