Share

92

Aku menggeliat ketika mendengar bel pintu berbunyi, sedangkan Mas Fahry masih memeluk tubuhku erat di sofa. Ia benar-benar melakukannya di sofa, melakukan aktifitas penuh peluh yang membuatku dan Mas Fahry akhirnya tertidur pulas di sofa setelahnya.

Lagi-lagi bunyi bel membuatku terpaksa membuka mata yang masih terasa berat.

“Kenakan pakaianmu, Sayang. Aku akan membuka pintu.” Mas Fahry menyodorkan pakaianku dan tadinya teronggok di lantai bersama pakaiannya.

“Siapa yang datang, Mas?”

“Entahlah.”

Aku bisa mendengar samar-samar percakapan Mas Fahry dan tamu yang menekan bell tadi. Rupanya itu adalah Roy yang kembali datang dan mengantarkan mobil Mas Fahry sesuai perintahnya tadi.

“Mas Hasan baru aja hubungin gue, Ry. Dia sedang menyusun rencana menyekap Nasya setelah Nasya diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Gue masih pura-pura berada di pihaknya agar dia tak curiga. Gue mohon beri gue kepastian secepatnya, apa Mbak Tania mau nolongin gue buat nitip Nasya di rumah lu. Gue kasian nge
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status