Share

Suara!

"Dia tanya kenapa Sayang memberikan Zidan pada ibunya," jawab Zulkarnain dengan menatap wajah istrinya.

"Kenapa dia tanya demikian?" Zeira masih penasaran. "Tadi seharusnya Zeira yang angkat teleponnya, biar dijelaskan secara gamblang." Sambungnya kemudian.

Zulkarnain tidak menggubris apa yang terucap. Laki-laki ini memang sudah menginginkan kenikmatan sepenuhnya. Dia malah menarik lengan Zeira ke arahnya sehingga membuat badan Zeira menubruk ke pangkuannya.

"Sayang...." Ucapan mesra Zulkarnain itu membuat Zeira menatap wajahnya sambil berbicara pelan sekali, "Abang, mau sabar 'kan?" tangannya mengelus halus wajah tampan itu.

"Abang, sudah tak tahan sih... tapi kalau Sayang belum siap karena merasa sedih kehilangan Zidan, Abang tidak mengapa kok...."

Zeira menarik napas, "Artinya Abang nggak sabar. Ayo...." ajakan spontan namun terdengar mengasikan di kuping Zulkarnain.

Zeira memahami kalau dirinya adalah seorang istri. Pun dia tahu suaminya ini ingin dilayani. Zeira sosok wan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status