Share

Chapter 67

“Maaf, Pak Ustaz, saya masih ragu menentukan keputusan. Masih butuh waktu untuk mengenal Kang Imam lebih jauh, andai diizinkan. “Aku merasa gugup luar biasa menjawab pertanyaan yang akan menentukan kehidupanku ke depan. Bayangan wajah Akhtar bagai siluet yang berlintasan di kepala. Memberatkan langkah. Tapi mempertimbangkan kebahagiaan orang yang menyayangiku lebih utama. Aku tidak ingin beliau kecewa untuk kesekian.

Papa ...

Rasanya aku ingin berlari dari kenyataan. Aku ingin bahagia bersamanya bukan orang yang ada di depanku sekarang. Bagaimana jika aku tetap memaksakan diri untuk terikat dengannya namun hatiku milik orang lain? Bukankah itu sebuah pengkhianatan yang amat menyakitkan.

“Nggak apa-apa. Jangan dijadikan beban.” Ustaz Husni tersenyum kecil. “Lebih cepat lebih bagus. Masalah perkenalan bisa dilanjut setelah menikah. Tapi kalau Nak Mai merasa masih ada ganjalan, ya ... Baiknya mantapkan dulu. Kita sebagai orang tua Cuma bisa mendoakan dan memberi saran terbaik.”

Aku meng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status