Share

Bertaruh Atas Nama Ratu

“Naka, kenapa sih belakangan ini kamu banyak melamunnya? Kenapa membiarkan Kakak bermain sendiri?” tanya Nala sambil mendekati adik kembarnya. Di mana alih-alih ikut bermain ayunan dengan kakak perempuannya itu, sang adik hanya duduk di pinggir saja dan menonton. “Kamu nggak sakit lagi, kan?”

Nala menyentuh dahi Naka. Namun, karena dia tak tahu standar suhu panas atau tidak itu bagaimana, akhirnya dia malah mengernyitkan kening. Sambil juga menyentuh dahinya sendiri sebagai perbandingan.

“Ini panas nggak ya?”

“Naka nggak apa-apa, Kakak,” sahut Naka lesu membantu menjelaskan pada kakaknya yang kebingungan itu.

“Lalu kenapa Naka diam saja?”

Sebenarnya banyak hal yang ada di kepala Naka. Dibanding Nala dia sepertinya lebih pintar membaca situasi, terlebih soal urusan para dewasa di sekitarnya.

Nala mungkin tak terlalu menyadarinya, namun Naka sebenarnya merasakan perubahan yang besar selama seminggu lebih ini. Mulai dari bagaimana orang-orang lebih berwajah muram dari biasanya, Papa dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status