Share

Bab 22 a

"Mereka itu siapa, Nay?" tanya Siska membuyarkan lamunanku.

"Mereka mertua gue, Sis," kataku pelan.

"Astaga ... andai aja Lo gak ngelarang gue kesana. Udah gue obrak-abrik tu mereka, biar tau rasa! Gak habis pikir gue sama mereka, apa mereka gak mikir akan ada hati yang terluka dengan kebahagiaan mereka itu?!" ujar Siska geram.

"Biarlah, Sis. Biarkan mereka bersenang-senang buat sekarang. Kalau gue gak bisa bales perbuatan mereka, biar Tuhan aja yang balas," kataku.

"Lo kuat banget sih, Nay. Kalau gue ada diposisi Lo saat ini, gue gak bisa bayangin apa yang bakal gue lakuin. Palingan gue gak bisa nahan emosi," ujar Siska.

"Ya mau gimana lagi, kuat gak kuat ya kudu kuat. Kalau gue lemah, keenakan mereka dong ..." kataku.

"Iya sih, Nay. Salut gue sama Lo."

Cekrek! Cekrek!

Tanpa memperdulikan ucapan Siska, aku memfoto orang-orang yang ada di depan rumah Anggun saat ini. Foto ini akan aku jadikan bukti nantinya, apabila mereka masih juga mengelak. Aku yakin, suatu saat, jika aku mengungk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status