Benar-benar tidak bisa dipercaya. Penelope bisa tertangkap begitu sangat mengerikan. Padahal Anggara sudah membeli rumah yang sangat jauh dari kota dan berada di desa terpencil. Dia mengira tidak akan pernah ada satu orang pun yang akan menangkapnya. Tapi ternyata dia salah. Tantenya masih saja membuat dia tidak akan pernah selamat dari genggaman lelaki itu. Padahal Penelope berkali-kali mengatakan jika dia tidak menginginkan kekayaan itu dan Amara bisa mengambilnya kapanpun."Tentu saja kau bisa bersamaku. Tapi aku ingin sekali mandi. Aku sangat bau, tidak enak juga melakukan hal itu. Lihatlah, tubuhku dipenuhi keringat. Ijinkan aku mengganti baju dan membersihkan diriku. Aku tidak akan pergi ke manapun. Semua sudah menjaga tempat ini." Penelope berusaha untuk mengalihkan keinginan juragan yang sangat menjijikan itu, dan dia berhasil. Juragan akhirnya menunjukkan sebuah pintu yang berada di pojok ruangan."Itu adalah kamarmu. Ada baju di sana dan tentu saja sangat seksi. Sudah aku si
Anggara dan semua orang tidak percaya. Penelope ternyata tertawa dan bukan merintih. Dia berhasil membuat juragan itu mabuk dan tidak berdaya sama sekali.Satu jam sebelumnya, Penelope sangat kebingungan. Dia melihat Juragan sangat terobsesi dengannya. Namun, dia paham lelaki tua itu tidak akan pernah kuat jika minum terlalu banyak, dan pastinya akan sangat mabuk. Kedua matanya melihat satu botol anggur yang berada di atas meja. Penelope tersenyum dan terlintas sebuah rencana di sana."Kau memang sangat cantik Penelope. Hmm, walaupun kau sudah sedikit tua, namun ternyata kau sangat matang sekali. Hah, kau seperti gadis muda yang sangat ranum sekali. Bau tubuhmu harum. Setiap hari aku tidak bisa melupakanmu. Tidak percaya aku sekarang bisa membawamu ke sini dan akan menikmatimu malam ini." Wajah juragan itu tersenyum dengan menjijjikan. Penelope terus menampakkan senyuman dan mengangukkan kepala. Dia tidak akan pernah melawan karena akan merugikan dirinya sendiri. Dia harus bertindak d
Kecelakaan mengerikan sudah terjadi. Tubuh Penelope sangat lemas melihat sang suami pergi bersama dengan ambulans, sedangkan dirinya tidak diperbolehkan untuk ikut. Ini pasti suatu kesengajaan. Tapi apakah mereka tega seperti itu? Tentu saja keluarga Anggara tidak akan pernah tega menyakiti Raden pewaris utama yang sangat dibanggakan mereka. Namun, tidak dengan sang tante dan juragan yang sudah dikhianatinya. Pasti ini semua ada kaitannya dengan mereka."Aku tidak akan pernah memaafkan diriku sendiri kalau terjadi apa pun dengan dia. Semua ini karena aku. Ya, kehidupan Anggara tidak akan pernah bisa tenang karena diriku. Aku benar-benar tidak bisa berbuat apa pun," ucapnya dengan menangis. Dia masih saja merasa bersalah."Sudahlah, Ibu Pen. Tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Sekarang Raden berada di tangan yang tepat. Sebaiknya Ibu beristirahat." Joko masih saja berusaha untuk menenangkan hati Pen. Namun, wanita itu sama sekali tidak mau. Dia tetap saja menangis. Joko terpaksa memap
Benar-benar sesuatu yang sangat mengejutkan sekali, terutama bagi Gracia. Wanita itu tidak menyangka Anggara hanya ingat kepada dirinya. Sama sekali tidak ingat dengan Pen ataupun Ana. Dan ini adalah sesuatu hal yang sangat membuatnya beruntung. Gracia tidak akan pernah menyia-nyiakan hal ini. Dia semakin mencengkeram telapak tangan Raden, lalu memasang senyuman yang menurutnya sangat cantik."Aku sangat bersyukur kau ingat denganku, sayang. Memang benar. Kita akan menikah. Hmm, segala sesuatunya sudah disiapkan. Tapi kau mengalami kecelakaan seperti ini dan aku sedih." Gracia semakin menangis. Itu adalah akting. Sesekali dia melirik Joko yang hanya menatap dengan wajah cemas, sekaligus bergetar. Apa yang akan dia katakan kepada Penelope jika Raden ternyata mengalami hilang ingatan yang sangat parah?"Joko. Kenapa kau diam saja? Aku baik-baik saja. Tidak ada hal buruk yang terjadi kepadaku. Sudahlah, lebih baik aku bersiap untuk pulang karena aku tidak ingin berada di sini." Anggara
