Rudy menghentikan dengan dingin. "Michel, Ayah sudah bilang kamu harus lebih menghormati dokter."Michelle baru saja ditolak oleh Harvey. Dia tidak tahu harus melampiaskan amarahnya ke mana, sementara hanya Selena satu-satunya orang luar di dalam kamar.Oleh karena itu, tentu saja dia akan melampiaskan amarahnya pada Selena. Ayahnya selalu sangat lembut dan memanjakannya sehingga dia sangat tidak puas dengan sikap ayahnya ini."Ayah, kenapa Ayah juga kayak gini? Aku nggak salah bicara, 'kan? Kita sedang membahas masalah keluarga di sini, sedangkan dia itu siapa? Bisa-bisanya dia menguping di sini. Dia nggak punya sopan santun sama sekali.""Michelle!" Suara Rudy terdengar makin dingin. "Sepertinya selama ini Ayah nggak mengurusmu dan benar-benar terlalu memanjakanmu. Apa ini didikan keluargamu?"Michelle berkata dengan marah kepada Selena, "Ini semua salahmu!"Selena meletakkan kacang mete di tangannya dan membersihkan serpihan kacang yang ada di tangannya."Ya, semuanya salahku. Mulai
"Pak Rudy, kalian tidak perlu menyalahkan Nona Michelle. Saya tidak marah sama sekali, jadi saya harap keberadaan saya tidak memengaruhi keharmonisan keluarga kalian. Saya akan pergi sekarang."Harvey segera berkata, "Aku akan mengantarmu."Begitu pintu tertutup, Michelle langsung menangis dengan keras. "Ayah, Ibu! Kakak menamparku! Bahkan Harvey juga berani menamparku! Semua ini karena wanita itu! Aku nggak mau dia ada di sini.""Diam." Suara rendah Rudy terdengar, tetapi penuh dengan aura yang mencengkam.Dia menatap Mira dengan dingin. "Apa ini putri baik yang kamu didik? Malu-maluin banget."Mira ingin mengatakan sesuatu tetapi akhirnya hanya berkata dengan lemah, "Ini salahku. Tapi Rudy, Harvey sudah tumbuh makin keras kepala selama beberapa tahun ini. Dia menolak pertunangan dan bahkan berani menampar Michel di depan kita."Rudy mendengkus dingin. "Dia sengaja memperlihatkannya ke kita untuk memberi tahu kita kalau dia berani menampar Michel meski itu di depan kita. Entah apa yan
Sebenarnya Selena ingin pulang, tetapi Harvey membawanya ke tempat tersembunyi lainnya.Mereka berganti mobil di tengah jalan. Selena menatapnya dengan wajah bingung. "Kejutan apa lagi yang kamu sembunyikan?""Kamu akan tahu setelah sampai di sana." Harvey menggandeng tangannya dan masuk ke vila.Tidak lama kemudian, dia melihat Isaac. Selena melepaskan tangan Harvey dengan kasar seolah menghadapi musuh besar. "Apa yang kamu lakukan pada kakak?"Hati Harvey terasa agak sakit saat melihat wajah Selena yang penuh dengan kewaspadaan. "Apa kamu sangat nggak percaya padaku?""Aku tahu kalau aku nggak bisa menyembunyikan apa pun darimu."Mungkin malam itu Harvey menyadarinya. Begitu Selena pergi, Harvey menyuruh orang untuk membawa George pergi. Strategi mengalihkan perhatian yang cerdik!Harvey menggenggam tangannya lagi. "Aku tahu aku sudah melakukan banyak hal di masa lalu yang membuatmu nggak percaya padaku. Aku memang pantas menerimanya. Tapi aku sudah bilang kalau aku nggak akan menyak
Kediaman Aswin."Brak!"Hayden mendorong semua barang di atas meja ke lantai. "Kenapa dia bisa kabur dari kepungan orang sebanyak itu? Apa yang kalian lakukan?""Tuan Hayden, dia sudah tertembak beberapa kali. Meski dia berhasil kabur, dia tidak akan bertahan lama. Anda tidak perlu khawatir.""Apa dia sudah mati? Terus mayatnya di mana? Aku mau lihat mayatnya mau dia hidup atau mati! Jasper sudah mulai mencurigaiku. Kalau kalian melakukan ini, aku akan mati begitu dia menangkap orang si*lan itu!"Baik itu Jasper maupun Harvey, mereka hanya mencurigainya tanpa bukti. Satu-satunya saksi adalah George.Namun, Hayden tidak bisa menemukan jejak orang itu di Kota Arama. Ini membuatnya sangat gelisah."Tuan Hayden, Anda marah dan khawatir juga tidak ada gunanya. Kami sudah mengirim orang untuk mencarinya. Kami akan segera memberi tahu Tuan begitu menerima kabar."Hayden duduk di kursi, mengangkat tangan, dan meremas dahinya sendiri.Kenapa masalahnya jadi seperti ini?"Oh ya, Tuan Hayden, say
