Share

28. Sabia

Aku melirik Pak Rully dari balik laptop. Dia sedang duduk tak jauh dariku. Menatapku intens dengan kedua tangan yang dilipat didadanya dan kaki diatas satu kaki lainnya.

Mirip di film luar negeri, bos mafia yang siap menembak hatiku.

Dor. Matilah aku.

Beberapa kali aku berdehem, menghilangkan kegugupan diantara aku dan dia. Sejak dia bilang sesuatu yang aneh tadi sore, jujur saja aku jadi merasa canggung.

“Mungkin saya bisa dengan mudah mencari penggantimu di kantor, tapi tidak dengan posisi kamu di hati saya.”

Ucapan Pak Rully terus terngiang dikepalaku, membuat konsentrasiku buyar seketika.

Astaga.

Aku menggelengkan kepala beberapa kali untuk menghilangkan bayangan Pak Rully. Tapi, sepertinya sangat sulit. Bahkan tulisanku menjadi typo beberapa kali. Nama tokoh laki-laki dalam novelku berubah menjadi nama Pak Rully semua. Ya ampun, apakah ini yang dinamakan jatuh .... ah untuk mengucapka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status