Kinara menatap kesal Dimas. "Bagaimana caranya Nara konsen balas dendam ke Adit kalau perusahaan keluarga sendiri saja di ambang jurang? yah, memang kita bersyukur karena memiliki keluarga Fumiko tapi tidak bisa terus-terusan mengandalkan mereka."Fumiko mengangguk setuju dan mengambil keputusan sendiri. "Aku akan mengurus keuangan rumah sakit. Reiko, kamu ambil alih pekerjaanku di bank."Reiko cemberut mendengarnya. Padahal sudah bisa bernapas lega lepas dari pekerjaan di bank, eh malah adiknya memaksa serah terima."Kalau kamu tidak mau, aku akan mencabut semua fasilitas kartu kredit kamu," ancam Fumiko.Mau tidak mau, Reiko menyetujuinya. "Ya, ya."Fumiko mengambil kursi lalu duduk di samping Kinara. "Mana, aku cek bagian keuangannya."Dimas hendak melarang Fumiko.Fumiko yang sudah hapal dengan perilaku sang suami, menatap tajam Dimas. "Jangan coba-coba melarang, rumah sakit hancur, kamu tidur di luar rumah!"Dimas menjadi pasrah.Seharian Kinara dan Fumiko menggeleng sedih melihat
Fumiko meregangkan badan setelah seharian koreksi laporan keuangan, bersama Kinara yang sesekali bertanya. Alur keuangan hotel dan rumah sakit pada dasarnya sama tapi grup yang dibedakan. Karena Kinara sudah memahami alur dasar, jadinya dia bisa paham dengan cepat.Fumiko menatap Kinara yang masih membaca laporan departemen lain dan beberapa komplain tamu di aalah satu cabang hotel Adelio yang sempat ditangani Adit."Ada masalah?" tanya Fumiko, begitu melihat alis Kinara mengerut. "Beberapa tamu komplain yang terlambat direspon, Adit tidak membenahi karyawannya. Manajer disana juga tidak terlalu gesit dalam bekerja." Kinara membalik halaman. "Komplain tamu mengenai air, kunci dan lain-lain. Semuanya terlambat penanganan.""Tidak ada komplain di website beberapa agen perjalanan?" tanya Fumiko."Ya, banyak dan aku malas baca satu persatu." Kinara menghela napas panjang. Fumiko ikut menghela napas panjang. "Kamu sudah lapor ke Adelio?"Kinara menggeleng pelan. "Nanti, kalau sudah sele
Dimas cemberut melihat adiknya bangun terlambat lalu Adelio menguap dari belakang. "Gimana pengantin baru?"Kinara duduk di kursi dengan bantuan Adelio lalu mengucapkan terima kasih.Adelio nyengir lalu duduk di sebelah Kinara.Kedua mata Donny menyipit. "Kalian semalaman gak ngapa-ngapain?"Kinara menatap papanya. "Tidak.""Bukannya kalian mendesak untuk menikah?" tanya ibu Adelio."Iya." Adelio menjawab santai."Terus kenapa kalian tidak-"Kinara menghela napas panjang dan berkata jujur. "Sudah satu tahun Nara tidak tidur dengan Adit.""Hah?!" semua orang sontak terkejut termasuk Adelio."Atau dua tahun ya? Nara tidak ingat." Kinara mencoba mengingat kembali."Tapi- bukannya-" Adelio menjadi bingung. "Kata Ed, sebelum berpisah kalian sempat satu kamar.""Benar, Nara matikan lampu dan yang melakukannya orang suruhan Nara.""Kenapa?" tanya Dimas tidak mengerti."Karena Nara masih punya harga diri, hanya saja harga diri itu lepas setelah mengetahui siapa yang bermain gila dengan Adit.
Cynthia memamerkan gedung baru yaitu PH A2, dia mengundang beberapa teman artis dan wartawan dengan harapan menaikan citra dan bisa masuk ke pesta amal paling bergengsi bersama sang suami. Sementara Adit menonton di handphone.Cynthia memang sengaja membuat acara live untuk para penggemarnya.'Buah kesabaran Cynthia selama ini, semangat terus idolaku!''Cynthia, kamu harus bisa melupakan masa lalu menyakitkan dan hidup bahagia bersama Adit.''Cynthia semakin lama semakin cantik, menandakan dia sudah bahagia.'Awalnya Cynthia tidak mau membuka acaranya untuk umum karena malu dengan perbuatan yang dilakukan Kinara, tapi setelah kedua mertua menyakinkan dirinya dan sudah menyelesaikan supaya berita itu tidak bocor ke luar, akhirnya dia mau melakukan."Cynthia, lihat kemari.""Cynthia, selamat dengan peresmian gedung barunya.""Cynthia."Dengan perut buncit dan wajah ramah, Cynthia merasa bahagia sudah menang meskipun melalui masa sulit. 'Lihatlah wajah bahagia Cynthia, sementara Kinara?
