Dalam kegugupannya, dia menyuapkan sepotong kue selai kurma ke dalam mulut Rudy. Rudy hampir tersedak dibuatnya."Enak nggak?""Enak, enak." Rudy tidak ingin bicara tentang kue selai kurma, melainkan apa yang terjadi hari ini.Selena melanjutkan, "Waktu itu kamu bilang kue selai kurma yang aku buat rasanya nggak asing. Apa kamu pernah makan kue selai kurma yang seperti ini di suatu tempat?"Rudy mendesah. "Kue-kue zaman sekarang mengikuti selera anak muda. Apa saja dibuat manis dan kenyal. Beda dengan zaman dulu. Yang kamu buat ini, rasanya seperti dulu.""Seorang wanita tua mengajariku cara membuatnya. Katanya, ada pohon kurma di tempat tinggalnya dulu. Setiap musim kurma, hasil panennya dibuat kurma kering dan kue selai kurma.""Zaman kami dulu masa-masa susah. Anak-anak nggak punya camilan. Setiap rumah cuma bisa mengandalkan pohon buah. Sudah begitu pun, anak-anaknya sendiri nggak mau makan, buahnya harus dijual di jalan.""Ngomong-ngomong, Kakek Rudy, kamu pernah ke Kota Bahar?""
Michelle tidak mengerti. "Bu, maksudnya apa? Apa yang salah dengan foto ini?"Mira memutar kembali rekaman CCTV pada saat itu. "Kamu lihat peluru ini mengenai bagian mana?""Menyerempet pipinya.""Aku sudah mencari dari banyak sudut, sampai diperbesar juga, aku yakin peluru itu mengenai wajahnya. Sekalipun lukanya ringan, pasti akan meninggalkan bekas di wajahnya. Tapi, apa kamu lihat ada bekas apa pun di wajahnya?"Barulah Michelle mengerti maksudnya dan menggelengkan kepala berulang kali. "Aku nggak terlalu memperhatikan, tapi sepertinya nggak ada luka di wajahnya."“Lihat gambar ini lagi, kenapa dia menutupi wajahnya?”"Oh, begitu. Ada yang salah dengan wajahnya!""Benar. Coba pikirkan, apa ada cara untuk membuat luka di wajah menghilang?"Michelle menggeleng lagi. "Nggak ada obat luka seajaib itu. Kecuali kalau ada sesuatu yang menghalangi kulitnya dari serangan itu. Kalau dipakai di wajah, satu-satunya kemungkinan ... aku tahu, pasti wajah palsu!""Benar, teknologi sekarang sudah
Berita tentang percobaan pembunuhan Rudy segera ditutupi, orang-orang di luar sama sekali tidak tahu apa yang terjadi.Rudy baru saja keluar dan dia sudah langsung diserang. Untuk sementara, Rudy tidak akan muncul di depan publik lagi, bahkan urusan pemerintahan juga akan dilakukan di kediaman Keluarga Farrell.Michelle berinisiatif mendekati Rudy. "Ayah, Ayah sudah dua kali diserang, aku jadi takut.""Sayang, Ayah baik-baik saja."Jarang sekali dia melihat Michelle begitu patuh dan manis. Rudy mengulurkan tangannya dan mengelus kepala putrinya. "Bukannya Ayah menceramahimu, tapi selama ini kamu benar-benar sudah dimanjakan. Kamu sudah bukan anak kecil lagi, kamu harus belajar lebih banyak dari kakakmu.""Belajar dari sifatnya yang keras kepala itu?"Rudy menghela napas. "Anak ini, aku ingin kamu belajar supaya jadi lebih matang dan dewasa sedikit. Kalau nggak, dengan sifatmu yang seperti itu, kamu akan mudah dirugikan."Sejujurnya, Michelle itu bodoh. Meskipun orang seperti ini menjad
Michelle berjalan ke samping Selena. "Kemarilah, ayo kita berdiskusi."Selena juga ingin tahu trik apa yang akan dimainkan oleh Michelle. Wajah Rudy pun menjadi muram. "Michel, apa lagi yang sedang kamu lakukan?"Dia melihat ke arah istrinya, mengira bahwa ini adalah ide Mira. Mira agak tak berdaya. "Rudy, kali ini benar-benar nggak ada hubungannya denganku. Aku nggak tahu apa yang dia rencanakan."Sebenarnya, selama beberapa hari ini dia terus memikirkan strategi.Jika tidak ada kepastian untuk sukses, dia tidak akan bertindak.Melihat situasi hari ini, dia sudah bisa menebak masalahnya. Pasti Michelle berbicara dengan Hayden, lalu ide hari ini berasal dari Hayden.Mereka berdua akan mengungkapkan wajah asli wanita itu di depan semua orang.Jika hasilnya bagus, maka baguslah. Akan tetapi, saat ini dia belum memiliki bukti apa pun untuk menunjukkan bahwa orang itu jahat. Setidaknya dari bukti yang ada saat ini, tidak terlihat bahwa Selena ingin menyakiti Rudy,Apa yang mereka lakukan s
