Share

Janda

Kupacu motor dengan pelan sambil berlinang air mata. Tangisku ini bukan karena ingin berpisah dengan Mas Joko, tapi lebih ke takut kehilangn Azka. Azka adalah hidupku, apapun ku pertaruhkan untuknya.

"Mam, Mamam kenapa? Jangan menangis, Mam! Fokus nyetirnya!" celetuk Azka.

"Siapa yang nangis, Mamam kena debu truk tadi. Azka sudah makan?"

"Sudah, sama ayam goreng tadi. Tapi nggak Aka abisin, soalnya nggak ada Mamam nggak enak!"

Aku tersenyum mendengar ucapan Azka, ia memang anak yang selalu ingat orang tuanya. Jika denganku pun ia juga teringat Mas Joko. Andai saja dia bisa sedikit berpikir waras, semua ini tak akan terjadi.

"Ude, assalamualaikum!" ucap Azka saat baru memasuki rumah Bang Radi.

"Waalaikumsalam, Azka! Gimana main sama Ayah? Senang?" tanya

"Nggak, Mamam jadi angis. Aka nggak cuka sama nenek galak sama Papap." Bang Radi yang sedang menonton tv seketika menatapku penuh selidik.

"Azka main sama kak Dina ya!" ucap Mbak Nuri.

"Iya, Ude!"

Azka masuk dengan Mbak Nuri menuju k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status