Share

44. Aku, Kamu, dan Dia

Apa yang Sekar paling malas untuk dia lakukan adalah ia disuruh keluar dari kediamannya untuk bertemu dengan selir-selir ayahnya sekaligus saudara-saudara tirinya yang tidak pernah dia anggap saudara. Tetapi disinilah dia sekarang, duduk di pendopo utama rumah dengan wajah tertekuk, mendengarkan dengan setengah hati kepada selir Mantraya yang naik pangkat jadi ibu rumah setelah kematian ibunya. Selir Mantraya bukan selir tercantik atau yang paling disukai oleh ayahnya, dia hanya mengangkatnya karea Mantraya berhasil melahirkan putra pertama yang akan menjadi pewaris keluarga ini dan bla bla bla...

Selir Mantraya tampaknya sangat bersemangat dengan status barunya dan memberi wejangan lama mengenai pernikahan kepada saudara tirinya Ambara yang akan menikah dengan anak seorang saudagar.

"Sekar...," Panggilnya dalam nada lemah lembut.

"Apa?" Balas putri itu kesal. Selir Mantraya ini sepanjang hidupnya mencoba menggulingkan ibunya dari posisinya, sudah pasti dia juga

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status