Share

Dijebak

"Tuan, kenapa anda tidak menolong Tania? Padahal Papah sudah menyuruh anda untuk membantunya?"

"Untuk apa saya menolongnya?" Lelaki itu malah balik bertanya. Aku menatap wajahnya, tenang. Seolah-olah masalah tadi tidak ada apa-apanya baginya.

Aku menghela nafas pelan, sekarang harus terbiasa melihatnya seperti ini. Suamiku berbeda dengan lelaki lain, ia terkesan cuek tapi begitu peduli padaku.

"Jingga."

"Iya, Tuan?"

Lelaki yang kepalanya sedang tiduran di pangkuanku itu mendongak menatapku.

"Jangan panggil saya Tuan. Saya ingin percakapan kita tidak formal, biasa saja seperti pasangan lain!"

"Terus mau panggilan apa?" Aku mengerutkan kening, tumben.

"Ganti jadi Mas atau apa, dan harus panggil dengan sebutan aku kamu."

Aku terkekeh mendengarnya. "Iya, Mas. Aku ngerti," jawabku.

Tuan Dafa, eh maksudku Mas Dafa tampak tersenyum. Ia lalu mencium perutku.

"Oh, iya. Saya ingat tentang teman lelakimu itu. Doni, ternyata dia ...."

Drrrt!

Ucapan Mas Dafa terhenti saat mendengar pons
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status