Share

Bab 49

Satu jam lebih akhirnya sayur asem, perkedel jagung, tempe mendoan juga ayam goreng yang kali ini tidak gosong berhasil dihidangkan. Bu Ningsih tampak semringah melihat makanan favorit sang putra tersaji di meja. Jika dulu hanya meja makan yang kecil dan usang, kali ini tempat makan mereka adalah sebuah meja makan yang cukup besar dan bagus.

“Al, ayo makan,” ajak Bu Ningsih agak berteriak.

Albany yang memang sudah sangat lapar sepulang dari kebun tak bisa menahannya. Apalagi wangi sayur asem juga wangi ketumbar dari tempe mendoan membuatnya menelan ludah berkali-kali.

Za melirik sekilas pada suaminya yang ternyata bangkit juga dari tempat duduknya.

“Ayo, duduklah di sini,” titah Bu Ningsih menarik kukrsi yang berada di samping Za. Wanita itu malu-malu melirik lalu kembali menatap kosong pada piring di depannya.

“Mau Ibu yang ambilkan atau istrimu saja?” tanya Bu Ningsih sengaja. Albany terlihat kikuk.

“Biar Za aja yang ambilkan, Bu,” ujar Za lalu mengambil sebuah piring dan mengisinya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
neneng sutarsih
ngmg dong jangan diem aja.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status