Share

28. Emosi Raymond

Wajah Irani terlihat penuh kecemasan. Pak RT Bahrum dan Bu RT Marni, mereka saling berpandangan.

“Mbak Rani, kenapa kau berkata begitu?” tanya Bu Marni.

“Iya, Mbak Rani, memangnya siapa yang akan memecatmu?” Pak Bahrum menimpali.

Irani menundukkan wajahnya. Rasanya dia ingin sekali menangis karena sudah merasa sangat lelah dengan ujian demi ujian yang menimpa hidupnya. Dan tanpa terasa, air mata pun mengalir dengan deras membasahi pipinya. Bahunya berguncang hebat.

Bu Marni dan Pak Bahrum yang melihat itu ikut merasa cemas. Bu Marni mendekati Irani dan memegang bahunya. Dia mengusap-usap punggungnya untuk memberikan semangat dan kekuatan.

“Menangislah jika itu akan membuat hatimu lega,” ujarnya.

Irani pun semakin mengeluarkan tangisannya. Namun, ketika dia teringat dengan bayi yang ada dalam kandungannya, dia berusaha sekuat mungkin untuk berhenti dari tangisannya tersebut.

Karena dia tidak ingin membuat sang bayi ikut merasakan kesedihannya dan ikut stres. Lalu, dia menyusut air mat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status