Share

29. Sabrina

“Apa maksud kamu ucapan kalian barusan?” tanya Papa dengan nada bergetar.

Aku menunduk takut, melirik Kukuh yang sepertinya juga merasakan hal yang sama.

“Sabrina!” seru Papa hampir mirip dengan bentakan.

“Apa Sabia pergi dari rumah Mamamu?” tanya Papa lagi dengan lebih menekan.

Aku mengangguk ragu. Aku takut sekali. Papa tak pernah semarah ini sebelumnya.

“Kenapa?”

Aku dan Kukuh bergeming. Apa aku harus jujur pada Papa kalau Sabia dan Mama bertengkar?

Astaga. Sama saja aku membuat Mama dan Papa ribut besar.

Mama yang tak pernah menerima Sabia, cukup membuat Papa kecewa hingga akhirnya Papa membawa Sabia. Memberikannya kasih sayang yang tak pernah Sabia dapat dari Mama.

Wajar saja jika Papa semarah ini.

“Sabrina?”

“Sabia bertengkar dengan Mama,” ucapku lirih.

Papa terduduk di kursi dengan napas memburu. Aku melirik Ku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status