Share

27. Sabrina

Pada akhirnya, aku tak tahu siapa yang Kukuh sukai. Gara-gara motor yang lewat, membuatku tak mendengar ucapan Kukuh.

Mengapa ini begitu penting?

Tentu saja. Ini soal hati dan perasaan. Aku akan mundur jika memang Kukuh mencintai wanita lain, asal bukan Sabia.

“Loh, Sabrina? Kukuh?” Papa muncul dari dalam rumah.

Kukuh mengambil tangan kanan Papa lalu menciumnya. Aku tertegun sebentar. Pantas saja Papa menginginkan menantu seperti Kukuh, sopan. Aku mengikuti apa yang dilakukan Kukuh. Sesuatu yang selama ini tak pernah kulakukan.

“Kamu baru pulang?” tanya Papa.

Aku mengangguk.

“Tadi saya ketemu dengan Sabrina di depan gang, Om. Jadi sekalian saya antar pulang.”

Papa tersenyum. “Terima kasih, saya kira kalian belum saling kenal.”

“Kami sudah saling kenal sejak Sabrina tinggal di sini, Om.”

“Oh, begitu.” Papa mengangguk paham. “ayo, masuk dulu. Om bik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status