Zane mengambil botol minuman di atas meja dan melemparkannya ke arah kepala orang yang datang. Seketika itu juga, bar menjadi kacau balau.Sementara itu, Selena yang merupakan penyebab dari semua ini melihatnya dengan santai. Bagaimana dia bisa memberikan alasan yang sah untuk "jatuh cinta" pada Zane kalau dia tidak melakukan ini?Selama berabad-abad, trik pahlawan menyelamatkan wanita cantik ini tidak pernah ketinggalan zaman.Setelah hampir selesai menangani preman-preman itu dan melihat situasi makin memburuk, Zane segera menarik Selena pergi.Orang seperti Zane paling takut terbongkar identitasnya dan berurusan dengan polisi.Keduanya berlari di gang kecil di tengah malam. Selena melepaskan tangan Zane dan menghelakan napas dengan keras. "Aku nggak sanggup lari lagi."Setelah melihat mereka sudah tidak dikejar lagi, Zane juga merasa lega."Sebaiknya seorang gadis sepertimu jangan pernah datang ke tempat seperti itu lagi. Berwajah cantik juga bukanlah hal yang baik karena kamu terla
Selena melihat Zane pergi. Setelah Zane benar-benar menghilang, senyumannya juga menghilang dan wajahnya menjadi sangat dingin seperti iblis jahat yang keluar dari neraka.Zane, gimana kamu akan melarikan diri?Selena berjalan cepat ke dalam salju yang tebal. Begitu dia membuka pintu, pemanas di dalam ruangan langsung membungkus seluruh tubuhnya dengan hangat.Sebuah tangan tiba-tiba menariknya ke dalam pelukan sehingga dadanya yang hangat tertekan ke atas. "Seli, kamu langsung pergi menggoda pria padahal kita cuma sehari nggak bertemu."Selena tertawa pelan. Kedua tangannya melingkar di leher pria itu dan senyuman muncul di bibirnya. "Tapi yang ingin aku rayu itu cuma kamu.""Dasar gadis nakal." Harvey menggigit bibirnya berulang kali."Jangan di sini. Ayo pergi ke kamar." Selena mengingatkannya."Apa yang kamu takutkan? Di luar 'kan nggak ada orang."Harvey menekan tubuhnya di atas sofa yang empuk. "Jangan harap aku akan melepaskanmu begitu saja setelah kamu berpakaian seperti ini."
Dia sudah bukan lagi gadis polos seperti dulu. Makin tinggi posisi seseorang, makin banyak informasi dan sumber daya yang mereka miliki dibandingkan dengan orang biasa.Meski berada di sekitar Pak Rudy itu berbahaya, tetapi dia juga bisa mendapatkan banyak hal.Hal yang terpenting adalah dia juga bisa membantu Harvey secara diam-diam dan berperan penting dalam mengendalikan situasi.Matahari belum terbit, tetapi Harvey sudah membuka matanya dan bersiap-siap untuk bangun. Selena menggenggam erat pinggangnya dan mengelus punggungnya dengan lembut."Sudah mau pergi?""Ya, aku sangat sibuk akhir-akhir ini.""Sangat sibuk tapi masih menginap di rumahku?" Selena menyindirnya.Harvey membalikkan tubuh Selena, memeluknya dengan erat, dan menggigitnya. "Ini semua karena Seli terlalu menggoda. Kalau aku nggak menjagamu, aku selalu takut seseorang akan menculikmu."Kedua orang itu berciuman yang penuh gairah. Akhir-akhir ini mereka makin tidak terkendali.Membuang tanggung jawab justru lebih men
Selena berkata dengan tenang, "Tuan Jasper, bukan maksud saya untuk merendahkan Anda. Kondisi Pak Rudy sudah tidak berbahaya lagi. Selama beliau dirawat dengan baik, tubuhnya akan pulih. Kehadiran saya tidak begitu penting. Selain itu, adik Anda memang tidak menyukai saya. Saya juga tidak ingin menyebabkan konflik dalam keluarga Anda."Jasper bersedia datang sendiri untuk mengunjungi Selena bukan hanya untuk meminta Selena mengobati ayahnya, tetapi juga dengan adanya dokter hebat seperti dia, masalah bisa segera diatasi.Mana mungkin dia bisa membiarkan orang berbakat seperti ini pergi?"Kita sudah pernah mendiskusikan masalah ini sebelumnya. Adikku memang dimanja sejak kecil, kata-kata dan tindakan yang dia lakukan padamu sebelumnya sangat nggak sopan. Aku minta maaf atas namanya. Aku jamin hal seperti ini nggak akan terjadi lagi di masa depan.""Karena Tuan Jasper sudah bilang begitu, saya bisa menyetujui Tuan, tapi saya punya beberapa syarat. Pertama, saya masih punya beberapa pasie
