Di dalam Museum Maritim, terdapat koleksi barang-barang berharga dari berbagai negara sepanjang sejarah dan biasanya tidak dibuka untuk umum. Selena baru pernah datang ke sini dan matanya langsung terbelalak.Tanpa disadari, dia tertinggal dari yang lain dan dengan serius mengamati setiap barang antik.Yang paling mengejutkannya adalah patung batu giok yang semuanya berwarna putih dan tampak alami di bawah cahaya lampu.Ketika dia melihat wajah patung batu giok itu, dia terkejut karena wajah itu terlihat sangat mirip dengannya.Namun, ukiran batu giok ini jelas merupakan barang antik dari ratusan tahun yang lalu, jadi mungkin hanya kebetulan.Selena berbalik dan baru menyadari bahwa semua orang sudah jauh di depan.Dia mengejar rombongan dengan sepatu hak tingginya. Karena dia ada di sini karena pekerjaan, dia tidak boleh bekerja setengah-setengah.Baru berjalan beberapa langkah, dia melihat salah seorang wartawan asing mendesak maju dari kerumunan.Sekarang belum saatnya untuk bertany
Selena tidak menyangka. Dia telah menyamar begitu lama, tetapi akhirnya terungkap sekarang. Jasper berjalan ke arahnya selangkah demi selangkah."Tuan Jasper, aku bisa jelaskan.""Brak!" Tubuh Selena gemetar saat Jasper meninju meja rias."Jadi, kamu nggak amnesia sama sekali?" Jasper berkata dari sela-sela giginya yang terkatup.Selena tahu bahwa dalam situasi saat ini, mengelak tidak akan ada gunanya. Dia pun mengangguk, "Benar.""Anak perempuan yang dilihat Michelle itu anak Harvey?""Ya.""Kamu dan Harvey ... "Selena membasahi bibirnya. "Hubungan kami rumit."Karena dia sendiri memang tidak bisa menggambarkan hubungannya dengan Harvey. Dia tidak bisa begitu saja berkata bahwa dia adalah mantan istri yang kemudian berganti status menjadi pasangan seks. Kedengarannya sangat konyol."Jadi kamu ... "Selena langsung berkata, "Tuan Jasper, aku memang mantan istri Harvey. Vanessa adalah nama aliasku, bukan untuk mendekati kalian, tapi untuk melindungi keselamatanku.""Melindungi keselam
Mereka berdua adalah saudara seperjuangan yang pernah melalui pertempuran bersama-sama. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka sudah tidak bersama-sama lagi. Keluarga Farrell menganggapnya sebagai ancaman serius dan keduanya tentu saja kehilangan persahabatan yang mereka miliki sebelumnya.Harvey memegang erat pinggang Selena. "Kamu sudah lihat sekarang, jadi nggak ada yang perlu disembunyikan. Seli ini istriku."Selena merasa sikap Harvey sangat kekanak-kanakan. Dia seperti memasang tanda di wajahnya yang bertuliskan, "Selena adalah istriku."Jelas-jelas, dia dulunya seorang CEO yang sangat berkuasa dengan emosi yang tidak mudah goyah. Kebalikannya, kini dia jadi seperti anak tiga tahun, tampak menggemaskan sekaligus mengesalkan."Salah, yang benar mantan istri." Jasper mengingatkan.Mata Selena membelalak. Harvey berusia tiga tahun, maka Jasper paling-paling baru empat tahun! Apa yang terjadi pada kedua orang ini?Harvey tidak menghiraukannya. "Kalaupun mantan istri, berarti aku pe
Dia diantarkan kembali ke rumah keluarga Farrell. Meski Jasper berkata bahwa dia percaya padanya, Selena tidak yakin seratus persen. Tak terhitung jumlahnya orang yang ingin panjat sosial melalui Pak Rudy, belum lagi mengalami dua kali percobaan pembunuhan. Mereka tidak akan membiarkannya pergi dengan mudah.Selena duduk-duduk di ruang teh. Hari ini dingin. Membuat teh sambil menyalakan dupa, rasanya sangat santai.Karena di ruang teh tidak ada dokumen rahasia. Yang ada hanya teh tua yang enak.Dulu, setelah Rudy mengetahui bahwa dia suka minum teh, dia memintanya membuat sendiri.Yang bisa disimpan di sini pada dasarnya adalah teh yang bagus, semacam hadiah upeti zaman dulu.Kalau bersama Rudy di sini, dia biasanya ada rasa tidak enak. Namun, sekarang tidak ada orang lagi. Dia mengagumi koleksi teh enak itu satu per satu.Hanya dengan menjual koleksi teh di ruangan ini saja, nilainya sudah cukup untuk membeli beberapa vila besar.Saat melihat dupa di dalam tungku sudah hampir habis, d
Dalam kegugupannya, dia menyuapkan sepotong kue selai kurma ke dalam mulut Rudy. Rudy hampir tersedak dibuatnya."Enak nggak?""Enak, enak." Rudy tidak ingin bicara tentang kue selai kurma, melainkan apa yang terjadi hari ini.Selena melanjutkan, "Waktu itu kamu bilang kue selai kurma yang aku buat rasanya nggak asing. Apa kamu pernah makan kue selai kurma yang seperti ini di suatu tempat?"Rudy mendesah. "Kue-kue zaman sekarang mengikuti selera anak muda. Apa saja dibuat manis dan kenyal. Beda dengan zaman dulu. Yang kamu buat ini, rasanya seperti dulu.""Seorang wanita tua mengajariku cara membuatnya. Katanya, ada pohon kurma di tempat tinggalnya dulu. Setiap musim kurma, hasil panennya dibuat kurma kering dan kue selai kurma.""Zaman kami dulu masa-masa susah. Anak-anak nggak punya camilan. Setiap rumah cuma bisa mengandalkan pohon buah. Sudah begitu pun, anak-anaknya sendiri nggak mau makan, buahnya harus dijual di jalan.""Ngomong-ngomong, Kakek Rudy, kamu pernah ke Kota Bahar?""
