Share

53

Tiga hari sudah Tania pergi, hidupku benar-benar berantakan selama tiga hari ini. Penampilanku awut-awutan dengan kantung mata yang menghitam di bawah mataku. Setiap pagi, sebelum berangkat ke kantor aku selalu mampir ke pusara Mas Farhan, berharap Tania muncul, atau setidaknya meninggalkan jejaknya di sana. Namun tak pernah lagi kutemukan taburan bunga segar di atas pusara Mas Farhan seperti tiga hari yang lalu. Setiap hari pula aku mendatangi rumah mertuaku, berharap Tania atau Khanza terlihat di rumah sederhana itu. Namun tetap nihil, Tania tak meninggalkan jejak sama sekali.

Saat kembali ke rumah pun, ibuku sama lesunya sepertiku. Tak ada sambutan hangat Tania dan dekapan manja Khanza lagi. Semua terasa dingin dan kaku. Ibuku memang tak pernah lagi membahas Tania setelah tangisannya di pagi selepas Tania meminta izin pada beliau. Namun aku tau ibu sangat kesepian dan merindukan Khanza juga Tania.

Kamarku pun berantakan sejak tak ada campur tangan Tania membereskannya. Malam-malamk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status