Share

Menyambut bahagia

"Kau mau tahu kesalahan apa yang membuat adikmu turut berada di sini?" tanyaku mengejek Raka.

"Adikmu itu-"

"Hentikan!"

Pekik Risma cepat sembari menggelengkan kepala, raut wajahnya panik dan begitu memelas. Sorot matanya memohon supaya aku tak berbicara tentang kesalahannya di hadapan Raka. Tapi, apa peduliku? Aku tersenyum melihat ekspresinya. Panik, takut dan memohon menjadi satu dan aku menikmati itu.

"Adikmu itu-"

"Diam! Diam kamu! Atau ku patahkan lehermu sekarang juga!" bentak Risma mengancamku.

Raut wajahnya memerah, matanya mendelik dan telunjuknya mengarah tepat di wajahku. Aku tak takut! Lagi pula dia bisa apa? Di sini ada banyak petugas, tentu dia tak akan bisa berkutik.

"Adikmu itu pemakai narkoba! Ntah cuma make apa ikut ngejual, aku juga gak tahu! Biar polisi yang mengungkapkannya!" ucapku tegas dan lantang. Ku berikan senyum mengejek untuk anak manja itu.

Risma melotot sempurna, raut wajahnya pucat melebihi tadi. Raka? Mematung di tempatnya, menetap tajam adik kesayang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status