Share

Simbol Kehancuran

Mendengarnya, Alessandra lantas berdiri, melewati begitu saja pria yang masih setia berlutut dengan hati berkecamuk. Wanita itu berjalan ke arah jendela besar, melepaskan pandangan pada bangunan gedung-gedung besar yang setara dengan gedung yang ia pijaki sekarang. Ia berdecak sembari melipat kedua tangannya di bawah dada, tepatnya di atas perut datarnya.

"Marah?" Wanita itu menggeleng pelan. Bibirnya menerbitkan senyum miring. "Jika saja bisa, saya sangat ingin membunuh Anda," lanjutnya seraya menahan supaya matanya tak meluruhkan buliran air sekuat yang ia bisa, karena tiba-tiba saja di benaknya muncul bayangan wajah sang ayah.

Melihat punggung mulus yang terekspos amat sempurna, Tuan Aroon lantas berdiri lalu menghampirinya, dan seketika melabuhkan pelukan pada sosok memikat itu. "Kau tidak bisa memperlakukanku seperti ini, Alessa. Kau adalah wanitaku, dan siapa pun yang telah menjadi milikku, maka kuikrarkan tak ada yang layak baginya selain diriku," tekannya seraya mengeratkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status