Semua Bab SATU KILOGRAM BERAS UNTUK SEMINGGU: Bab 11 - Bab 20
48 Bab
SKBUS-11
PoV Joko. Joko rasanya kesal sekali hari ini pada Lastri. Karena istrinya itu, Joko jadi harus membayarkan semua bakso yang di makan oleh para pengunjung kedai tadi. Dia harus menghabiskan uang sebanyak 300ribu. Semua melayang begitu saja. Padahal, tadinya Joko berniat untuk minta di bayarkan baksonya oleh Surti, karena Surti tadi sempat mengatakan bahwa akan mentraktir Joko. Tapi, karena ulah Lastri, Joko ujung-ujungnya malah harus keluar uang lebih banyak hari ini. "Mas Joko, makasih traktirannya. Semoga makin berkah rejekinya.""Mas Joko, sering-sering aja traktir kita, ya. Biar rejekinya makin ngalir deres kalo rajin traktir orang.""Mas Joko, lain kali lagi, ya?"'Cih! Enak saja. Gak lagi-lagi aku mentraktir mereka cuma-cuma,' batin Joko kesal. Joko langsung melengos sebal mendengar ucapan dari mereka yang hari ini terpaksa ia traktir. Wajahnya terlanjur malu jika tak membayarkan semua pesanan yang ada, karena Lastri sudah sesumbar dan membuat pengumuman kalau Joko lah yang ak
Baca selengkapnya
SKBUS-12
Lastri terus tertawa cekikikan melihat suaminya ternyata sangat takluk jika dihadapkan dengan sang ibu. Tadinya, dia pikir sang mertua akan lebih membela anaknya sendiri daripada dirinya. "Ampun, Buk'e .... Ampuuun ...." Joko memohon sambil memeluk lutut ibunya yang kini berdiri di hadapannya. "Ampun ampun! Pas koe bikin istri koe menderita, opo ora mikir itu otakmu, Le?! Buk'e gak nyangka aja kamu bisa sekikir itu sama istrimu sendiri! Siapa yang ajarin kamu begitu, hah?! Siapa?!" Darmi terus saja memukul-mukul pundak anak lelakinya yang kini masih betah memeluk lututnya dengan erat sambil meminta ampun. "Joko cuma mau ajarin Lastri hemat loh, Buk'e. Bukan mau bikin dia menderita." Joko mencoba melakukan pembelaan diri. "Heleeeehh ... masih bisa njawab koe! Hemat sama medit versi koe tu kok, yo podo wae! Sama-sama bikin istrimu menderita. Pokok'e mulai hari ini sampai ke depannya kalo Buk'e tahu koe pelit lagi sama istri koe, hmm ... jangan harap Buk'e mau ngakuin koe anak Buk'e
Baca selengkapnya
SKBUS-13
Pov LastriSeminggu sudah ibu mertua menginap di rumah. Seminggu itu juga aku merasa hidup di surga. Uang belanja selalu full, tambah lagi makanan enak dan camilan setiap hari selalu siap sedia. Beruntungnya aku mendapatkan mertua yang sebelas duabelas baiknya dengan ibuku. Beliau suka makanan enak dan juga suka jajan. Sayangnya saja aku punya suami yang pelitnya ternyata bisa menyaingi Tuan Takur. Hari ini, dengan terpaksa ibu mertuaku harus pulang kampung, karena katanya Mbak Tiwi~Kakaknya Mas Joko akan datang berkunjung. Mbak Tiwi adalah kakak satu-satunya Mas Joko. Dia sudah menikah dan ikut suaminya ke pulau seberang, jadi jarang sekali mengunjungi ibu mertua. Oleh sebab itu, mendengar Mbak Tiwi akan pulang kampung, Buk'e langsung senang karena bisa bertemu dengan anak sulungnya itu. Apalagi, Buk'e juga katanya rindu dengan kedua cucunya, anak Mbak Tiwi dengan Mas Teguh~Suaminya. Mas Joko dan Mbak Tiwi hanya dua bersaudara yang sangat dekat. Senang sekali sepertinya jika aku ju
Baca selengkapnya
SKBUS-14
