Intan menunggangi kuda dan mengikuti Alfred, hatinya tenggelam saat melihat api unggun yang semakin menjauh.Manuel pada awalnya memiliki 300 ribu pasukan, Kota Uldi memberi 100 ribu pasukan, jadi totalnya mencapai 400 ribu pasukan.Dikhawatirkan 200 ribu pasukan juga tidak cukup berdasarkan pengamatan Intan saat ini.Raja Aldiso telah merebut kembali 23 kota dari Manuel sepanjang perjalanannya dan hanya tersisa dua kota sekarang. terlihat jelas bahwa dia telah mengorbankan banyak tentara.Tentara barisan depan dan jenderal berdiri di kedua sisi kamp setelah mereka sampai di depan kamp komandan, Intan melirik mereka yang juga mengenakan baju besi yang rusak, wajah yang kasar dan gelap, serta janggut yang diikat.Terdapat beberapa jenderal yang berdiri dari kejauhan dan menatap mereka dari jarak yang kurang dari 30 meter di luar kamp komandan. Intan mengenal salah satu dari mereka, namanya adalah Teddi Salim yang merupakan mantan anak buah ayahnya. Paman Teddi bahkan pernah menggendongn
Baru pada saat ini Intan merasakan rasa lelah di sekujur tubuhnya, dia duduk di pinggir meja dengan kedua kaki yang gemetar dan tidak memedulikan etika lagi.Mungkin dia sedikit tidak bisa bertahan karena sudah lama tidak bepergian dengan terburu-buru seperti ini.Raja Aldiso tersenyum sampai menunjukkan gigi putihnya saat melihat tindakan Intan, "Kamu pasti sangat lelah, ya? Kamu sudah bepergian selama berapa hari?""Lima hari," ujar Intan sambil menghela napas. "Aku baik-baik saja, tapi kudaku benar-benar kelelahan.""Hebat sekali!" Raja Aldiso menunjukkan ekspresi kagum dan berteriak pada orang di luar, "Beri makan kuda dan siapkan makanan!"Terdengar suara yang keras di luar, "Baik!"Intan segera bertanya, "Apakah Raja tidak mau menyusun strategi lebih dulu? Atau mengutus orang untuk mengirim pesan ke ibu kota secepatnya dan meminta Kaisar untuk mengirim bala bantuan?"Raja Aldiso menyandarkan punggungnya di meja peta dan jari Raja Aldiso yang panjang mengetuk kakinya, kemudian ber
Intan merasa sangat kagum dengan analisis Raja Aldiso.Hanya orang yang telah lama berada di medan perang mengetahui betapa tidak masuk akalnya membuat pihak musuh menyerah hanya dengan membakar bahan pangan. Apalagi itu juga merupakan masalah perbatasan yang telah menemui jalan buntu selama beberapa tahun terakhir, yang membuat kedua negara terus berperang dalam skala kecil maupun besar dan telah berada dalam kekacauan selama belasan tahun terakhir.Selain itu Biromo bukannya tidak memiliki bahan pangan, cukup antarkan lagi setelah membakar itu semua dan sama sekali tidak perlu menyerah. Paling tidak mereka hanya akan menarik kembali pasukannya dan menghentikan perang, pasukan Negara Runa tidak perlu menyerang Biromo."Jadi masalahnya apa?" tanya Raja Aldiso.Intan tidak menyembunyikan apa pun lagi, lagi pula Raja Aldiso sudah mengutus orang untuk menyelidiki hal ini dan cepat atau lambat akan mengetahuinya, "Linda membantai seluruh Desa Panri."Raut wajah Raja Aldiso langsung berubah
Istilah menyiapkan makanan terdengar sangat mewah.Hanya saja sebenarnya hanya terdapat dua potong kue kering dan dua potong daging kering, semua ini mudah dibawa ke medan perang dan sebagian besar digunakan sebagai ransum sebelum berperang.Tentu saja para pasukan bisa mendapat semangkuk bubur yang panas setelah ditempatkan di sini, tapi saat ini sudah sangat larut dan kompor di kamp militer hanya bisa dinyalakan sekali sehari dan sama sekali tidak ada alasan untuk menyalakan kompor deminya seorang.Hanya saja mereka tetap merebus seteko air panas untuknya, setidaknya Intan bisa menghangatkan tubuhnya setelah meminum ini.Tenda kecil yang baru saja dibangun memiliki alas yang tebal, berat dan kotor. Terdapat beberapa bagian yang ditutup dengan lapisan kain yang tebal, Intan mengulurkan tangan untuk menyentuh dan mengetahui bahwa terdapat darah di alasnya.Orang yang membawa Intan masuk adalah seorang prajurit muda yang tinggi dengan alis yang tebal dan janggut yang berantakan, dia ber
