"Tidur Sweet J! Jangan hanya memperhatikan wajahku!"
Sial sih! Kau bodoh Rania, lihat, dia masih ingat kebiasaanmu!
Sayangnya memang Reza tidak memberikan ketenangan pada Rania dan sudah menyindir saat Rania sedang menikmati pahatan wajah seseorang yang selalu membuatnya kesal tapi memang Reza ditakdirkan memiliki fisik yang sangat sempurna dan menarik. Apalagi wajahnya, tak ada celah untuk mencari di mana kekurangannya.
"Reza, kau masih bangun kan? Tak maukah kau menjawab pertanyaanku?"
Tapi memang Reza hanya mengucapkan kalimat tadi saja dan tak ada niat untuk meladeni pertanyaan lainnya.
"Marsha!"Air mata Rania juga meleleh sama seperti Marsha yang terlihat ketakutan dan berteriak.Bahkan sampai melempar bonekanya mendengar suara pecahan gelas di sampingnya."Tembakan itu meleset, disengaja."Tapi ada suara yang terdengar dingin di telinga Rania dan seakan suara itu tidak terpengaruh dengan ketakutan Marsha yang dilihat Rania."Tapi masih ada peluru di sana dan apa kau ingin dia ke sasaran yang sebenarnya?""Kau tega melakukan itu pada putrimu?" Rania meradang
"Sudah puas kau?""Sayangnya aku melakukan ini bukan untuk kepuasan."Rania tak tahu harus berkomentar apa tapi satu tangannya meremas sprei sangat kencang sekali.Ingin rasanya dia mencakar orang di hadapannya tapi tangannya terikat jadi bisa apa dia?"Apa alasanmu ingin sekali menghamiliku, Za? Kau bisa meminta anak pada istrimu. Kenapa harus aku? Apa dosaku sampai kau memperlakukanku seperti ini? Enam belas hari sudah. Maumu apa?"Rania tak tahan. Sudah dua minggu lebih berlalu, Reza selalu datang ke kamarnya untuk melakukan hajatnya. Tapi memang tidak p
"Kenapa tegang begitu Za? Kan aku enggak nyodorin bom sih."Rania juga tidak tahu apa yang membuat dirinya seberani ini pada orang di hadapannya."Ah, aku lupa. Dari dulu kau tidak suka kalau makan dari alat makan orang lain dan dari piring orang lain karena menurutmu itu tidak sehat dan sama saja seperti berbagi penyakit, kan?" sindir Rania lagi."Tapi sayangnya kalau kau tidak mau makan ini maka aku pun tak harus memenuhi janjiku padamu untuk tetap waras dan menghindari stres selama aku mengandung janinmu ini."Dan aku tidak menyangka kalau dia akan memakan ini setelah dia dengar apa yang kukatakan. Jadi
"Mama, ayo cepetan!""Iya Marsha sebentar saja."Rania sudah gemas dan dia tidak bisa menunggu lagi buat yang satu ini."Bisa kau jelaskan padaku?"Menjawab iya atau tidak saja itu pasti tidak sulit bukan? Tidak akan memakan waktu berjam-jam.“Ayo, kita lihat apa yang sudah kamu buat untuk surprise-nya.”Pandai dia lagi-lagi mengalihkannya pada Marsha. Eh tapi apa yang dia janjikan pada putriku? Kenapa dia menyuruh Marsha untuk minta a
"Kau tahu apa yang harus kau lakukan dengan project di Selatan Hongkong. Itu cocok untuk menggoyahkan keputusannya.""Baik Tuan Clarke, saya akan melakukan sesuai yang Anda perintahkan."Sesaat mendengar percakapan itu Rania memang belum mengatakan apapun dan tubuhnya membeku seakan-akan gamang perasaannya.Apakah dirinya salah mendengar?"Reza--""Ini untukmu. Tadi pagi kau makan sudah terlalu banyak kalori dan siang ini light seperti ini lebih bagus. Habiskan sekarang."
"Kenapa diam? Kenapa tidak menjawabku?" Rania makin gemas."Aku bukan lagi anak umur tujuh belas tahun yang mudah terpedaya dan malu-malu untuk bertanya. Aku sekarang lebih berani dan aku tidak bisa dipermainkan begini terus." seru Rania dan dia sudah menggebu-gebu ingin sedikit saja pertanyaannya direspon."Reza Flatcer Clarke, jawab aku."Reza memang tidak mengatakan apapun justru merapikan bantal dan menepuknya seakan dia mau tidur di sana.Lalu apakah Rania akan menyerah? Membiarkan dirinya kembali ngedumel sendiri dan mencari jawaban berdasarkan instingnya sendiri tanpa pernah mendapatkan penjelasan dari Reza?
"Eeeh- Reza!"Rania ingin mendorong tapi memang tenaganya tidak sekuat seseorang yang bersamanya."Ini yang kau inginkan, kan?”"Aakh, Reza, jangan begini! Apa dari tadi kau tidak tidur? Re-rezaaaa, jawab aku!"Tapi apakah Rania dipedulikan oleh Reza dan pria itu mau menjawabnya?"Aaakh, Rezaaaaa, hentikan! Za!"Meski Rania memekik dan berusaha agar dirinya dilepaskan tapi pria yang bersama dengannya tidak sama sekali terpengaruh dan melakukan sesuai yang diinginkan olehnya."Apa sekarang kau sudah mulai menyukaiku kembali sampai kau sengaja memberikan kenikmatan itu?"Reza menggerakkan jari-jari tangannya memegang bagian puncak Rania. Bagian yang seharusnya tidak terjamah olehnya karena dia hanya memasukkan benih selama ini.Tapi hari ini adalah pengecualian. Dia membuat wanita itu bergelinjang dan merasakan sensasi yang tidak pernah dilupakan oleh Rania selama ini.Sebuah rasa yang membuat dirinya semakin tergerus kesadaran pikirannya karena reaksi tubuhnya yang sudah dipenuhi oleh
"Gaji seorang sekretaris untuk perusahaan sekelas Light Up, dengan semua tunjangan lainnya bersih itu tidak lebih dari dua puluh lima juta."Rania belum melanjutkan ucapannya karena hatinya yang tak sanggup bicara dan di sini David menjelaskan lebih dulu sambil dia menunduk sebentar."Pak bagus, Tuan Clarke tidak suka kalau Nyonya Rania bicara terlalu banyak dengan orang lain dan mari ikut saya kita bisa menunggunya di ruang kerja. Tuan Clarke akan ikut bergabung mungkin beberapa jam ke depan.""Ah, Baiklah! Daripada gajiku nanti jadi disuspens selama tiga atau empat bulan."Tak mau mengundang masalah lebih banyak Bagus sudah berdiri da