Michelle tidak mengerti. "Bu, maksudnya apa? Apa yang salah dengan foto ini?"Mira memutar kembali rekaman CCTV pada saat itu. "Kamu lihat peluru ini mengenai bagian mana?""Menyerempet pipinya.""Aku sudah mencari dari banyak sudut, sampai diperbesar juga, aku yakin peluru itu mengenai wajahnya. Sekalipun lukanya ringan, pasti akan meninggalkan bekas di wajahnya. Tapi, apa kamu lihat ada bekas apa pun di wajahnya?"Barulah Michelle mengerti maksudnya dan menggelengkan kepala berulang kali. "Aku nggak terlalu memperhatikan, tapi sepertinya nggak ada luka di wajahnya."“Lihat gambar ini lagi, kenapa dia menutupi wajahnya?”"Oh, begitu. Ada yang salah dengan wajahnya!""Benar. Coba pikirkan, apa ada cara untuk membuat luka di wajah menghilang?"Michelle menggeleng lagi. "Nggak ada obat luka seajaib itu. Kecuali kalau ada sesuatu yang menghalangi kulitnya dari serangan itu. Kalau dipakai di wajah, satu-satunya kemungkinan ... aku tahu, pasti wajah palsu!""Benar, teknologi sekarang sudah
Berita tentang percobaan pembunuhan Rudy segera ditutupi, orang-orang di luar sama sekali tidak tahu apa yang terjadi.Rudy baru saja keluar dan dia sudah langsung diserang. Untuk sementara, Rudy tidak akan muncul di depan publik lagi, bahkan urusan pemerintahan juga akan dilakukan di kediaman Keluarga Farrell.Michelle berinisiatif mendekati Rudy. "Ayah, Ayah sudah dua kali diserang, aku jadi takut.""Sayang, Ayah baik-baik saja."Jarang sekali dia melihat Michelle begitu patuh dan manis. Rudy mengulurkan tangannya dan mengelus kepala putrinya. "Bukannya Ayah menceramahimu, tapi selama ini kamu benar-benar sudah dimanjakan. Kamu sudah bukan anak kecil lagi, kamu harus belajar lebih banyak dari kakakmu.""Belajar dari sifatnya yang keras kepala itu?"Rudy menghela napas. "Anak ini, aku ingin kamu belajar supaya jadi lebih matang dan dewasa sedikit. Kalau nggak, dengan sifatmu yang seperti itu, kamu akan mudah dirugikan."Sejujurnya, Michelle itu bodoh. Meskipun orang seperti ini menjad
Michelle berjalan ke samping Selena. "Kemarilah, ayo kita berdiskusi."Selena juga ingin tahu trik apa yang akan dimainkan oleh Michelle. Wajah Rudy pun menjadi muram. "Michel, apa lagi yang sedang kamu lakukan?"Dia melihat ke arah istrinya, mengira bahwa ini adalah ide Mira. Mira agak tak berdaya. "Rudy, kali ini benar-benar nggak ada hubungannya denganku. Aku nggak tahu apa yang dia rencanakan."Sebenarnya, selama beberapa hari ini dia terus memikirkan strategi.Jika tidak ada kepastian untuk sukses, dia tidak akan bertindak.Melihat situasi hari ini, dia sudah bisa menebak masalahnya. Pasti Michelle berbicara dengan Hayden, lalu ide hari ini berasal dari Hayden.Mereka berdua akan mengungkapkan wajah asli wanita itu di depan semua orang.Jika hasilnya bagus, maka baguslah. Akan tetapi, saat ini dia belum memiliki bukti apa pun untuk menunjukkan bahwa orang itu jahat. Setidaknya dari bukti yang ada saat ini, tidak terlihat bahwa Selena ingin menyakiti Rudy,Apa yang mereka lakukan s