Share

12. Mustika Api

Aruna menghampiri jasad kakeknya yang kembali diletakkan di atas balai bambu oleh orang-orang Baka Nirdaya. Wajah teduh pria paruh baya itu terlihat begitu tenang. Bibirnya memucat, beberapa titik kulit wajah tampak membiru. Pangeran Astagina itu terus berusaha menahan tangis yang kembali terpacu oleh keharuan orang-orang di padepokan ini.

“Apa yang hendak kau lakukan?” tanya Ki Bayanaka.

“Kakek dan ayahanda selalu mengatakan bahwa kami memiliki unsur pembentuk api dalam darah,” ucap Aruna sembari menyingkap kain yang menutup tubuh Sanggageni.

“Lantas?” Ki Bayanaka penasaran.

“Bukan kah manusia berasal dari tanah?” tanya Aruna sambil terus memperhatikan seluruh tubuh kakeknya, terutama pada bagian jantung.

“Ya, benar!”

“Entah mengapa aku yakin bila seseorang mati maka dia akan kembali menjadi tanah seperti asalnya,” jawab Aruna sama sekali tak memperhatikan lawan bicaranya.

“Lantas?” tanya Ki Bayanaka lagi.

“Unsur penyusun api itu, Ki. Meski sudah berada dalam tubuh sejak lahir, ia te
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status