Share

22. Kemana Arin Pergi?

Part 22

Untuk pertama kalinya kami makan bersama, dengan kondisi ibu yang sudah menerima kami. Karena biasanya aku lebih memilih makan sendirian, itupun nanti kalau ibu dan anggota lain sudah makan lebih dulu. Ya, dulu aku terlalu takut menjadi bulan-bulanan ibu.

"Dengar-dengar sekarang Aris jadi mandor? Dan kamu juga ikut kerja, wi?" tanya ibu. Sebuah senyuman mengembang di wajah tuanya.

"Oh iya, Bu. Alhamdulillah, mas Aris ditunjuk sebagai mandor proyek. Dan aku juga kerja di tempat mas Aris, ya walaupun cuma jadi tukang masak..." jawabku sambil tersenyum.

"Alhamdulillah, ibu ikut senang dengarnya...." lanjut ibu. Kali ini suaranya benar benar lembut. Entah apa yang membuatnya berubah. Tapi aku senang sekali. Akhirnya ibu menyayangi kami dan tak membedakan kami lagi.

Aku tersenyum begitu juga mas Aris.

"Doakan kami Bu, agar kami bisa sukses seperti yang ibu inginkan..."

"Iya nak, semoga kalian bahagia ya..."

"Terima kasih, Bu..."

Aku bahagia mendengar doa ibu. Doa kebaikan yang ta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status