Share

Bab 72 - Dari Hati ke Hati

“Apa yang sedang kamu lakukan? Kamu mengabaikan telepon dan pesan dariku setelah kamu berjanji di depan kamera bahwa kamu akan membahagiakan aku. Apa kamu sedang bercanda?” tanyaku tanpa basa-basi.

“Aku tidak bercanda. Kamu tahu bahwa aku serius dengan semua ucapanku kepadamu,” protesnya. Dia mendesah pelan. “Aku pengangguran, Brie. Aku tidak punya apa-apa lagi. Bagaimana aku bisa memasang mukaku di depanmu dengan keadaanku ini?”

Laki-laki dan harga dirinya. Hal yang sering sekali tidak bisa aku mengerti. Dia menundukkan kepala, sama sekali tidak mau melihat ke arahku. Pasti dia merasa sedang berada di titik terendah dalam hidupnya. Aku pernah berada pada posisi itu. Bukan hal yang ingin aku alami lagi.

“Aku akan terbang ke Bali pada hari Minggu besok.” Aku bisa melihat dari sudut mataku ketika dia mengangkat wajahnya dan mengarahkan pandangannya kepadaku. “Jadi, aku menghubungi kamu untuk berpamitan. Aku tidak akan pernah kembali ke Jakarta lagi.”

“A

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status