Selena langsung berkata, "Maaf, saya hanya asal bertanya."Aura dingin di sekujur tubuh Jasper pun menghilang. "Maaf, aku yang terlalu sensitif."Setelah itu, keduanya tidak berbicara lagi. Selena mengikuti di belakang pria itu dengan patuh. Pria ini benar-benar pria maskulin yang keras, bahkan lebih keras daripada saat dia baru menikah dengan Harvey.Jasper memang terlihat menyeramkan, tetapi dia bukanlah orang jahat.Saat turun dari mobil, Jasper bahkan membukakan pintu untuknya duluan. "Hati-hati, jalanannya licin dan cuacanya dingin."Dalam pandangannya, wanita adalah makhluk yang lemah lembut. Selena mengangguk. Dia bersikap sopan dan menjaga jarak.Akhirnya Rudy melihat Selena kembali. Wajahnya menunjukkan ekspresi kegembiraan lagi. "Nak, akhirnya kamu kembali. Kamu belum membuatkanku kue selai kurma yang kamu janjikan sebelumnya."Selena tersenyum. "Baiklah, saya akan membuatnya sekarang.""Nggak usah terburu-buru. Kamu pasti lelah karena baru saja kembali. Istirahat dulu, buatk
Rudy mengernyitkan keningnya. "Kamu pikir menikah itu seperti makan? Waktu kamu melihat makanan yang nggak kamu sukai, kamu memaksakan diri untuk memakannya. Meski sudah kedaluwarsa, paling cuma bakal sakit perut dua kali saja. Harvey nggak menyukai putri kita, bahkan kalau kita memberikannya, putri kita akan menderita dalam pernikahan tanpa cinta. Itu juga kenapa aku nggak pernah memaksa Harvey menikahinya selama ini. Aku pikir dia bisa melepaskan obsesinya setelah waktu berlalu. Tapi sekarang, ikatan emosionalnya masih terlalu kuat."Mira agak marah dan duduk di atas tempat tidur. "Ini nggak bisa, itu juga nggak bisa. Putri kita selalu menjadi anak kesayangan kita dan tumbuh dalam kemewahan sejak kecil. Dia ingin menikah dengan pria yang dia sukai sekarang, jadi apa yang harus kita lakukan?""Pria yang luar biasa itu ada banyak, tapi kenapa dia harus memilih yang sudah pernah menikah?" Rudy mempertimbangkannya dengan lebih mendalam."Mau berapa kali pun dia menikah, putri kita tetap
Suara Selena terdengar seperti angin yang mengusir semua kegelapan, bahkan Rudy seketika berhenti mengernyit.Siapa pun yang tahu tabiat Rudy pasti tidak akan berani mendekat di saat pria itu sedang marah. Bahkan Mira saja tidak berani.Itu sebabnya mereka mengira Rudy akan menyuruh Selena datang lagi nanti. Ternyata Rudy malah berkata dengan lembut, "Masuk."Selena pun berjalan masuk dan berpura-pura tidak mengenal Harvey. "Oh, ternyata Tuan Harvey juga ada di sini. Kebetulan sekali aku masak banyak, silakan ikut makan, Tuan."Wah, pas sekali momen Selena datang. Jelas-jelas Harvey ke sini untuk membebaskan Selena. Ternyata Selena makin pandai berakting."Aku masih ada urusan, jadi aku nggak akan menggangguk istirahat Pak Rudy.""Ya sudah, sampai ketemu lagi."Selena pun meletakkan kue selai kurma di atas meja yang terletak dis samping, lalu berjalan ke depan meja tempat menyeduh teh. "Tuan mau minum teh apa?"Rudy seolah terpesona menatap Selena yang menyiapkan perlengkapan menyeduh
"Memangnya apa yang terjadi waktu itu?" tanya Selena dengan penasaran."Nggak kok, bukan apa-apa. Nih, makan," jawab Rudy sambil menggelengkan kepala.Rudy akhirnya berhasil membujuk Selena untuk memanggilnya kakek.Setelah memastikan tidak ada siapa-siapa di sana, Selena pun berbisik memanggil, "Kakek Rudy.""Iya, Nak," jawab Rudy sambil mengelus kepala Selena dengan penuh kasih sayang.Rudy yang dikenal sebagai sosok yang berkuasa dan berpengaruh kini tampak seperti orang tua biasa yang begitu lembut dan ramah.Entah kenapa, elusan Rudy di kepalanya membuat Selena merasa ada yang aneh.Rasanya ... sangat menyenangkan. Mungkin karena Selena sudah terlalu lama terpisah dari keluarganya.Beberapa hari berselang, Rudy akhirnya diizinkan untuk keluar dari rumah sakit. Selena yang menjadi dokter pribadi Rudy pun ikut pulang ke kediaman Keluarga Farrell.Rombongan mobil itu akhirnya memasuki sebuah rumah besar di Kota Arama. Para pengawal sudah berjejer rapi di luar rumah.Selena turun dari