Share

Empat Puluh Satu

Aku baru saja memberi obat dan menidurkan Via, saat ponsel di atas meja kecil di sudut kamar berdering.

Kuambil benda itu dan segera memeriksa nomor penelpon, kembali ternyata Mas Arya yang menghubungi.

Ah, mau apa sih dia? Mau bicara? Tentang apa sebenarnya yang hendak ia bicarakan?

[Ana, kamu di mana? Bisa gak kita bicara sekarang? Mas tunggu di cafe Alamanda sekarang. Bisa?] tanya Mas Arya dengan nada memohon di seberang sana.

Sejenak aku menoleh pada Via yang baru saja terlelap. Apa putriku ini bisa ditinggal beberapa saat untuk menemui papanya atau dia akan terbangun dan kehilangan saat aku tak ada di sampingnya karena mungkin saja aku masih ada di luar?

Akhirnya aku memilih opsi yang pertama. Sepertinya kalau cuma keluar satu atau dua jam lamanya, Via belum akan terbangun.

Sekarang baru pukul dua siang. Biasanya dia akan bangun tidur siang pada pukul lima sore.

Berpikir demikian aku pun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
ivanov44
Lu diajak ke cafe, tp yg bayar lu entar ha ha.. mau aja dibego2in
goodnovel comment avatar
BST Mamie Suhana
good story..tq mbak
goodnovel comment avatar
Yung
entah lah ya kalau buat aku kayak ana aku gk akan terima lagi si arya itu udah terlanjur sakit
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status