Share

Bab 43

Za mendekat pada ayah mertuanya yang terbaring itu dan menatapnya nanar.

“Om,” ucapnya pelan sembari mengelus punggung tangannya yang terasa dingin. Terasa tangan itu bergerak seiring dengan matanya yang juga terbuka.

“Za,” ucapnya tak jelas. Za mengangguk dengan mata yang berkaca-kaca.

Hendro kemudian berceloteh dengan kata-kata yang tak jelas. Mata Za terpicing dengan alis yang bertaut karena berusaha mencerna kata-kata yang diucapkan ayah mertuanya itu. Beberapa kata yang tertangkap Za adalah notaris, aset dan nama Al, selebihnya hanya celotehan yang tak jelas. Lalu, Hendro menyebut nama Rita dengan air mata yang menetes dari sudut matanya.

Za mengangguk seolah mengerti, hanya demi membuat ayah mertuanya itu tenang.

Suara klakson yang begitu dihapal membuat Hendro dan Yuyun memucat seketika.

“Itu Bu Rita, Mbak,” ucap Yuyun kaget. Bibirnya gemetar ketakutan.

“Sembunyi,” ucap Za dan memindai sekeliling.

Dia lalu menuju sudut di ujung sebelah lemari dan berdiri dengan jantung
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status