Melihat ketenangan Selena, Michelle merasa gelisah. Wanita ini berbicara seolah-olah dia mengenalnya.Dia berusaha mengingat-ingat, tetapi dia tidak dapat memikirkan siapa pun yang mungkin dia kenal. Tidak mungkin, pasti wanita ini berpura-pura. Dia tidak akan lagi ditipu olehnya!Mira dan Rudy menatap satu sama lain, keduanya tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.Jari Selena menyentuh ujung topeng yang basah, perlahan-lahan dia mulai merobek topeng itu sedikit demi sedikit.Mungkin karena dia sering memakai topeng, kulitnya terlihat sangat putih, dagunya runcing, bibir merahnya tidak memakai lipstik, pipinya pun tampak merona dengan alami.Hidungnya kecil dengan tulang yang tinggi, sebuah bentuk hidung yang diinginkan oleh para selebriti.Dahinya penuh dan berkilau, matanya besar dan cerah.Ketika seluruh wajahnya muncul di depan Michelle, gambaran saat dia pertama kali melihat Selena tiga tahun yang lalu pun muncul kembali di depan matanya.Malam itu tubuh Selena berlumuran d
Semua orang melihat bahwa keadaan Rudy sedikit tidak beres. Mira pun panik.Dia sudah menikah dengan Rudy selama bertahun-tahun dan belum pernah melihat Rudy kehilangan kendali seperti ini, siapa sebenarnya wanita ini?Jangankan Mira, semua orang di dalam ruangan dapat melihat bahwa tatapan Rudy pada Selena sangat aneh.Harvey juga merasakannya, dia memeluk Selena dengan erat. Mereka berdua basah kuyup dan terlihat agak terasingkan. Akan tetapi, tatapan Harvey amat dingin, seolah-olah ingin menerkam seseorang."Guru, Nyonya, seperti yang kalian lihat dia adalah Selena Bennett, mantan istriku. Dia bukan orang yang mencurigakan, dia hanya orang yang nggak suka menarik perhatian dan nggak ingin muncul di depan umum. Pada awalnya dia datang karena saya memohon padanya untuk mengoperasi Guru, nggak pernah terpikirkan bahwa niat baik kami akan diperlakukan seperti ini. Selama ini Nona Michelle menghina dan mengganggunya dengan segala cara, tapi demi kesehatan Guru kami pun menahan diri.""Ka
Michelle juga tercengang, bagaimana bisa jadi seperti ini?Harvey makin membencinya!Meskipun ayahnya tidak menyalahkannya, tetapi pandangan terakhirnya sebelum pergi membuat Michelle ketakutan.Sejak Michelle bisa mengingatnya, ayahnya selalu sibuk setiap hari. Mereka hanya bisa bertemu beberapa kali dalam setahun.Meskipun tidak bisa melihat ayahnya, bila ada barang yang bagus, barang-barang tersebut selalu menjadi yang pertama dikirim ke halaman rumahnya. Dengan demikian dia pun tetap bisa merasakan kehangatan ayahnya.Dia tumbuh dengan sangat bahagia. Kemudian karier Rudy naik ke puncak, dia pun menjadi seperti putri. Di mana pun, dia selalu dihormati oleh orang lain.Namun sekarang dia justru dibenci oleh ayahnya seperti ini, dia lagi-lagi talah melakukan kesalahan.Mira mengikuti dan memandang Rudy dengan ekspresi menyanjung. "Rudy, masih ada makanan di dapur. Aku akan meminta seseorang untuk membawakannya padamu. Tubuhmu belum sepenuhnya pulih, kamu harus menjaganya dengan baik.
Michelle terkejut, raut wajahnya seketika berubah drastis.Apa yang ayahnya katakan? Sepertinya dia salah dengar."Ayah, ayolah. Hanya karena aku menyiramnya dengan air, Ayah ingin memutuskan hubungan ayah dan anak denganku?"Rudy duduk di kursi utama, tubuhnya memancarkan aura dingin yang tak bisa diredakan. Meskipun suaranya tidak keras, tetapi tekanan yang diberikannya amat kuat. Mira dan Michelle tidak dapat menatapnya secara langsung."Dulu saat aku dikelilingi oleh bahaya, aku takut akan membahayakanmu, maka aku meminta ibumu mengirimkanmu ke desa untuk dibesarkan. Kemudian karena kesibukanku, aku nggak punya waktu untuk mengajarimu. Nggak pernah terpikirkan bahwa kamu akan menjadi anak senakal ini. Apa kamu pikir aku benar-benar nggak tahu tentang apa yang kamu lakukan?"Rudy mulai memarahinya, "Prestasimu saat sekolah sangat buruk, kamu nggak mau belajar dari buku melainkan dari seni bela diri, mengatakan bahwa kamu melakukannya untuk mengabdi pada negara. Aku tahu betul bahwa