Share

78. Bengis

HIRUK-PIKUK Kota Jambi pagi itu tetap ramai seperti biasanya. Masih jam kerja, terdengar kabar ada demo besar di depan kantor Rama Corporation. Demo itu memicu ketidakstabilan, karena itu Mas Rama segera memanfaatkan momentum. Data kejahatan oknum di perusahaan Rama Corps itu dilaporkan ke pihak berwajib, dan disebarkan ke media.

Demikian hal itu membuatku tegang setengah mati. Itu artinya kami harus berperang langsung kali ini. Perang dengan cerdas tentunya.

Namun telepon dari Rindu tiba-tiba mengagetkan.

“Ibu, Mbak, Ibu.” Suara Rindu menganduk rasa takut yang tak biasa. Sepertinya, telah terjadi sesuatu di rumah Ibu. Setelah Rindu berucap hal itu teleponnya lekas putus dan ketika kucoba menghubunginya lagi, ponselnya sudah mati.

“Siapa yang nelpon, Lov?” tanya Mas Rama.

“Rindu, Mas. Dari nada suaranya kayak ada sesuatu yang terjadi deh, Mas.”

“Datangin aja gimana?”

“Iya, Mas. Aku kok jadi cemas ya, dengar kata-kata Rindu tadi. Apa kita berangkat sekarang aja, Mas?”

“Kamu diantar Den
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status