Share

BAB XXIII

Vivian menatap pantulan dirinya di atas air sungai jernih yang mengalir tenang menyusuri lekukan di antara pepohonan di sisinya. Dia termenung, mematut diri dalam diam. Melihat pantulan wajahnya yang tampak mati, seputih kertas, seolah tak bernyawa. Tangannya gemetar, dia menekan kedua tangannya yang tak lagi terkendali. Tubuhnya begitu lelah, bajunya penuh akan noda darah. Bukan darah miliknya, namun darah mereka. Orang-orang yang telah membangunkan Silvia.

Ia terlalu takut menghadapi apa pun. Batinnya tersiksa dan kepalanya berpikir tanpa jeda. Berulang kali merapalkan kata mati seperti kaset rusak. Sudah lelah ia menangis, tak ada satu bagian tubuhnya yang luput dari ketersiksaan. Suaranya telah habis, serak karena berteriak. Hanya rasa lelah yang tersisa, dan dia tak sanggup walau sekedar mengangkat tubuhnya.

"Istirahatlah, aku akan mencari sesuatu untuk kita berdua." Seorang pria menghampiri Vivian yang berlutut di tepi sungai.

"Aku tidak lapar, Sa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status