Hari ini aku ingin pergi berbelanja saja ke pasar untuk menghilangkan jenuh. Sekalian aku mau mencari jajanan buat stok di rumah, nanti makanannya biar aku sembunyikan lagi di bawah tempat tidur. Toh, Mas Joko selama ini juga gak tahu kalau aku menyembunyikan makana di sana. Saat sedang asyik berjalan menyusuri pasar,tiba-tiba aku bertemu dengan Kak Dahlia sedang memilih buah-buahan. Dia adalah sepupu jauhku. Tepatnya kakak sepupu karena ibunya adalah anak dari kakaknya nenekku. (Bingung gak? Sama aku juga. Hehe) Kami sudah jarang sekali bertemu. Tak seperti dulu, dia sering mengajakku bermain karena usianya sepuluh tahun lebih tua dariku. "Kak Dahlia?" Aku menepuk pundaknya. Perempuan yang memakai baju batik dan rok span panjang itu menoleh. Hijabnya yang panjang terlihat menambah kecantikannya, sepertinya dia sekarang sudah menjadi seorang tenaga pengajar. "Loh, Dek Lastri? Lagi apa di sini? Udah lama loh, kita gak ketemu," serunya sambil memeluk dan mencium pipi kanan kiriku. "
Baca selengkapnya
SKBUS-15
Rencana untuk menyembunyikan sembako pun gagal. Kini aku harus pasrah, ketika Mas Joko sudah mengetahui semua dan menguasainya. Setelah mengobrol agak lama, Kak Dahlia dan Mqs Guntur akhirnya pamit undur diri. Dan entah kenapa, Mas Joko juga tak langsung kembali ke bengkel malah diam di rumah. "Dek Lastri, kami gak bisa lama-lama. Masih ada keperluan lain soalnya." Pamit Kak Dahlia. "Oh, iya, Kak. Gak apa-apa. Duh, maaf, ya, ke sini malah di anggurin, mana gak di suguhin makanan sama sekali pula. Jadi gak enak." Aku mendelik ke arah Mas Joko yang tak mau membelikan camilan untuk menyuguhi tamu. Tapi dia sama sekali tak merasa bersalah. Dasar memang suami pelit. "Gak apa-apa, Dek. Gak usah repot-repot. Kita cuma sebentar aja. Oh, iya, ini ada rejeki sedikit buat Dek Lastri, di terima, ya?" Mas Guntur menyalamiku sambil menyelipkan uang di tanganku. Mas Joko langsung melotot melihatku mendapatkan uang. Sepertinya nasib sial sedang menimpaku hari ini. Aku tak bisa menyembunyikan semua
Baca selengkapnya
SKBUS-16
Bab 16PoV JokoLastri itu kenapa selalu membuatku kesal. Kemarin setelah kedatangan ibu mertua, lalu kedatangan ibuku, sekarang Lastri juga mendatangkan tamu tak di undang ke rumahnya. Untung aku kembali lagi ke sana, kalau tidak, dia pasti berpura-pura tak pernah ada tamu yang datang. Lagipula siapa sih, lelaki itu? Sok perhatian sekali dengan istriku. Bawa-bawa anak istri tapi godain istri orang, pakai memberi Lastri uang segala. Kalau tak ketahuan, Lastri pasti takkan mengatakan apapun padaku soal uang itu dan menghabiskan semuanya untuk dirinya sendiri. Dasar serakah. Dengan langkah lebar, aku masuk ke dalam bengkel setelah tadi harus kembali ke rumah karena kunci ruanganku tertinggal. Toni dan Deni sudah bekerja sedari tadi. Sedangkan aku akan mengecek pendapatan kemarin meski dengan sedikit kesal karena ulah Lasti. Detik demi detik berlalu hingga tak sadar waktu sudah menunjukkan jam makan siang. Niat hati ingin makan di warteg, biar saja Lastri makan sendiri di rumah, toh l
Baca selengkapnya
SKBUS-17
PoV LastriAku segera berlari kembali ke kontrakan. Kupikir, Mas Joko akan menyusulku dan menjelaskan bahwa semua yang kulihat adalah kesalahpahaman. Tapi, setengah jam aku menunggunya, tak ada tanda-tanda Mas Joko datang menyusul ke rumah. Sesak memang, tapi aku sama sekali tak ingin menangis, hanya merasa kesal dan kecewa saja dengan semuanya. "Baiklah, Mas. Kalau kamu pelit, aku mungkin masih bisa tahan denganmu, karena aku juga pintar menyimpan uang. Tapi, kalau sudah urusan pengkhianatan, aku sudah takkan mentoleransinya lagi. Benar kata orang, untuk apa memiliki suami pelit, apalagi tukang selingkuh. Lebih baik aku menjanda. Toh, aku masih muda. Lagipula aku belum punya anak dengannya."Kuputuskan untuk pergi saja. Semua baju-baju mulai kumasukkan tanpa tersisa ke dalam tas ranselku. Beruntungnya, aku hanya membawa beberapa helai baju saja saat pindah ke sini dan meninggalkan lebih banyak baju di rumah orangtuaku. Kupikir, Mas Joko akan memanjakanku dan membelikanku baju-baju b
