All Chapters of The Hot Personal Trainer: Chapter 21 - Chapter 30
99 Chapters
Anak Tengil
‘Kenapa anak ini sedikit mirip wajahku saat kecil? Warna matanya hitam tegas sepertiku? Dia juga suka bermain sepak bola sama sepertiku dulu waktu kecil atau ini hanya perasaanku saja?’ Aldrich terus menatap wajah tampan Zico yang amenggemaskan. ‘Siapa sebenarnya anak ini?’Tanpa dikomando tangan Aldrich, bergerak sendiri menyentuh pipi gembul Zico. Pipinya seperti squishy, lembut, empuk dan menjadikan siapapun betah untuk menyentuh. Aldrich tak tahu kalau bocah itu menahan kesal, karena Zico paling tak suka kalau ada yang menyentuh wajahnya. “Dia yang paling kecil di sini, Pak. Tapi juga paling semangat, bahkan kemampuannya setara dengan kakak tingkatnya,” ucap Vincent mempromosikan.Sementara Zico yang sejak tadi memendam kekesalan sebab Aldrich tak melepas jarinya dari pipinya itu, kini tak tahan mulai memprotes.“Hai, Pak Ketua Federasi yang saya hormati. Bisakah Anda melepas pipi saya?” pinta Zico dengan gaya bicara seperti orang dewasa. “Aku paling tidak suka pipiku disentuh s
Read more
Pemaksaan
"Kau bicara apa Aldrich?" Halves sadar kalau yang dimaksud sang keponakan adalah dirinya. "Dasar kurang ajar!" "Mmm, Bibi. Tenang dulu. Jangan marah." Aldrich menggosok keningnya, dia baru menyadari kalau masih menelepon dengan Halves dan menyesali tindakannya yang gegabah. "Halo? Halo ... aduh! Kenapa suara bibi Halves tak terdengar? Halo, Bi." Halves mengerutkan keningnya di sana, Veneta memandanginya dan masih berharap kalau wanita gemuk itu berhasil membujuk Aldrich untuk mengajaknya dinner. "Sialan! Kau pikir aku tak tahu kalau kau hanya berpura–pura mengalami sinyal buruk?! Lagu lama!" tuding Halves dengan suara keras. Setelah rencana basinya ketahuan, Aldrich mati gaya. Begitupun suaranya yang mendadak hilang. Mampus, kau Aldrich. Bersiaplah diseruduk oleh Halves. "Maaf, Bi. Ini sungguhan—" "Aku benar–benar tersinggung dengan ucapanmu, Al." Nada suara Halves terdengar serak, membuat Aldrich merasa bersalah. "Kedua orang tuamu tak pernah memperlakukanku seperti ini. Tapi
Read more
Nama yang Tidak Asing
"Pak, tolong dijaga bicaranya. Aku sudah minta maaf, tapi kenapa malah menghinaku?" Zico sama sekali tak takut, dia membalas tatapan sengit pria itu yang menatapnya tajam. Dia tak seperti anak lain yang cengeng dan menangis jika menghadapi suatu masalah. Tapi menghadapinya lebih dulu. "Dasar anak kecil tidak tahu sopan santun! Bicara dengan orang tua seenak jidat!" "Mamaku selalu bilang. Kita harus menghormati orang yang lebih tua dari kita, tapi kalau mereka keterlaluan menghina yang muda. Aku boleh membela diri," tukas Zico menatapnya dengan berkacak pinggang. "Brengsek! Awas kau, ya!" umpat pria itu malas berurusan dengan Zico, apalagi dia tampak dipanggil seseorang dari dalam restoran. Zico mendengkus kesal dengan ucapannya yang kasar. Dia merekam wajah pria itu dalam otaknya. Suatu hari kalau bertemu, dia akan membuat perhitungan. Setelah pria angkuh itu meninggalkannya sendiri, Zico memungut dompet milik Aldrich yang telah terbuka menjadi dua bagian. Mata Zico menat
Read more
Zico Berbuat Onar
