Share

S2 Bab 8B

Jawaban suaminya seketika membuat lutut Hana lemas dan tanpa sadar bertanya sangat pelan, "kenapa?"

Mungkin, pemilik tubuh 175 centimeter itu tak mendengarkan suara itu. Ekspresi kecewa jelas terbaca dari raut wajah Hana. Mengapa harus diundur jadwalnya? Bukankah ini sudah telat, seharusnya dia kontrol dua hari yang lalu?

"Tapi vitaminnya sudah habis, Mas."

Terpaksa bibir itu jujur apa adanya. Hening lagi, hanya terdengar suara desahan berat dari seberang. Hana tahu suaminya sedang berpikir dan dia membiarkan otak Mahendra menimbang beberapa saat.

"Gini, Sayang. Nanti aku usahakan jam 12 temani klienku dulu sebentar, lalu aku tinggalin kalau sudah ada Aldo yang menemaninya. Tapi kamu berangkat dulu sama Pak Dadang ke rumah sakit, nanti aku nyusul kamu. Lagipula di sana juga harus antri, tidak langsung dapat giliran kamu, kan?"

Hana kembali berusaha percaya semua perkataan sang suami dan membujuk diri sendiri. Lagipula baru kali ini sang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
aduh Mahendra kmu semakin kesini sibuk bsnget samoe g bisa nganter Hana oeriksa k dokter nanti klo terjadi apa2 dgn Hana jangan menyesal
goodnovel comment avatar
Sitihasanah Titi
Kenapa bukan Arsenio saja yg jadi suami hana. ngapain ngejar2 hana sampe segitunya kalau akhirnya diabaikan. engga lucu thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status