Selena sudah pernah mendengar cerita tentang Kavin dari Harvey, tetapi dia tidak menyangka kalau cerita ini punya sisi yang tersembunyi. Takdir memang aneh. Ternyata dia punya hubungan seperti ini dengan George."Jadi tujuan Kakak mendekatiku di awal adalah karena ingin memanfaatkanku untuk membunuh Harvey? Musuh yang Kakak sebut bukan orang lain melainkan Harvey?""Ya." George menjawab dengan tenang. "Apa kamu menyesal sudah mengenalku?"Selena justru merasa lega. "Nggak, sebenarnya sejak dulu hatiku nggak pernah tenang. Nggak ada makanan gratis di dunia ini, jadi Kakak juga nggak akan tiba-tiba baik padaku tanpa alasan. Aku selalu merasa Kakak pasti ingin mendapatkan sesuatu dariku. Tapi Kakak sangat perhatian ke anak-anak itu dan memperlakukanku dengan tulus. Aku nggak bisa memikirkanmu sebagai orang jahat makanya aku selalu mengkhawatirkan masa depan. Setelah mengetahui alasannya sekarang, aku justru nggak merasa gugup lagi.""Kamu nggak menyalahkanku?""Kenapa aku harus menyalahka
Setelah Harvey mengatur George dengan baik, Selena pun merasa lega. Harvey punya kekuasaan yang besar di Kota Arama, jadi George tidak akan berada dalam bahaya untuk sementara waktu.George menderita luka yang sangat parah kali ini, jadi dia butuh beberapa bulan untuk sembuh total. Biarkan dia beristirahat sejenak.Selain itu, masih ada banyak hal yang harus dilakukan Selena. Dia sudah seminggu tidak melihat Agatha. Keluarga Wilson menjalankan perintahnya dengan ketat. Mereka merendam kaki Agatha dengan air panas selama beberapa jam setiap hari.Kakinya penuh dengan gelembung air yang kemudian ditusuk satu per satu dan diolesi dengan salep khusus Selena.Namun, krim ini benar-benar efektif. Bekas luka bisa langsung dilihat keesokan harinya. Kaki yang baru saja tidak sakit disiksa kembali.Berat badan Agatha turun beberapa kilogram hanya dalam waktu seminggu.Saat Selena melihat Agatha lagi, perasaannya menjadi lebih rumit.Selena tidak menyangka kalau wanita seperti ini bisa disukai ol
Selena merokok sebatang sebelum Zane datang. Meski dia tidak mengatakan sepatah kata pun, tubuhnya memancarkan aroma yang memikat dan menawan.Sudah banyak pria yang datang menggoda, tetapi Selena tersenyum dan menolak mereka.Hanya seorang pemabuk yang memaksa Selena untuk minum bersamanya. Orang itu tidak pergi meski Selena sudah menolaknya, jadi dia menekan puntung rokok ke punggung tangan orang itu."Kamu nggak ngerti bahasa manusia, ya? Apa aku harus membantumu sadar?" Senyumannya manis, tetapi membuat lawan bicaranya kehilangan akal sejenak.Namun, rasa sakit di punggung tangannya segera membuatnya sadar. Dia menarik tangan Selena dengan kasar. "Heh, J*lang! Berani kamu menyengatku?"Orang itu berbicara sambil mengangkat tangannya untuk menampar Selena, tetapi Selena tidak terluka karena tangan orang itu ditahan oleh seseorang, yaitu Zane.Dia hanya memutar tangan pria itu sedikit, tetapi tangan orang itu langsung terkilir. Zane memancarkan aura dingin yang menusuk. "Pergi sana!"
Zane mengambil botol minuman di atas meja dan melemparkannya ke arah kepala orang yang datang. Seketika itu juga, bar menjadi kacau balau.Sementara itu, Selena yang merupakan penyebab dari semua ini melihatnya dengan santai. Bagaimana dia bisa memberikan alasan yang sah untuk "jatuh cinta" pada Zane kalau dia tidak melakukan ini?Selama berabad-abad, trik pahlawan menyelamatkan wanita cantik ini tidak pernah ketinggalan zaman.Setelah hampir selesai menangani preman-preman itu dan melihat situasi makin memburuk, Zane segera menarik Selena pergi.Orang seperti Zane paling takut terbongkar identitasnya dan berurusan dengan polisi.Keduanya berlari di gang kecil di tengah malam. Selena melepaskan tangan Zane dan menghelakan napas dengan keras. "Aku nggak sanggup lari lagi."Setelah melihat mereka sudah tidak dikejar lagi, Zane juga merasa lega."Sebaiknya seorang gadis sepertimu jangan pernah datang ke tempat seperti itu lagi. Berwajah cantik juga bukanlah hal yang baik karena kamu terla