Beyonce gregetan sekali melihat sikap Agatha yang menanyakan soal nama Jonas. Seolah tak tahu saja atau memang benar–benar lupa? Kalau pria yang memiliki nama Jonas itu pernah merenggut kesuciannya. Sampai tatapan Beyonce yang seolah mencekik tanpa menyentuh, membuat Agatha langsung menunduk takut. "Pikir saja sendiri!" ucap Beyonce dengan sarkas. Agatha pun mengunci mulutnya saat Beyonce meninggalkannya sendiri menuju kamar. Daripada dia terkena amukan dari bosnya itu, karena memang salahnya baru ingat siapa Jonas. "Ya Tuhan, kenapa aku bodoh sekali menanyakan hal itu?" Agatha menepuk jidatnya. "Semoga gara–gara ini, gajiku tak dipotong Nyonya Bey."****Setelah Beyonce pergi mengantar Zico ke sekolah. Agatha malah terkena semprot Gema, bukannya dibela usai menceritakan kebodohannya semalam. "Makanya, Agatha. Harusnya sebelum menanyakan itu dipikir dulu, kau tidak pernah tahu apa yang Nyonya Bey rasakan selama dia mengatasi dan melewati traumanya sendiri. Aku saksinya! Aku tahu
Read more
Bukan Wanita Lemah
Seraya menunduk, kemudian Zico kembali berbicara dengan suaranya yang bernada serak. "Jordan mengejekku tak punya ayah, Ma. Katanya, aku anak haram."Dada Beyonce seketika terbakar mendengar cerita Zico, kedua tangannya semakin hangat memegangi pipi anak itu saat dia menyaksikan pelupuk sang putra memenuh. Hatinya tercabik–cabik, bahkan mata wanita itu langsung memerah saat menatap nyalang kepada Ophelia dan Jordan. "Sekarang sudah jelas siapa yang bersalah 'kan Bu Mila." Beyonce berucap dengan kekecewaan, sedih bercampur sakit hati. Hingga Mila yang sejak tadi menyimak, seolah ikut merasakan kepedihan Zico yang malang. Bahkan ia pun tampak menahan kesal terhadap Ophelia dan putranya. "Itu 'kan versi anakmu. Bisa saja Zico membohongimu dan membesar–besarkan tuduhan ini, karena tak mau dianggap bersalah!" Ophelia berkelit kendati tak sudi Jordan disalahkan. Dia adalah tipe orang tua yang egois. Mila sudah menyimpan informasi itu setelah mendapat laporan dari para guru, kalau selam
Read more
Alarm dari Hati
"Maksudnya, apa boleh saya menjadi papamu?" tanya Vincent sekali lagi, tanpa beralih memandang bocah kecil di depannya dengan penuh kasih sayang. Putaran jam seakan melambat, saat Vincent menunggu Zico menjawab. Sementara itu, Beyonce yang wajahnya memucat pun menelan salivanya dengan kasar, perasaannya campur aduk. Sangat berharap Zico tidak salah bicara. Di saat situasinya yang dirasa tak memungkinkan, jika dia sendirilah yang langsung menentang. Beyonce pun tak tega menyakiti hati Zico, di sisi lain Beyonce juga merasa rikuh pada Mila. 'Ya Tuhan, kenapa semua menjadi serumit ini? Apa yang harus aku lakukan sekarang? Arkh! Pak Vincent itu serius apa bercanda sih?' Beyonce mengusap wajahnya dengan frustasi, lalu meremas rambutnya dengan perasaan kalut. Dia tak tahu jika tengah diperhatikan oleh Mila dan Vincent diam–diam. Zico tersenyum, menoleh pada Beyonce. "Tanya saja pada mama, Coach. Kami hanya hidup berdua selama ini, kebahagiaan mamaku adalah kebahagiaanku juga," katanya d
Read more
Pertemuan Tidak Terduga
“Saya Beyonce Linch, pemilik Zilinch Vegetables,” ucap Beyonce memperkenalkan diri dengan tersenyum ramah.William tersadar dari lamunan, segera menjabat tangan kedua wanita itu. “Ah, iya. Saya William Hayeth. Silakan duduk, Nyonya Bey dan Nona Agatha.” Dia mengarahkannya ke sebuah meja yang telah disiapkan."Terima kasih, Tuan William," balas Beyonce dan Agatha yang kemudian duduk. Beyonce memerhatikan keadaan Restoran Marthen yang baru pertama kali dikunjunginya ini. Tampak luar biasa mewah dan tak pernah sepi pengunjung. Pelayanannya juga tergolong cepat dan ramah. Jadi wajar saja banyak pengunjung betah, meski harga makanan di sini cukup mahal. Namun, jika sesuai dengan kualitas mereka tak akan mempermasalahkan."Bagaimana perjalanan Nyonya ke sini? Apakah semuanya lancar?" Sekadar basa–basi, William bertanya sambil menunggu Aldrich yang masih di jalan. "Kami tak mengalami kendala, Tuan William. Perjalanan kami lancar," jawab Beyonce. "Syukurlah." William lega. Pelayan tampa
