Share

Bab 24

Akhirnya, kuborong semua dagangan kakek tua tersebut. Seketika kulihat binar di matanya. Sepertinya beliau senang karena dagangannya tak tersisa.

"Makasih, Nak. Semoga rezekinya lancar." Beliau berbicara seraya mendoakanku, lalu tangannya cekatan memasukkan kerupuk dan kacang rebus ke dalam kantong plastik berwarna hitam yang sudah sedikit lusuh. Sepertinya plastik tersebut bukan plastik baru. Tak mengapa.

"Aamiin. Sama-sama, Pak," jawabku sambil menerima plastik tersebut, lalu kembali ke tempat Dewa dan Nindi berdiri.

Setelah itu, kami menuju parkiran dan segera meluncur ke Monkey Forest. Setibanya di sana, tempatnya sudah sepi. Tak ada satu pun pengunjung yang datang.

Setelah membayar tiket masuk, kami bertiga masuk ke kebun. Kulihat banyak monyet berkeliaran.

Aku sangat menikmati suasana yang sepi dan menenangkan itu sambil melempar kacang rebus yang kubeli tadi. Sementara kudengar suara jeritan Nindi yang ketakutan melihat monyet. Selama berjalan mengelilingi kebun binatang, wanit
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status