Reza: Ehm! Ada apa, Sweet J?Reza memang tidak mengubah panggilannya pada Rania kecuali kalau dia memang sedang benar-benar marah. Tapi dia memang lebih suka memanggil Rania dengan nama yang diperkenalkan Rania pertama kali padanya.Dan meski wajahnya menatap kesal pada David, tetap suaranya sangat lembut pada Rania. Suara yang tidak pernah digunakan Reza untuk berkomunikasi dengan Rania selama dia menjadi sekretaris Reza.Rania: Kenapa kau belum pulang? Dan aku sedang mencegah anakmu supaya tidak pergi ke apartemen. Tapi rasanya sulit sekali membuatnya tetap tinggal di sini. Dia sudah mengepak barangnya dan menaruhnya di mobil. Ini aku masih memegang tangannya supaya dia tidak pergi. Aku tidak tahu apa alasannya dia ingin pergi mendadak. Apa ini ada hubungannya denganmu?Reza tahu istrinya
Haduh, aku sudah terlambat pulang. Gimana nih?Sambil berlari kecil setelah meninggalkan ruangan papanya, Alila memang merasa khawatir. Tapi Alila berhasil menutupi semua ekspresinya selama menuruni lift dan melewati lobi. Dia tidak mau papanya sampai melihat ke CCTV bagaimana dirinya panik. Tapi mimik wajahnya memang berubah saat Alila sudah masuk ke dalam taxi yang disiapkan Reza.Habislah aku ini!Kecemasan Alila mulai tampak. Alila mencoba menanggulanginya dengan berpikir positif kalau dirinya tidak bersalah. Dia memang diminta papanya untuk datang karena permasalahan dengan Rich. Bukankah dia bisa menjelaskan ini pada Arthur?Alila tidak melakukan kecurangan apa pun. Ini yang coba ditekankan olehnya dalam hatinya untuk menekan pressurekengeriannya dengan kemar
(Beberapa menit sebelumnya)Aku tahu kau tidak menutup pintumu. Sengaja aku bicara begitu supaya kau tahu kalau aku tidak punya perasaan padamu. Jangan kau berharap karena aku melakukan itu denganmu, maka aku sudah memberikan hatiku padamu. Cih! Setelah mengurus Caca, aku pasti akan membuat perhitungan denganmu! bisik di dalam hati Arthur ketika dia baru saja selesai diajak bicara oleh Caca.Pelan, tapi Arthur mendengar pintu tertutup. Dia yakin sekali kalau tadi Alila pasti menguping sedikit banyak. Cuma,Caca sepertinya dia tidak sadar soal ini dan membuat Arthur lega."Makananmu sudah habis. Ayo aku antarkan dulu ke dalam kamar dan nanti perawat akan menemanimu.""Oh
"Kau masih bertanya apa salahmu?"PLAAAK!Tadi Rich baru saja menampar pipinya. Dan papanya baru saja mengobati pipinya sampai Alila merasa lebih baik karena pipinya sudah tidak terasa bengkak dan sakit. Tapi kini, di tempat yang sama kakaknya memukul, Alila kembali mendapatkan pukulan di sana. Sungguh membuat hatinya merasa sesak. Memang apa salah dirinya?"Arthur, sakit."Belum sempat Alila memberikan pertanyaan, tapi rambutnya sudah kembali dijambak dan pria itu tidak memberikan toleransi sudah menarik tubuh Alila."Arthur, lepaskan, sakit!"Dia menjambak sangat kencang sekali. Jelas saja ujung-ujung akar rambut Alila merasakan perih. Alila juga merasakan beberapa helai rambutnya seakan-akan lepas dari akarnya. Membuat kepalanya bena
Cih. Kurasa aku tidak harus mengangkat teleponnya.Arthur malas, dia lagi-lagi membiarkan telepon itu berbunyi sampai mati. Setelah itu dirinya menuang lagi minuman di dalam gelas. Tapi sayangnya sebelum dia berhasil meneguknya teleponnya kembali berdering.Arthur: Kau mau apa Rich?Rich: Hey. Kau sedang mabuk kah? Kau sedang ada acara di klub sekarang?Arthur: Jangan basa-basi. Walau mabuk, aku tetap masih sadar. Bicara saja, kenapa kau menghubungiku?Malas-malasan Arthur mendengarnya. Tapi dia memang memiliki toleransi minum yang cukup tinggi. Sa
Jadi dia tidak cerita pada Rich tentang Caca? Arthur merasa tak enak dan dia baru saja keceplosan sesuatu yang membuatnya meringis.Arthur: Menghilang. Maksudku dia menghilang bukan aku bertemu dengannya.Arthur bahkan harus berusaha bicara selugas mungkin agar tidak dicurigai oleh Rich.Rich: Ah, untuk itu, Kurasa aku menemukan satu clue tentang keberadaannya.Ini juga membuat Arthur menelan salivanya karena dia khawatir Rich sudah tahu di mana Caca berada.Arthur: K
Kenapa aku tidak kepikiran?Dokter memberitahu sesuatu pada Arthur yang membuat dirinya cepat-cepat menutup telepon dan segera mungkin keluar menuju ke lantai atas"Suster aku butuh bantuanmu dulu!"Ya sang dokter memberitahukan kalau di sana ada suster yang merawat Caca kalau memang ada sesuatu yang penting bisa dia temui dulu suster itu untuk memberikan pertolongan pertamaDokter yang ditunggu oleh Arthur baru akan tiba di apartemen itu mungkin sekitar setengah jam lagi.Arthur yang sudah tidak sabar dan khawatir sangat dengan kondisi Alila memin
"Apa yang terjadi padaku?"Sementara itu di sebuah kamar, pagi itu seseorang baru saja membuka matanya dan mencoba mengembalikan semua ingatan ke dalam benaknya."Arthur, kau tahu apa yang sudah kau lakukan padaku? Dan sekarang kau mengobatiku, kah?"Dia bisa mengambil kesimpulan seperti itu karena melihat infusan yang masih menggantung dan jarum infusan yang masih menempel di tangannya. Bibirnya tersenyum kecut setelah mengingat apa yang terjadi tadi malam. Sesuatu yang mengerikan. Dia tidak pernah menyangka kalau Arthur akan melakukan hal seperti itu padanya."Mungkin selama ini aku salah menilaimu. Atau mungkin aku datang di waktu yang tidak tepat, karena mungkin kau memang tidak menginginkanku. Kau tidak mencintaiku."Sejujurnya, Alila sudah pupus harapan dan dia seper