"Apa maksud Anda?" tanya Hayden dengan serius.Usai melihat sekilas pembantu di sekitarnya, Selena berkata, "Tuan Hayden, apa kita bisa bicara berdua sebentar?""Ikut saya."Molin juga hendak mengikutinya, namun karena Hayden tidak tahu apakah dia akan memberikan tekanan pada dirinya, dia menyuruh Molin untuk beristirahat di lantai bawah.Selena mengikutinya ke ruang baca, kemudian pintu dikunci.Saat sekitarnya sepi, Hayden berterus terang, "Nona Selena sudah susah payah mendekati adik saya, sebenarnya apa yang ingin Anda lakukan? Sekalipun Anda dan saya berselisih, Anda bisa menyerang saya secara langsung. Adik saya tidak tahu apa-apa di sini, dan hal ini tidak ada hubungannya dengan dia, jadi jika Anda berani menyentuhnya, saya ... "Sambil menodong kepala Selena dengan pistol, Hayden melanjutkan dengan dingin, "Saya akan membuat Anda menyesal hidup di dunia ini."Sementara itu, Selena yang terlihat jauh lebih tenang berkata, "Tuan Hayden, bila saya menjadi Anda, saya tidak akan sei
Sambil mengepalkan tangannya, Hayden memukul meja dengan keras, ekspresinya sangat muram, "Siapa orang yang sejahat itu sampai tega meracuni anak sekecil itu?" ujarnya."Mungkin itu ada kaitannya dengan keluarga aslinya. Dia beruntung sekali, jika dia diracuni selama setahun atau lebih, mungkin dia sudah tiada.""Tidak lama setelah dia diadopsi, dia sering sakit-sakitan dan dirawat di ICU beberapa kali, tubuhnya sangat rapuh seperti kertas."Mengingat saat-saat itu, Hayden merasa sangat sedih, "Tapi dia nurut sekali, dia tidak pernah mengeluh dengan kondisi tubuhnya," jelasnya.Mengatakannya, tiba-tiba Hayden tersadar, untuk apa dia mengatakan hal ini pada Selena! Hampir saja terbongkar.Untungnya Selena tidak terlalu memikirkannya, perhatiannya tertuju pada latar belakang Molin, "Anda adalah Kakak yang baik," ucapnya.Kemudian, Hayden segera mengubah topik pembicaraan, "Bila memang benar dia keracunan seperti yang Anda katakan, apa Anda bisa menawar racunnya?" tanyanya.Selena menggel
Hayden terlihat kesulitan mengungkapkannya, "Anak ini adalah sebuah 'kecelakaan', Ayahnya sudah meninggal, saya menggantikan figur Ayahnya. Selama ini sayalah yang merawat Molin, saya bisa mengantikannya untuk mengambil keputusan," jelasnya.Konon, putri angkat ini belum menikah. Melihat sikap Hayden yang ragu-ragu dan enggan mengatakan banyak hal, kemungkinan karena dia ingin melindungi reputasi adiknya.Sesama perempuan, Selena bisa memahami hal itu. Dia pernah mengalami hal yang serupa, dia juga ingin membantunya, jadi dia tidak terlalu memikirkan masalah ini."Baiklah, saya bisa lihat bahwa Nona Molin adalah orang yang lembut dan baik hati, dia pasti sangat menyayangi anak ini. Saya serahkan masalah anak ini pada Anda. Apabila kalian memutuskan untuk menggugurkannya, Anda bisa menghubungi saya untuk menjalani proses perawatan setelah masa nifas selesai. Jika proses perawatannya berjalan lancar, mungkin dia masih bisa hamil kembali.""Benarkah?""Saya tidak berani janji, saya hanya
Selena menggeleng-geleng, menyingkirkan khayalan yang ada dalam benaknya.Sebenarnya tidak ada yang aneh dengan tindakan itu. Tubuh Molin yang lemah membuat orang merasa kasihan, sementara Hayden yang menyaksikannya tumbuh dewasa, sejak lama sudah menganggapnya seperti adik kandungnya sendiri.Ini sama halnya dengan hubungan Arya dan dirinya, biarpun tidak ada hubungan darah, mereka lebih dekat daripada hubungan biologis. Kenapa dirinya malah memikirkan hubungan mereka dengan pemikiran yang kotor seperti itu?Selena meninggalkan kediaman keluarga Aswin. Angin dingin yang menusuk bertiup, dia masuk ke dalam mobil, menyalakan pemanas, dan perlahan embun-embun pada kaca segera menghilang, kemudian dia mengusap-usap tangannya dan menginjak pedal gas.Di kota yang asing namun familier ini, dia merasa kesepian saat menyetir, mungkin karena terpengaruh oleh kehidupan Molin yang menyedihkan.Anak-anaknya tidak ada di sisinya, Arya juga sudah lama meninggal, bahkan sahabat satu-satunya juga tid