Adelio terbangun jam empat pagi, rupanya meskipun sudah tidak bekerja lagi tapi tubuhnya masih terbiasa dengan sistem masa lalu. Bangun pagi, pulang larut malam.Dia turun dari tempat tidur tanpa mengganggu Kenzi lalu memeriksa Bella yang tertidur di box balita. Setelah memastikan kedua anaknya masih tidur lelap, dia keluar dari kamar perlahan. Membuka sedikit pintu kamar tidur Kinara, masih tidur nyenyak. Dia mencium kening sang istri dan membisiki mantra di telinga. "Kamu istriku, selamanya tetap jadi istriku. Tidak ada pria lain di samping kamu selain aku."Setelah puas membaca mantra ngawurnya, dia keluar kamar dan mulai memasak. Dulu saat ibunya jatuh sakit dan tidak bisa melakukan pekerjaan rumah, Adelio lah yang menggantikannya. Pandai memasak pun bukan ala chef bintang tiga yang sempurna dan mahal tapi masakan rumahan yang diajari ibunya dan internet. Yah, kita berpikir realistis saja- saat tidak punya uang, kita tidak mampu membeli bahan-bahan makanan enak dan mahal tapi be
Seluruh manajer sudah diberi info bahwa pak Adelio memutuskan menjadi bapak rumah tangga sementara istrinya lah yang maju menggantikan. Berita ini hanya bisa diketahui pihak internal jadi pihak luar hanya mengetahui Kinara sebagai pengganti sementara Adelio.Adit yang mendengar desas-desus ini setibanya di kantor tidak percaya tanpa melihat secara langsung. Dan ketika dirinya ke kantor pajak bersama manajer untuk mengurus pajak bulanan, tanpa sengaja bertemu dengan Kinara yang berdiskusi dengan seorang AR pajak.Adit menghampiri Kinara. "Kinara, benarkah itu?"Kinara bangkit dari kursi lalu menatap mantan suaminya. "Ada masalah?""Kamu- kamu menggantikan posisi kakak tiriku?""Pak Adelio sedang sibuk sekarang, jadi saya menggantikannya sementara waktu sampai beliau bisa kembali.""Sibuk apa dia? apakah dia sedang operasi supaya bisa memiliki anak?""Tuan Adit, anda sangat tidak sopan.""Berhentilah bersikap seolah kita orang luar, kamu dibayar berapa oleh kakak tiriku?""Mahal, sangat
Fumiko berdiri di depan meja dan menatap tajam Dimas sementara sang suami hanya bisa duduk canggung tanpa mengatakan apapun di kursinya."Kinara sudah mengurus usaha suaminya dan sekarang aku membantu kamu, tapi apa yang aku dapatkan sekarang? rekam medik dua pelakor. Ibu, anak sekaligus menantu. Ini kalau aku tidak ke rekam medik mungkin selamanya tidak akan tahu.""Kita harusnya bisa memisahkan hubungan pribadi dan profesionalisme.""Oh ya? adik kamu sempat bunuh diri dan diabaikan begitu saja?""Aku tahu sakit hatinya Kinara bagaimana-""Masalahnya mereka menggunakan jasa kita demi gengsi memakai uang Kinara dan Adelio, kamu dengar gak sih apa yang diceritakan Kinara sewaktu di Inggris?"Dimas mendengarnya. Adit tidak becus menangani hotel tapi masih beranggapan bisa bersaing dengan Adelio sementara ayah Adelio lebih banyak bermain dan menyerahkan semua tugas ke Adit. Singkatnya mereka berdua tidak bisa menghasilkan uang sendiri tanpa bergantung ke usaha Adelio, Adit sendiri juga k
Kinara pulang ke rumah tepat jam 8 malam, mencium bau wangi makanan. Adelio menyambutnya dengan senyum tampan. "Sudah pulang? bagaimana hari pertama bekerja?" tanya Adelio sambil melepas apron. Kinara memeluk suami dengan mesra. "Capek, tapi begitu mencium harum makanan dan melihat senyum tampan seseorang rasanya capek hilang begitu saja."Adelio tertawa. "Pasti sulit menangani Adit, aku sudah dengar kamu menuntutnya."Dahi Kinara berkerut lalu mendongak. "Kamu memantau?"Adelio menatap tidak bersalah Kinara. "Aku tidak bisa melihat istriku kesulitan di hari pertama, aku juga tidak mengganggu bukan?"Kinara tersenyum. Dulu saat pulang kerja, Adit hanya bermain handphone di kamar atau sibuk di ruang kerja. Tidak menyambut, tersenyum bahkan bertanya hari pertamanya bekerja.Seingat Kinara dulu, di hari pertama bekerja. Adit duduk di depan tv sambil sesekali memegang handphone, ketika Kinara mencium pipi dan memeluknya dari belakang. Adit marah dan bilang tidak suka dikejutkan seperti