"Ibu Penelope. Kau tidak perlu berpikiran buruk. Semua bisa saja terjadi dan ingatan itu tidak akan bertahan lama. Seperti di sebuah film bukan? Jika kepalanya terbentur lagi, maka ingatannya akan kembali." Joko berusaha untuk membuat Penelope tenang. Namun wanita itu tetap saja cemas apalagi keadaan Ana adalah taruhannya."Maksud kamu, aku harus memukul kepalanya?"Penelope menarik Joko semakin menjauh. "Kita akan pergi dari sini. Berbicara empat mata di luar. Ini harus diselesaikan. Ana sangat berbahaya. Tentu saja aku tidak mau hal buruk terjadi dengannya. Ikuti aku." Dia berjalan cepat keluar dari rumah sakit itu diikuti oleh Joko."Bukankah mereka ...," ucap Ardi sambil menunjuk Pen dan Joko.Saudara kembar Anggara terkejut melihat mereka berdua keluar dengan terburu-buru."Kenapa mereka seperti itu? Seharusnya Pen menunggu Kakak kita. Hmm, tapi kenapa dia harus pergi?" Ardi mengangkat tangannya sambil menggelengkan kepala."Pasti terjadi sesuatu dan kita harus mencari tahu," bal
Ana masih saja terperangkap dengan perasaan yang sangat sakit. Ana semakin tidak percaya melihat hal yang berada di hadapannya itu. Benar-benar membuatnya lumpuh total.Selama kurang lebih 17 tahun dia tidak mengetahui sosok sang ayah karena sang ibu selalu menyembunyikan rahasia itu. Kehidupannya benar-benar sangat tidak nyaman, apalagi dia harus mendapatkan bulian dari Amel, karena dirinya yang sangat miskin. Sekarang dia harus melihat kejadian itu sekali lagi. Hanya gara-gara sang ayah mengalami hilang ingatan."Suasana hatiku berubah seperti ini. Selama ini aku mencari sosoknya. Tapi aku tidak pernah menemukan dirinya, hingga aku sangat senang sekali mengetahui ayahku yang super tajir melintir itu. Berada di dekatku dan selalu membela. Tapi apa sekarang yang harus aku lakukan? Brian lihatlah. Dia lebih menyayangi Amel daripada aku," bisik Ana tepat berada di sebelah Brian. Pemuda itu mencengkeram telapak tangan Ana untuk menenangkan."Paman. Kau kenapa seperti ini? Aku benar-benar
Ana dan Brian mematung. Mereka tidak menyangka Kaisar ada hubungannya dengan ini semua. Apalagi mengatakan hal yang sama sekali tidak mereka duga. Brian mendekati lelaki itu, menatapnya dengan sangat tajam. Kaisar harus mengatakan semuanya dan dia akan memaksakan hal itu."Jadi kau benar-benar mengetahuinya, atau kau hanya mengatakan hal itu untuk menarik perhatian Ana?" Brian kemudian tersenyum lalu menarik kerah kemeja Kaisar dengan sangat keras. Membuat tubuh mereka sangat berdekatan. Ana semakin cemas kemudian menepuk pundak Brian agar melepaskan cengkeraman kuatnya itu."Sudahlah, jangan seperti itu. Sekarang lebih baik kalian diam saja. Jangan pernah berbuat hal bodoh. Ini rumah sakit. Kita bisa diusir dari sini dan tidak akan pernah bisa masuk lagi."Kini Ana mendekati Kaisar. Menatapnya dengan mendongak. Tingginya hampir sama dengan Brian. Hanya berbeda sedikit saja. Walaupun masih saja terlihat gagah Brian dan jauh lebih tampan. Kaisar pemuda gondrong dan kurang rapi."Apa ma
Ana merasakan sesuatu saat melihat video yang diberikan oleh Kaisar. Memang Juragan benar-benar sangat membenci Penelope. Tapi dia juga tidak bisa memberikan bukti itu kepada Kakek dan neneknya. Karena mereka ingin Anggara berpisah dengan Penelope. Bagaimana mungkin Ana akan memberikan bukti itu? Dia hanya bisa menundukkan kepala dan menangis. Bagaimana mungkin dia akan melawan semua itu? Dia tidak memiliki kekuatan apa pun."Ana! Apa yang kau lakukan? Kenapa kau menunduk seperti itu? Jangan menangis. Aku tidak bisa melihatnya. Sudahlah, aku tidak mau melihatmu seperti ini. Kau bisa membuatku gila," ucap Kaisar sambil memegang kepalanya. Selama ini dia tidak pernah melihat gadis seperti ini di hadapannya. Walaupun dia bisa cuek sebenarnya. Tapi ternyata dia tidak bisa. Kenyataannya dia merasakan sesuatu yang tidak pernah dia rasakan."Ana! Sudahlah hentikan. Aku tidak mau melihat kau menangis. Aku sudah mengatakan semuanya dan ini memang benar. Tidak ada yang aku tutup-tutupi. Tapi to