Intan mendengar ini dan berpikir bahwa Ranto dan yang lain pasti sudah datang, jadi dia segera berkata, "Cepat bawa aku ke sana."Darius membawa Intan ke bagian belakang dan Intan melihat beberapa sosok yang akrab dari kejauhan.Dia memegang Tombak Bunga Persik, lalu terbang dengan menggunakan teknik meringankan tubuh dan berteriak dengan keras, "Ranto, Wandi, Sherli, Marsila!"Mereka berempat mendongak dan melihat seseorang sedang terbang di utara dengan Tombak Bunga Persik di tangannya. Salah seorang pemuda berpakaian hijau memegang pedang dan terbang ke udara, kemudian melakukan beberapa gerakan.Terlihat gerakan pedang itu secepat kilat, Tombak Bunga Persik muncul dan menghilang, rumbai merah itu seperti sebuah kembang api yang membuat orang-orang tercengang, ilmu pedang tombak mereka sangat hebat.Keduanya mendarat di tanah dan pemuda berpakaian hijau itu mendengus, "Kamu sedikit lambat sekarang.""Ranto, ilmu pedangmu jauh lebih bagus daripada sebelumnya," ujar Intan sambil menat
Pelatihan dimulai di hari yang sama setelah perekrutan.Mereka berlima dan sekelompok tentara yang baru direkrut dibawa ke tempat latihan, latihan dasar seperti memegang pisau dan latihan memotong sangatlah mudah bagi mereka.Mereka berhasil lulus 10 pelatihan dalam waktu 20 menit yang membuat sekelompok tentara baru merasa terkejut.Hanya saja, mereka duduk dengan patuh dan mendengarkan teori medan perang dengan sepenuh hati.Mereka berempat tidak memiliki pengetahuan tentang perang kecuali Intan.Karena Intan memiliki tenda, mereka semua bisa tinggal di dalam meski tendanya kecil.Mereka menanyakan tentang pernikahan Intan dengan tidak sabar setelah kembali ke tenda di malam hari.Intan memeluk lututnya dan berkata sambil tersenyum, "Benar, aku menikah dan bercerai, sekarang aku adalah wanita lajang.""Bagus sekali!" Sherli bertepuk tangan dengan penuh semangat, "Kak Lando bersedih untuk waktu yang lama saat tahu kabar tentang pernikahanmu, kamu bisa menikah dengannya setelah bercera
Tuan Warso yang merupakan wakil menteri kanan berkata, "Kaisar, dikhawatirkan sudah terlambat untuk mengirim bala bantuan sekarang, mata-mata kita tidak mengetahui kabar ini dan terlihat jelas bahwa mereka semua terbunuh di Negara Lonis dan Biromo."Kaisar Roni teringat bahwa Intan datang ke istana untuk melaporkan hal ini pada 10 hari yang lalu, Intan membawa surat yang dipalsukan dan mengatakan bahwa itu adalah kabar yang dia peroleh dari kakak seperguruannya, Andi.Hanya saja Kaisar Roni mengira Intan sedang tenggelam dalam urusan percintaan dan tidak senang melihat pernikahan Rudi dengan Linda, jadi dia memarahinya dan menyuruh orang untuk mengurung Intan di kediamannya.Tidak disangka apa yang dia katakan benar.Jika Kaisar Roni memercayai Intan pada 10 hari yang lalu dan segera mengirim bala bantuan, lalu menyuruh orang untuk mengumpulkan makanan, mungkin adiknya bisa mengalahkan pasukan sekutu Biromo-Lonis berdasarkan kemampuannya dalam memimpin pasukan.Linda dan Rudi saling be
Kaisar Roni dan perdana menteri berdiskusi untuk memilih pengawas dan meningkatkan pasokan militer untuk dikirim ke Manuel setelah Rudi serta Linda pergi.Menang atau kalah bergantung pada satu serangan ini, Raja Aldiso sudah berhasil merebut 23 kota dan Kaisar Roni akan merasa sangat tidak terima jika kalah pada saat ini.Rudi berkata sambil mengerutkan keningnya setelah meninggalkan istana bersama dengan Linda, "Bagaimana kamu bisa merasa yakin bahwa kita bisa sampai di medan perang sebelum pasukan Biromo? Mereka sudah berangkat lebih dari 10 hari, sedangkan kita masih belum bergerak sampai sekarang dan sama sekali tidak bisa sampai lebih cepat dari Biromo meski bergerak sepanjang siang dan malam."Linda berkata dengan penuh ambisi, "Tidak ada hal yang tidak bisa dilakukan, kita pasti bisa melakukannya selama melakukannya dengan sekuat tenaga."Rudi berkata dengan marah, "Bicara memang lebih mudah, kita saja butuh waktu dua bulan untuk membawa bala bantuan dari ibu kota ke Kota Uldi,