Linda merasa tuduhannya tidak masuk akal, jadi dia mencibir, "Hari ini aku baru menikah denganmu dan kamu sudah memakiku. Entah apa yang akan terjadi padaku di masa depan. Selain itu, para prajurit ini telah melalui hidup dan mati bersamamu, juga telah menyaksikan cinta kita bersama. Meskipun aku tidak memberitahumu sebelumnya, siapa yang tidak akan memesan meja tambahan untuk pernikahan sebesar itu? Adapun mereka meninggalkan kamp tanpa izin, untuk apa kamu mengkhawatirkan ini? Jenderal Lardu bukanlah orang yang tidak masuk akal."Begitu aura Linda semakin kuat, Rudi pun mengalah. Dia tidak ingin menimbulkan masalah dengannya di hari pernikahan mereka, jadi dia hanya bertanya, "Terus mereka mendapat izin dari Jenderal Lardu untuk meninggalkan kamp tidak?"Linda tidak pernah bertanya kepada Jenderal Lardu dan hanya memerintahkan mereka untuk datang, tetapi menurutnya itu tidak penting karena Jenderal Lardu itu mudah diajak bicara.Jadi dia mengabaikan pertanyaan itu dan menuduh Rudi, "
Semua tamu telah pergi, hanya menyisakan sekelompok prajurit yang kasar. Nyonya Besar Diana sangat marah hingga hampir terkena serangan jantung.Para anggota Keluarga Wijaya lainnya juga saling memandang dengan bingung. Mereka belum pernah melihat upacara pernikahan diadakan seperti ini dan ini juga merupakan pernikahan yang diberikan oleh Kaisar.Kalau kabar ini tersiar, takutnya Keluarga Wijaya akan menjadi bahan tertawaan ibu kota.Rudi mencari Nyonya Selen dan kemarahan di hatinya tidak bisa lagi dibendung. Dia memukul meja dan berkata, "Kakak Ipar, kalau kamu tidak mau membantuku membuat pernikahan lebih layak, katakan saja. Sekarang pesta pernikahan sudah menjadi lelucon dan semua tamu melarikan diri, kelak bagaimana aku bisa menjadi pejabat?"Nyonya Selen merasa teraniaya dan berkata sambil berlinangan air mata, "Aku cuma mengatur semuanya sesuai dengan daftar tamu. Siapa sangka akan ada begitu banyak orang yang tiba-tiba datang? Apa aku bisa disalahkan karena ini? Lagi pula, ak
Rudi terdiam beberapa saat, lalu berbalik dan keluar untuk menyuruh seseorang membersihkan kamar.Inilah wanita yang dinikahi dengan jasa pertempurannya. Pernikahan malam ini memang sangat tidak sopan. Tidak peduli siapa yang salah, tetap saja rasa malunya ada.Rudi menahan diri.Dia tidak bisa membiarkan dirinya merasakan sedikit pun penyesalan dan ingin melihat Intan menyesalinya.Heh, Intan pasti akan tertawa kalau tahu pernikahannya dengan Linda berantakan, bukan?Di Kediaman Adipati, Intan bermandikan keringat setelah berlatih seni bela diri. Dia mandi air hangat dan meminta Mutiara membawakan sebotol bir buah persik untuk dia minum sendirian.Dalam sebulan ini, Intan melewati harinya seperti ini. Dia belajar di siang hari dan berlatih bela diri di malam hari. Setelah menikah dengan jenderal selama setahun, dia belum pernah berlatih satu jurus pun. Meskipun jurusnya tidak begitu buruk, ada beberapa jurus tidak sebaik sebelumnya.Dia ingin berlatih kembali.Intan tidak tahu hari in
Intan tidak sempat membaca laporan yang dikirim kembali oleh kakeknya. Seharusnya laporan tersebut dikembalikan ke Departemen Militer terlebih dahulu dan Departemen Militer akan membuat salinannya sebelum menyerahkan salinan aslinya kepada Kaisar.Oleh karena itu, seharusnya Departemen Militer mendapat laporan yang dikirim oleh kakeknya dan Intan harus menyelinap ke Departemen Militer.Tidak ada seorang pun di Departemen Militer pada malam hari, tetapi bagaimanapun juga, kantor pemerintahan Enam Departemen berada di kedua sisi Jalan Senku yang berdekatan dengan istana. Pengawal istana tidak akan berpatroli di Jalan Senku, tetapi orang-orang dari kamp patroli akan berpatroli di sana.Hanya saja Intan harus melihat laporan perang dan peringatan pasca perang yang diserahkan oleh kakeknya. Satu hal yang pasti, kakeknya juga memuji kontribusi Linda. Kalau tidak, Departemen Militer pasti tidak akan memberikan hadiah prestasi.Penduduk Biromo sangat pendendam. Kalau Linda membantai desa, mere