Baca selengkapnya
SKBUS-18
PoV 3Joko sore itu juga langsung menuju rumah ibu mertuanya. Dia mengira bahwa Lastri pergi ke rumah orang tuanya. Dengan kecepatan tinggi, dia mengendarakan sepeda motornya. Jarak yang harusnya di tempuh selama satu jam, kini hanya setengah jam saja, dia sudah sampai di rumah sang mertua. "Assalamu'alaikum ...," ucap Joko memberi salam. Sekali, dua kali, tak ada jawaban apapun dari dalam rumah. Hingga ke tiga kalinya, suara seseorang menyahut ucapan salam Joko. "Loh, Joko. Ayo masuk," sambut Hanah sang mertua. Perempuan bertubuh tambun dengan banyak perhiasan yang menempel di tubuhnya itu mempersilakan Joko untuk masuk. Dia merasa heran kenapa sang menantu tiba-tiba berkunjung tanpa memberitahu sebelumnya. "Iya, Bu." Joko pun masuk lalu duduk di ruang tamu yang luas dan mewah itu. "Mana Lastri, kok, gak ikut?" tanya Hanah. Deg! 'Jadi, Lastri gak datang ke sini? Lalu dia ke mana?' batin Joko. "Eh, emm ... enggak. Katanya lagi gak enak badan." Joko terpaksa berdusta pada Hana
Baca selengkapnya
SKBUS-19
Bab 19Joko terbangun dengan kepala berdenyut nyeri. Bukan hanya kepala, seluruh badannya pun terasa sakit dan pegal. Ia terduduk lalu memijat keningnya perlahan. Tapi, saat kesadarannya sudah kembali sepenuhnya, dia kemudian dikagetkan dengan pergerakan di sampingnya. Saat menoleh, dia sangat syok mendapati Surti yang tertidur di sampingnya tanpa mengenakan sehelai benangpun. Dia juga refleks melihat ke arah tubuhnya sendiri yang ternyata kondisinya tak jauh berbeda dari Surti. "Su-Surti! Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Joko. Surti yang mendengar suara Joko, langsung terbangun dan berpura-pura bersedih. "Mas, apa kamu gak ingat? Kamu udah menyetuhku dengan paksa. Kamu udah melecehkan aku. Huhuhu ...." Surti mengeluarkan air mata buayanya. "Apa maksudmu? Melecehkan?" tanya Joko tak percaya. "Mas Joko gak ingat? Tadi kita sudah ...." Surti menunduk sambil mengeratkan selimut yang menutupi tubuhnya. Tangisnya semakin di buat-buat. "Gak! Gak mungkin!" Joko menggeleng, menolak
Baca selengkapnya
SKBUS-20
Para warga berdesakan mengintip apa yang terjadi di dalam sana. Suara teriakan Pak RW sudah jelas membuat warga yang berkumpul di luar menjadi penasaran akan apa yang terjadi di dalam sana. "Permisi, ada apa ini?" tanya Hanah pada salah satu warga. Ia baru saja datang untuk mengunjungi Lastri. Mertua Joko itu ingin memastikan bahwa anaknya benar-benar membeli kulkas seperti yang Joko katakan kemarin. Tapi, saat sampai di halaman rumah kontrakan anak semata wayangnya itu, ternyata banyak warga yang sedang berkumpul. Hanah jadi penasaran, apa yang sedang terjadi di dalam sana. Kenapa banyak sekali orang-orang berkerumun di halaman. "Ini, Bu. Katanya ada yang ketahuan lagi zina," jawab salah seorang warga. Hanah langsung syok. Siapa yang sudah berzina? Apakah anaknya, atau menantunya, pikir Hanah. Bergegas Hanah menerobos kerumunan tersebut dan memaksa masuk. Wajahnya yang gempal agak kesulitan untuk mengurai kerumunan yang berdesakan mengintip ke dalam rumah. "Permisi, permisi, say
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status