Share

69. Penyusup dan Ancaman

Mata Mas Rama tiba-tiba menatapku, namun ekspresiku malah datar agak manyun. Aku beranjak dan duduk di kursi di depan meja rias. Pandanganku kulempar pada bayangan diriku sendiri di dalam cermin.

“Maksud kamu apa, Lov?” tanya Mas Rama sama-sekali tak menyadari kesalahannya.

“Bisa keluar sebentar, Mas?” pintaku datar. “Sebentar aja.”

“Oke, tapi sebentar aja ya.” Mas Rama turun dari kasur dan beranjak menuju pintu keluar kamar. Aku mengambil bantal dan mengikuti di belakangnya. Setelah ia berada tepat di depan pintu dan sudah di luar kamar, kulemparkan bantal itu dan mengenai punggungnya. “Itu, Mas,” seruku.

Mas Rama menoleh dengan tatapan heran. Namun aku segera berujar, “Kamu malam ini tidur di luar!” Lalu kututup pintu dan kukunci dari dalam. Dan kini terserah Mas Rama mau melakukan apa.

***

Mentari sore itu akhirnya digusur paksa oleh malam. Awan di atas sana menutupi bintang-bintang. Bulan pun bersembunyi. Hanya cahaya lampu jalanan yang masih setia berpijar.

Tok tok. Mas Rama me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status