Dengan lengannya yang panjang, Harvey mendekapnya erat dalam pelukannya, menghilangkan rasa dingin dari tubuhnya.Sementara itu, Selena membenamkan kepalanya di dada Harvey dengan patuh, tangannya melingkari pinggangnya yang ramping, "Jangan bergerak, biarkan aku memelukmu," ujarnya.Selama bertahun-tahun, dia sering merasa kesepian, tidak memiliki siapa-siapa, menjalani kehidupan sendirian.Dia ibarat burung yang tidak kenal lelah, yang juga ingin mencari tempat untuk beristirahat sejenak."Baiklah," kata Harvey yang mengikuti perkataan Selena sambil memeluknya dengan tenang di tengah cahaya bintang yang redup.Mengenal Selena begitu lama membuat Harvey tahu betul kepribadiannya, "Seli, aku di sini," katanya dengan suara lembut.Selena mendengar degup jantung Harvey yang kencang untuk waktu yang lama. Setelah tubuhnya berkeringat akibat pengaruh dari pemanas, barulah dia melepaskan Harvey.Kemudian, Harvey pun bertanya, "Apa kamu sudah merasa lebih baik?""Aku sudah merasa jauh lebih
Merasa terganggu dengan tindakan pria itu, Selena menggerutu, "Nggak usah aneh-aneh."Sementara itu, Harvey menggulung ujung piyama Selena, lalu memasukkan kepalanya, "Uruslah bagianmu, aku akan mengurus bagianku," ucapnya yang terdengar sumbang dari bawah baju yang longgar.Selena terdiam.Dulu Harvey memiliki sikap yang sangat dingin dan menjaga jarak, tetapi kini sikapnya berubah menjadi sangat menuntut.Dengan tubuhnya yang sedikit membungkuk, Selena bisa melihat ke dalam.Di tengah cahaya biru yang berkedip-kedip di layar, leher Selena terangkat tinggi, dan sebuah bantal empuk disampirkan di pinggangnya oleh Harvey.Pakaiannya tergulung hingga ke dada, memperlihatkan perut kecilnya yang rata."Seli ... ," bisik Harvey tanpa sadar.Kejadian ini berakhir di tengah malam, film sudah selesai sejak tadi, Selena terbaring lemas di dadanya, enggan bergerak.Harvey mencium keningnya dan berkata, "Aku gendong kembali ke kamar, ya."Melihat pakaian yang berserakan di bawah sofa, wajah Selen
Di malam yang sunyi, Molin bersandar dalam pelukan Hayden, "Hayden, hari ini dokter hebat itu bilang apa padamu? Tolong beritahu aku," katanya.Sambil menepuk bahunya dengan lembut, Hayden menjawab, "Bukan apa-apa. Kenapa kamu nggak bilang padaku kalau dulu kamu begitu menderita?"Kalau bukan karena peringatan Selena, hari ini dia akan sengaja menyuruh orang untuk menyelidikinya, tetapi dia juga tidak akan tahu apa yang sudah dilakukan Molin demi bisa hamil.Setiap kali Molin mengabaikannya dengan dalih mau menjaga kesehatannya, dia tidak tahu betapa menderitanya Molin di balik perkataan tersebut."Semua sudah berlalu, lihat aku sekarang, aku baik-baik saja, kan? Lagi pula, aku cuma ingin memberimu seorang anak," ujar Molin mengernyit.Dia mengusap-usap dada Hayden seperti seekor kucing, "Aku nggak punya penyesalan seumur hidup kalau bisa mengandung anakmu. Hayden, ayolah, jangan salahkan aku," katanya."Kamu ini," ucap Hayden menghela napas dengan lemas.Sambil meraih tangannya dan me
Air mata mengalir di wajah Molin. Separuh hidupnya yang kesepian akhirnya berubah setelah diadopsi oleh keluarga Aswin. Bertemu dengan Hayden adalah momen yang paling membahagiakan dalam hidupnya.Dia tidak minta apa pun, dia hanya ingin memberinya seorang anak, tetapi mengapa Tuhan begitu kejam? Bahkan anak yang didapatkannya dengan susah payah harus diambil secara paksa dengan tangannya sendiri.Dia dan Hayden saling menyelamatkan, mereka tidak bisa hidup tanpa satu sama lain."Hayden, kalaupun kita harus menggugurkan anak ini, boleh nggak aku mempertahankannya sebentar lagi? Karena mungkin ... mungkin aku nggak akan bisa hamil lagi nantinya."Hayden meraih tangannya, lalu mengusap air matanya dan berkata, "Tapi sayang, lebih cepat lebih baik. Seiring berkembangnya anak kita, kamu akan semakin sulit untuk melepaskannya.""Aku cuma ingin merasakan menjadi seorang ibu," ujar Molin menangis tersedu-sedu."Ya sudah, ya sudah, jangan menangis, terserah kamu saja. Pokoknya, sebelum tiga bu