Read more
Air Mata Beyonce
"Lepaskan tanganku!" Beyonce berusaha keras melawan namun Aldrich tak membiarkannya lolos. Pria itu tak peduli, meski sekarang dia dan Beyonce menjadi pusat perhatian pengunjung restoran seolah bertengkar. Tekadnya yang kuat ingin memperbaiki kesalahan di masa lalu, membuat Aldrich rela kembali dianggap egois. "Tidak akan, Bey. Beri aku kesempatan bicara dulu, baru aku akan melepaskanmu."Beyonce menggertakkan giginya dengan menatap tajam Aldrich. "Dari dulu kau tak pernah berubah. Tetap saja keras kepala dan jahat! Aku tidak mau bicara padamu ya, tidak! Jangan memaksaku!" Telinga Aldrich ditulikan, justru kemudian dia menarik tangan Beyonce menjauh dari meja semula ke tempat lain. "Agatha, kenapa kau diam saja. Cepat tolong aku!" teriak Beyonce.Melihat itu, Agatha yang sejak tadi dihalangi William mendekati Beyonce. Mulai panik dan berontak. "Eh, Tuan Jonas sialan. Cepat lepaskan Nyonya Bey! Mau kau bawa ke mana dia?" Sayangnya Agatha tak berhasil menghentikan Aldrich, karena
Read more
Pengirim Bunga Misterius
Seolah ada sinyal khusus jika Aldrich didekatnya. Beyonce yang masih trauma langsung menyingkir. Aldrich yang memutar kunci, melirik Beyonce diam–diam dengan miris. Dia mendesahkan napas berat saat mantan sahabat sekaligus wanita yang pernah disakitinya itu tampak ketakutan dan menjauhinya. Sungguh ironi, Aldrich bagaikan predator membahayakan.Padahal dulunya, mereka berdua dekat sekali. Semuanya dibagi, termasuk masalah pribadi yang sering dikeluhkan oleh Beyonce. Aldrich menjadi pendengar setia dan memberinya solusi, kini malah menjadi sumber masalah itu sendiri. Tak ayal, penyesalan acap kali menghinggapi Aldrich beberapa tahun belakangan dan hidupnya selalu dihantui perasaan bersalah. Gara–gara menuruti nafsunya persahabatannya menjadi hancur. "Keluarlah dari ruanganku, Bey. Tenang saja, aku tak akan mencegahmu lagi," suruh Aldrich dengan tersenyum getir. Bukan tanpa alasan saat Beyonce melewatinya begitu saja, seolah Aldrich hanya angin. 'Sampai kapanpun hanya kau satu–sa
Read more
Sebuah Pertanda
“Di mana kurir yang mengantar bunga ini tadi Agatha?" "Sudah pergi Nyonya—" "Pergi secepat itu tanpa mengatakan siapa pengirim bunganya? Harusnya kau tak asal menerima Agatha, barangkali isinya bom." Wajah Agatha berangsur pucat memikirkan buket mawar merah itu yang diletakkan begitu saja oleh Beyonce di meja. Setelah dia tak menemukan pengirimnya di setiap celah bunga itu. Beyonce merasa diteror, Agatha ketakutan membayangkan buket mawar itu seandainya benar terdapat bom. "Nyoya Bey, maafkan saya," ucap Agatha menyesal. "Hmm. Lain kali jangan gegabah. Paham?" Beyonce melirik Agatha sebentar kemudian bangun dari duduk. Meski dengan langkah sempoyongan dan kepalanya agak pusing. Dia berjalan menuju ke luar ruko. Namun, Beyonce tak melihat siapapun kecuali pegawainya yang menyapa. Agatha yang menyusul tak lama setelahnya, ikut mencari kurir misterius tadi. "Dia sudah pergi dengan membawa motornya sejak lima menit yang lalu, Nyonya Bey," kata pegawainya saat ditanya Beyonce. "Oh
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status