Di malam yang berbintang, Intan berhasil menyelinap ke perpustakaan Departemen Militer.Tidak perlu mencari terlalu keras, semua laporan dari pertempuran Kota Uldi ditempatkan di sisi kiri atas rak. Dia mengeluarkan mutiara cahaya yang dibawanya dan menutupinya dengan kain kasa untuk menghalangi sebagian cahaya, lalu bersembunyi di sudut dan mengambil laporan.Setelah membacanya, seluruh tubuhnya terasa dingin dan air matanya terus menetes.Rudi dan Linda pergi sebagai bala bantuan. Setelah mereka tiba di Kota Uldi, mereka berpartisipasi dalam pertempuran. Akan tetapi, mereka tidak terlalu berpengalaman di medan perang, jadi pada pertempuran pertama, paman ketiga kehilangan tangan kanannya demi menyelamatkan Rudi.Paman ketujuhnya yang dalam ingatannya masih seorang pemuda yang bersemangat tewas dalam pertempuran sebelum bala bantuan tiba.Kakeknya juga terluka oleh panah sebelum bala bantuan tiba, jadi pada dasarnya Rudi memimpin pertempuran terakhir.Memang benar pada akhirnya Rudi d
Ruang kerja Kaisar.Kaisar Roni menatap Intan yang sedang berlutut di atas lantai marmer putih.Dia mengenakan pakaian berwarna putih polos dengan jubah biru. Rambutnya tidak disanggul seperti para wanita yang sudah menikah seperti terakhir kali saat datang ke istana untuk memohon bertemu dengannya. Melainkan rambutnya diikat menjadi ekor kuda tinggi dengan pita sutra berwarna putih polos.Raut wajah Intan terlihat pucat, rongga matanya sedikit memerah dan juga samar-samar terdapat bayangan berwarna hitam di bawah matanya, seperti orang yang tidak tidur semalaman dan juga terdapat air mata di bulu mata Intan yang sedikit melengkung.Intan memiliki penampilan yang menakjubkan, dia terlihat berlinangan air mata, tapi sama sekali tidak terlihat seperti seorang wanita lemah, melainkan terdapat semacam kekuatan dan ketegasan di dalam matanya."Hormat pada Yang mulia!" Suara Intan sangat serak, dia menangis di balik selimut untuk waktu yang lama setelah Mutiara pergi."Kamu habis menangis?"
Kaisar Roni sedikit terkejut saat mendengar itu adalah surat dari Andi dan segera memerintah Bimo untuk mengambil surat itu.Kaisar Roni melihat tulisan di dalam surat dan yakin bahwa itu memang merupakan tulisan tangan Tuan Andi. Dia cukup beruntung mendapatkan buku tulisan Tuan Andi saat masih menjadi putra mahkota, jadi dia bisa mengenali tulisan tangan Tuan Andi.Sebagian besar yang tertulis di dalam surat itu adalah apa yang dia lihat selama perjalanannya, tapi di paragraf terakhir tertulis, "Aku mendaki Gunung Mera dan melihat ratusan ribu tentara Biromo yang semuanya mengenakan seragam militer Negara Lonis, selain itu mereka juga memiliki makanan yang cukup. Pangeran Ketiga Negara Lonis secara pribadi menyambut mereka yang membuatku merasa bingung, apakah ada aliansi antara Biromo dan Negara Lonis, tapi kenapa harus terima hampir 300 ribu tentara kalau mereka aliansi? Aku diam-diam mengikuti mereka dan melihat bahwa mereka sedang pergi ke medan perang di Manuel, aku khawatir mer
Tidak mungkin bagi Intan untuk menyerang pengawal istana, kalau tidak Kaisar akan mengira bahwa dia sedang membuat masalah karena pernikahan Rudi dan Linda.Intan menatap kepergian Kaisar Roni dan segera berteriak, "Kaisar, ayahku adalah seorang jenderal yang terkenal di Negara Runa, para kakakku juga merupakan jenderal muda yang sangat ditakuti di medan perang. Meski aku tidak sebaik mereka, aku tidak akan terlibat dalam hubungan percintaan antara pria dan wanita. Aku sudah memutuskan hubungan dengan Rudi sejak kami berpisah dan tidak akan menggabungkan urusan militer serta negara dengan hubungan percintaan. Tolong percaya padaku sekali saja, Kaisar."Langkah Kaisar Roni berhenti, dia tidak menoleh ke belakang dan hanya berkata dengan dingin, "Karena kamu tahu kalau Tuan Marko dan para jenderal muda yang lain adalah pahlawan yang terkenal, maka kamu jangan lakukan hal memalukan yang merusak reputasi mereka. Aku bisa kasih kehormatan dan juga bisa ambil kembali. Kembalilah, aku akan an